Jika semua telah kau lakukan, tetapi belum memberi pengaruh pada perubahan sikap anakmu, janganlah kau berputus asa. Teruslah berharap. Teruslah berdoa dan memohon kepada-Nya.
Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Pernahkah kau merasa gagal menjadi orang tua? Saat kau menyaksikan anakmu tidak mempunyai prestasi akademik seperti teman-temannya. Saat ia tidak pernah berhasil menjadi juara hingga tidak ada satu pun piala yang berhasil dibawanya pulang.
Jika hanya karena prestasi akademik, kau tak perlu terlalu merisaukannya. Sebab, kemampuan intelektual itu berbeda. Tidak semua orang pandai dalam ilmu-ilmu eksakta, seperti matematika atau kimia. Namun, ada pula yang pandai dalam ilmu humaniora, seperti sejarah atau bahasa.
Bahkan, ada pula yang tidak pandai dalam keduanya. Namun, ia memiliki sifat lemah lembut, santun, serta penyabar. Ia juga rajin beribadah tanpa perlu kau ingatkan. Ini adalah hal yang harus kau syukuri. Sebab, inilah yang akan menolongmu di akhirat kelak. Segala perbuatan baik yang kau ajarkan akan menjadi amal jariah bagimu. Pahalanya akan terus mengalir untukmu, meskipun kau tidak ikut melakukannya.
Namun, engkau pantas merasa gagal saat anakmu jauh dari Tuhannya. Ketika ia tidak mau menjalankan ibadah salat lima waktu. Saat anak laki-laki lain pergi ke masjid atau musala untuk salat berjemaah, ia justru mendengarkan musik dan menyanyi dengan keras.
Ia juga tidak pernah menjalankan puasa di bulan Ramadan. Di saat anak-anak lain sedang sibuk mengisi bulan Ramadan dengan memperbanyak ilmu, ia sibuk bermain gim video bersama teman-temannya di warung kopi. Saat yang lain sibuk mengkhatamkan Al-Qur'an, ia sibuk merokok dan menghabiskan gorengan.
Seorang anak perempuan yang suka berdandan ketika keluar rumah. Ia menampakkan aurat dan kecantikannya kepada laki-laki asing yang bukan mahramnya. Jika pun memakai kerudung dan gamis, ia tetap menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Padahal, ia sudah balig. Ia sudah menjadi mukalaf yang dibebani hukum. Ia akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap perbuatan yang dilakukannya. Ia juga akan disiksa ketika meninggalkan kewajiban-kewajibannya. Segala nasihat yang diberikan tidak pernah diindahkannya. Seolah-olah masuk ke telinga kanannya dan langsung keluar dari telinga kirinya. Tidak ada bekasnya sama sekali. Di saat itulah, kau pantas bersedih, karena kelak kau pun akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. atas semua itu.
Padahal, kau telah memasukkan dia ke sekolah berbasis agama. Bahkan, ia pernah menempuh pendidikan di pondok pesantren. Namun, ilmu agama yang diperolehnya tidak memberi manfaat kepadanya. Bahkan, ia telah banyak melupakannya.
Meskipun merasa gagal, janganlah engkau berputus asa dan meratapi nasib. Apalagi hanya menumpahkan kemarahan kepadanya. Hal itu tidak akan memberi manfaat apa pun bagimu.
Cobalah untuk melakukan introspeksi diri. Lakukanlah muhasabah. Mulailah dari makanan dan minuman yang telah kau berikan kepadanya. Apakah semua berasal dari rezeki yang halal? Jangan-jangan, ada di antara makanan atau minuman itu yang kau beli dengan uang yang haram meskipun itu hanya sesuap nasi atau setetes air. Rasulullah saw. telah bersabda dalam hadis riwayat Tirmidzi,
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إلَّا كَانَتِ النَّارُ أوْلَى بِهِ
Artinya: “Ya, Ka’b bin ‘Ujrah, tidaklah daging yang tumbuh dari barang yang haram, kecuali neraka lebih utama baginya.”
Anak yang tumbuh dengan makanan dari rezeki yang haram, akan malas beribadah. Di samping itu, anggota tubuhnya akan gemar melakukan maksiat kepada Allah Swt. Doa-doanya pun tidak dikabulkan oleh Allah Swt.
Jika memang ada di antara makanan atau minuman itu yang tidak halal, bertaubatlah. Mohon ampunlah kepada-Nya atas kelalaian yang telah kau lakukan. Kelalaian yang akibatnya diterima oleh anakmu.
Jika kau yakin bahwa semua makanan dan minuman yang kau berikan merupakan barang yang halal, cobalah mengevaluasi perbuatanmu di masa lalu. Mungkin ada di antara perbuatanmu yang telah menyakiti hati orang tuamu, terutama ibumu. Mungkin kau pernah membentaknya, tak mau mendengarkan nasihatnya, atau berat hati saat melaksanakan perintahnya. Salah satu dosa yang hukumannya langsung diberikan oleh Allah Swt. di dunia adalah dosa karena durhaka kepada orang tua. Mungkin, perilaku buruk anakmu itu merupakan hukuman Allah Swt. atas kesalahan-kesalahan yang kau lakukan pada orang tuamu.
Jika orang tuamu masih ada, minta maaflah kepada mereka. Mohonlah kerelaan dari mereka atas segala sikap tak terpuji yang pernah kau lakukan terhadap mereka. Mintalah keridaan mereka atas dirimu.
