Kalian perhatikan, langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berbondong-bondong menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.
Oleh. Siti Komariah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ketika ia gugur di medan perang, langit tiba-tiba berubah menjadi mendung, hitam kelabu. Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Kalian perhatikan, langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berbondong-bondong menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”
Siapa yang tidak mengenal nama Nusaibah binti Ka'ab. Perisai Rasulullah yang gagah berani terjun ke medan perang. Setelah ia merelakan suami dan kedua anaknya untuk menolong agama Allah, dia pun ikut terjun ke medan perang untuk berperang melawan musuh-musuh Allah hingga kematian menjemputnya.
Kisah Nusaibah binti Ka'ab jelas tidak asing di telinga kaum muslimah. Ia adalah salah satu perempuan yang menorehkan tinta emas dalam sejarah Islam. Nusaibah adalah sahabiyah pertama dari dua perempuan yang beriman kepada Rasulullah dan menggabungkan dirinya bersama 70 laki-laki Anshar untuk berbaiat kepada Rasulullah di Aqabah kedua. Nusaibah juga dikenal dengan julukan Ummu Imarah dan Perisai Rasulullah. Dedikasinya untuk Islam sangat luar biasa.
Teladan Nusaibah binti Ka'ab
Banyak teladan yang bisa diambil dari perjalanan hidup Ummu Imarah ini, yaitu:
Pertama, seorang muslimah wajib memahami peran utama mereka sebagai ummu warabbatul bait. Nusaibah binti Ka'ab adalah perempuan yang mulia dan pemberani. Dia mendedikasikan dirinya hanya untuk menolong agama Allah, bahkan tidak takut mati di jalan Allah.
Dari kisah Ummu Imarah kita bisa belajar bahwa peran utama seorang perempuan adalah menjadi ibu dan pengurus rumah tangganya. Nusaibah mendedikasikan dirinya untuk menjadi seorang istri yang senantiasa membersamai suaminya dan mendukungnya dalam membela agama Allah. Dia juga ibu terbaik yang melahirkan anak-anak yang siap berjuang di jalan Allah. Didikan Nusaibah kepada anak-anaknya membuat mereka mampu memahami perjuangan ayah dan ibunya. Bahkan, mereka memiliki jiwa rela berkorban dan tidak gentar turun ke medan perang walaupun usianya masih sangat muda.
Begitulah seharusnya kaum perempuan saat ini. Jangan terlena dengan kehidupan yang fana, apalagi masuk dalam jebakan racun feminisme yang terus digencarkan oleh musuh-musuh Islam. Kita tidak boleh kalah dengan racun yang mereka suarakan, tetapi kita harus melawan mereka dengan opini-opini bahwa Islam memuliakan perempuan. Selain itu, juga dengan menunjukkan bahwa peran utama seorang ibu yang paling mulia adalah menjadi ummu warabbatul bait, bukan yang lainnya.
Generasi butuh ibu yang tangguh dan taat syariat agar mereka juga tidak terkena racun-racun kapitalisme sekuler yang merusak pemikiran mereka saat ini. Nantinya, generasi ini siap menjadi agent of change yang membawa pada kebangkitan hakiki dan siap menjadi the next Muhammad al-Fatih untuk menaklukkan kota Roma.
Kedua, ketaatan kepada Allah dan Rasulullah tanpa tetapi.
Saat suami dan kedua anaknya gugur di medan perang, Nusaibah pun bergegas mengambil kuda dan bertemu dengan Rasulullah untuk meminta izin ikut mengangkat senjata melawan musuh-musuh Allah. Namun, Rasulullah berkata "Nusaibah yang dimuliakan Allah, belum masanya wanita mengangkat senjata. Saat ini kau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang terluka. Pahalanya sama dengan engkau turun berperang." Nusaibah pun mengikuti perintah Rasulullah untuk merawat para tentara yang terluka.
Tidak hanya itu, Nusaibah adalah salah satu wanita yang menyegerakan untuk beriman kepada Allah dan berbaiat kepada Rasulullah. Kepatuhan Nusaibah terhadap perintah Rasulullah dan keimanannya pada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah seharusnya menjadikan para muslimah pun demikian. Apa pun yang dibawa oleh Rasulullah dan diperintahkan oleh Allah, maka kita wajib mengikutinya tanpa tetapi. Tidak ada alasan nanti untuk melaksanakan syariat Allah, apalagi sampai mencari alasan dengan berbagai dalih untuk memenuhi hawa nafsu semata dan meraih dunia yang fana. Sebab, dalam perintah Rasulullah, ada pahala yang terkandung di sana dan pastinya membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ketiga, senantiasa berada dalam barisan para pejuang.
Nusaibah binti Ka'ab adalah kisah heroik muslimah yang berada di barisan para pejuang untuk membela agama Allah. Ia tidak pernah gentar untuk terjun ke medan perang mendampingi Rasulullah dalam beberapa peperangan, bahkan menjadi perisai Rasulullah yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk melindungi Rasulullah. Kita pun sebagai seorang muslimah wajib menjadikannya teladan untuk berjuang di jalan Allah. Berada dalam barisan dakwah untuk membongkar makar-makar musuh Islam dan menelanjangi kebobrokan sistem kapitalisme sekuler yang menyengsarakan manusia.
Kontribusi muslimah dalam dakwah pun sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk melahirkan generasi-generasi pejuang Islam, tetapi mengingatkan muslimah di seluruh dunia agar sadar dan ikut berada dalam barisan dakwah serta bersama-sama memperjuangkan kebangkitan Islam.
Tunggu Apa Lagi!
Kecintaan Nusaibah binti Ka'ab kepada Allah dan Rasulullah, serta keinginannya menjadi penghuni surga sebagaimana janji Allah yang disediakan hanya untuk orang-orang bertakwa senantiasa membuat dia terus berada di barisan terdepan para pejuang Islam. Dia tidak rela jika menjadi manusia yang tertinggal sedikit pun dari barisan dakwah. Kecintaannya terhadap surga telah membuatnya mengalahkan apa pun yang dia rasakan. Beliau berusaha menjadi manusia terbaik untuk menjemput janji Allah. "Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (TQS. Ali Imran: 133)
Jika Nusaibah berusaha menjadi wanita terbaik karena keyakinannya terhadap surga, lantas bagaimana dengan kita? Seberapa besar keyakinan dan kecintaan kita terhadap surganya Allah? Mengapa saat ini kita masih sibuk dengan urusan dunia dari pada urusan yang berkaitan dengan Allah? Tidakkah kita ingat bahwa dunia ini hanyalah fana, akhirat selamanya? Bukankah semua yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah? Bukankah pahala yang disediakan untuk kita lebih besar daripada para sahabat terdahulu?
Kita harusnya bisa bercermin dari Ummu Imarah. Jika Nusaibah tidak pernah gentar menghadapi musuh Allah di medan perang, seharusnya kita pun tidak pernah gentar menyampaikan kebenaran di tengah-tengah umat. Jika Nusaibah rela tubuhnya tersayat oleh tajamnya pedang para musuh, seharusnya kita pun rela menghabiskan waktu dan pikiran kita untuk kebangkitan Islam. Jika Nusaibah berani mengangkat senjata untuk melindungi Rasulullah, kita pun seharusnya tetap mampu menggoreskan pena kita di jalan dakwah. Apalagi, satu tulisan mampu menembus ribuan kepala yang ada di dunia ini.
Lalu apa yang membuat kita berdiam diri untuk tidak berdakwah dan menggoreskan pena kita untuk berada di barisan para pejuang? Bukankah janji Allah telah jelas bagi orang-orang yang menolong agama Allah. Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, pastilah Dia akan menolong kalian.” (TQS.Muhammad: 7)
Banyak cara untuk terus berkontribusi dalam barisan dakwah. Jika engkau tidak mampu untuk berbicara, menulislah. Jika engkau tidak mampu menulis, cukup ajak teman untuk datang majelis. Namun, jika mengajak teman datang ke majelis pun sulit, cukup engkau menyebarkan dakwah melalui media sosialmu dan jadilah buzzer-buzzer muslim yang senantiasa ikut serta menyebarkan dakwah. Ingatlah bahwa semakin banyak kita berkontribusi dalam perjuangan ini, maka semakin dekat pula kita dengan surganya Allah yang kenikmatannya lebih besar dari pada kenikmatan dunia. Sebagaimana halnya Nusaibah binti Ka'ab yang tidak ingin mengambil aktivitas perjuangan dakwah yang ringan.
Mari, satukan pemikiran dan perasaan dalam ikatan akidah Islam! Wahai, Pejuang Islam, ayo, jemput bisyarahRasulullah atas kebangkitan Islam. Janji Rasulullah bukanlah sekadar janji, tetapi ia adalah sebuah kepastian. Yakinlah siapa yang bekerja keras, dia akan mendapatkan hasil kerja kerasnya. Tidak ada yang palsu ketika Allah dan Rasul-Nya telah berjanji. Sebab, ini bukan janji si doi yang tidak pasti.
Wallahu a'lam bishawab []
MasyaaAllah.. Nusaibah binti Ka'ab adalah sosok teladan muslimah sepanjang masa.
MaasyaAllah keren banget tulisannya. Ayo ah, bergegas meneladani Nusaibah dalam mendedikasikan hidupnya untuk Islam.
Barakallah mbak Riah..
Semoga bisa meneladani Nusaibah.. keren!
Masyaallah. Generasi saat ini memang sangat membutuhkan ibu yang berjiwa pejuang dan pemberani dalam membela Islam.
Barakallah mba @Siti. Naskahnya jadi inspirasi buat para muslimah untuk memaksimalkan peran utamanya.
Betul, Mba. Yuk semangat semoga kita bisa menjadi Nusaibah selanjutnya
Aamiin
Tulisannya bagus. Semoga kita bisa mengikuti jejak juang Nusaibah. Barakallahu fiik untuk penulis
Aamiin. Wa fiik barakallah mba Firda
Keren kak
Alhamdulillah, semoga Bermanfaat
Masya Allah, tulisannya keren. Barokallah.
Kalo rumah model minimalis itu bagus, tapi dakwah harus maksimalis. Satukan pemikiran dan perasaan dalam ikatan akidah Islam! Yuk berlomba menjadi next Nusaibah!
Yuk yuk.
Bismillah, siap melangkah menyatukan pemikiran, perasaan, dan aturan dalam ikatan akidah Islam agar bisa jadi the next Nusaibah Ummu Imarah.
Barokallahu fiik, Mbak
Siap mba. Semoga kita tetap dalam ikatan akidah, satu pemikiran, dan satu perasaan untuk menyongsong tegaknya Islam. Aamiin