Jika mereka telah tiada, perbanyaklah membaca istighfar di sepertiga malam. Ketuklah pintu maaf dari-Nya. Semoga hal itu akan menggugurkan dosa-dosa yang kau lakukan karena durhaka kepada orang tuamu. Tak lupa sebut nama anakmu dan panjatkan doa untuknya.
Jika hal itu belum belum mengubah perilaku buruk anakmu, cobalah perhatikan apakah kau pernah marah kepadanya hingga tidak meridanya? Jika itu yang terjadi, segera mohon ampunlah kepada Allah Swt. Sampaikan kepada-Nya bahwa apa pun kondisi anakmu, engkau meridainya. Semoga dengan cara ini, Allah Swt. akan membukakan hidayah baginya. Sebab, rida Allah Swt. terletak pada rida orang tua.
Jika semua telah kau lakukan, tetapi belum memberi pengaruh pada perubahan sikap anakmu, janganlah kau berputus asa. Teruslah berharap. Teruslah berdoa dan memohon kepada-Nya.
Doa tidak selalu dikabulkan pada saat itu juga. Adakalanya doa itu dikabulkan saat kita telah tiada. Mungkin juga doa itu belum dikabulkan karena Allah Swt. suka jika kita berdoa kepada-Nya.
Satu hal yang pasti, apa pun keadaan anakmu, jangan pernah mendoakan keburukan untuknya. Sebesar apa pun kemarahanmu, tahanlah lisanmu dari mengucapkan doa-doa yang buruk meskipun hanya satu kali saja. Hal itu akan menjadi penyesalan bagimu. Sebab, tidak ada penghalang antara doa orang tua, terutama ibu, dengan Allah Swt. Oleh karena itu, jika kau mendoakan keburukan untuk anakmu, keburukan pula yang akan didapatkannya. Sebaliknya, panjatkanlah doa-doa terbaik baginya. Semoga Allah Swt. Yang Maha Penyayang mengabulkan doa-doamu.
Inilah sikap seorang muslim yang harus kita miliki. Sikap yang senantiasa diperintahkan oleh Allah Swt. Sikap yang harus kita jadikan sebagai karakter kita. Semoga Allah Swt. memberi kekuatan kepada kita untuk memiliki karakter seperti ini. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
Wallaahu a’lam bi ash-shawaab. []
Doa orang tua sangat ampuh teruslah berdoa. Nutrisi terbaik bagi ortu naskah ini. Jazakillah khairan mbakku hadirnya.
Rabbi habli minash sholihin
Masyaallah, petuah yang sangat berharga.
Jazakillah khoyron katsiron wa barokallahu fiik, Mbak
Semoga Allah menjadikan anak-anak kita orang-orang yang saleh dan muslih. Aamiin
Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Meskipun anak-anak kita belum sesuai dgn yg diharapkan, tetapi jangan pernah berhenti mendoakan dan membimbing mereka.
Betul mbak, hanya Allah Swt. tempat kita menggantungkan harapan.
Di kalangan para nabi saja ada yang diuji dengan anaknya. Apalagi kita. Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita dalam mencetak generasi Islam sesuai syariat-Nya.
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin
Syukron tulisannya mbak. Bnr2 jadi pengingat
'afwan mbak. Terutama jadi pengingat bagi diri saya.
Meski mau menyangkal, tapi begitulah realitasnya saat ini. Semoga kita tetap bersabar dan mendoakan anak-anak kita dalam kebaikan.
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin
Zaman semakin berat, tantangan generasi muslim juga makin berat akibat banyaknya fitnah.. Doa meminta perlindungan kepada Allah agar anak-anak dan keluarga tetap berada di jalan Islam, jalan yg diridhoi Allah...
Betul Mbak. Doa menjadi senjata bagi kita agar Allah senantiasa menjaga kita
Semoga doanya diijabah amiin
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin
Fakta ini yang banyak terjadi hari ini. Anak-anak jauh dari agama. Warkop banyak berisi anak-anak yang main gim. Pergaulan bebas juga makin dianggap lumrah. Sungguh memprihatinkan.
Semoga Allah menjaga anak-anak kita dari berbuat maksiat, di masa pun mereka berada. Aamiin
MasyaAllah, betapa sedihnya jika gagal mendidik anak untuk bertakwa kepada Allah, bacanya sedih saya, banyakan anak gen Z terbawa arus sekularisme, jauh dari takwa dan bakti pada orang tua. Betul baget, terus berdoa agar anak menjadi anak salih dan salihah.
Betul Mbak, jangan sampai kita merasa bosan untuk berdoa.
Benar sekali bahwa rida Allah tergantung rida ibunya demikian juga murka Allah tergantung murka ibunya. Jgn pernah mendoakan anak dengan keburukan karena akan merugikan diri sendiri juga anak yg didoakan.
Betul Mbak, apa pun keadaan anak, kita harus meridainya agar Allah pun meridainya.
Satu hal yang pasti, apa pun keadaan anakmu, jangan pernah mendoakan keburukan untuknya. Sebesar apa pun kemarahanmu, tahanlah lisanmu dari mengucapkan doa-doa yang buruk meskipun hanya satu kali saja.
MaasyaAllah terimakasih pengingat nya mbak..
Ini adalah ucapan ibu saya yang saya jadikan sebagai pengingat diri saya, Mbak. Memang tidak mudah, tapi dengan izin Allah, insyaallah kita bisa.