Jadilah Pemburu di Awal Waktu

Pemburu waktu

Ibadah seorang hamba diterima atau tidak, itu adalah hak prerogatif Allah. Namun, kita tetap harus mengusahakan yang terbaik menjadi pemburu salat di awal waktu

Oleh. Wiwik Hayaali
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Pada umumnya manusia ingin menjadi yang pertama ketika dihadapkan dengan hadiah ataupun reward. Mereka akan berusaha maksimal agar mendapatkan hadiah terbaik. Bahkan manusia berlomba-lomba, kadang ada yang melakukan berbagai macam cara demi mendapatkan sesuatu yang didambakan. Begitu pula harusnya ketika manusia dihadapkan dengan ibadah utama yang sudah jelas keutamaannya di hadapan Allah. Akan tetapi, banyak manusia yang sering menunda melaksanakan ibadah utama ini dengan berbagai macam alasan. Bukannya dikerjakan diawal waktu, melainkan dilakukan di akhir waktu.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Nabi Muhammad saw., “Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?Nabi Muhammad menjawab, Salat tepat pada waktunya’. Kemudian apalagi? Nabi Muhammad menjawab, Berbakti kepada kedua orang tua’. Lalu apa lagi? Nabi Muhammad menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.”

Dari hadis tersebut, kita semua tahu, salat merupakan amalan utama yang dicintai oleh Allah. Akan tetapi, sudahkan kita melakukan salat di awal waktu (tepat pada waktunya)? Apakah kita masih sering menunda-nunda menunaikan ibadah utama dengan berbagai macam alasan? Entah karena sibuk menyelesaikan pekerjaan, sibuk scroll media sosial, merasa lelah dan ingin segera istirahat, serta beragam aktivitas lain yang sering kita gunakan sebagai alasan menunda ibadah utama, astagfirullah. 

Dari salah satu sahabat yang bernama Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada hari kiamat, pertama kali yang akan Allah Taala hisab atas amal seorang hamba adalah salat. Jika salatnya baik, maka dia akan beruntung dan selamat. Jika salatnya rusak, maka akan rugi dan celakalah dia.” (HR. Tirmidzi Nomor 413 dan An-Nasa’I Nomor 322, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Dari hadis di atas kita menjadi tahu, salat adalah ibadah utama yang akan dihisab oleh Allah. Lantas, sudah baikkah salat kita? Layakkah ibadah salat yang kita lakukan menjadi penolong kita kelak. Sudah ikhlaskah diri kita melakukan ibadah utama karena Allah? Atau kita masih mengharapkan pujian, pengakuan dari manusia bahwa diri termasuk orang saleh? Astagfirullah.

Lalu, berapa kali dalam sehari kita sudah melakukan salat di awal waktu? Bahkan sering kali kita melakukan salat terburu-buru seolah dikejar oleh sesuatu yang membuat ruku dan sujud menjadi tidak sempurna.

Di dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Seburuk-buruknya pencuri adalah yang mencuri dari salatnya. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dalam salat?. Rasulullah bersabda, Dia tidak sempurna rukuk dan sujudnya’.” (HR. Imam Ahmad).

Apakah kita masih sering menjadi pencuri dalam salat seperti yang Rasulullah sabdakan? Bahkan sering raga melakukan salat, tetapi pikiran berkelana entah ke mana? Lantas, layakkah ibadah utama itu kita sombongkan? Seolah diri sudah melakukan ibadah terbaik, aku selalu salat lima waktu, jelas amalanku lebih banyak dari orang lain, begitukah? 

Hei, memang kamu siapa? Dengan percaya dirinya kamu merasa lebih baik ibadahmu dibandingkan dengan yang lain. Ibadah seorang hamba diterima atau tidak, itu adalah hak prerogatif Allah. Yang bisa kita usahakan adalah berusaha yang terbaik, menjadi pemburu di awal waktu, terutama ibadah salat.

Lantas, apa yang harus kita lakukan agar bisa melakukan ibadah utama di awal waktu? Berikut tip-tip yang bisa kita usahakan:

Pertama, untuk memulai perubahan menjadi lebih baik, hal pertama kita harus sadar  bahwa ternyata salat kita masih berantakan. Salat kita masih jauh dari kata layak. Salat kita masih belum khusyuk. Salat kita belum tuma’ninah. Salat kita masih sering dilakukan di akhir waktu. Selain itu, kita juga harus sadar dan terus belajar, ternyata banyak sekali keistimewaan salat di awal waktu. Banyak sekali kebaikan yang bisa kita peroleh melalui ibadah utama ini. Jadi sangat disayangkan jika kita melewatkannya begitu saja.

Kedua, niat. Ingat segala sesuatu harus kita mulai dengan niat. Bicaralah pada Allah, “Ya, Allah, mulai hari ini hamba ingin memperbaiki salat hamba. Hamba ingin bisa konsisten salat di awal waktu”. Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niatnya.

Ketiga, setelah niat sudah kita utarakan, hal berikutnya adalah berdoa. Minta pada Allah agar dikuatkan iman kita. Minta sama Allah agar kita bisa konsisten memperbaiki ibadah salat, terutama bisa salat di awal waktu. Ingat! Allah pasti kabulkan doa-doa hamba-Nya.

Keempat, cari komunitas yang sekufu. Circle pertemanan kita sedikit banyak akan memengaruhi kita. Jadi, pandai-pandailah mencari teman. Cari teman yang bisa membawa perubahan positif pada diri kita. Berkumpullah dengan orang-orang yang selalu meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Bergaullah dengan mereka yang terbiasa melaksanakan salat di awal waktu.

Kelima, setting alarm di Android di jam-jam salat sebagai pengingat bahwa sudah waktunya kita meninggalkan kesibukan dan kembali pada Allah. Kenapa Android? Karena benda canggih itu tidak pernah kita tinggalkan. Ke manapun kita pergi selalu membawanya. Alarm ini sebagai pengingat kedua kita setelah azan. Selain itu, ada sebagian orang yang bekerja di tempat-tempat di mana tidak terdengar suara azan, jadi alarm bisa menjadi solusi untuk mengingatkan diri bahwa waktu salat telah tiba. 

Keenam, terus belajar, jangan mudah berpuas diri dan tinggalkan kesombongan. Sikap ini akan membuat kita menjadi pribadi yang semakin baik. Dengan belajar wawasan kita tentang ilmu dunia akhirat bertambah. Sikap tidak mudah berpuas diri akan membuat kita selalu meng-upgrade diri menjadi pribadi positif yang bisa menebar manfaat. Meninggalkan kesombongan akan membuat kita merasakan nikmatnya beribadah. Jadi, tidak hanya kita yang menjadi pemburu ibadah salat di awal waktu. Namun, orang-orang di sekitar kita pun tergerak untuk melakukannya. Jadi, ayo semangat menjadi pemburu di awal waktu. Semoga Allah meridai.

Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Wiwik Hayaali Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Sayang, Biarkan Umi Bercerita!
Next
Ummu Fadhl (Lubabah binti Al-Harits)
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
10 months ago

Nasihat diri. Semoga kita senantiasa terdepan dalam ketaatan. Barokallahu fiik

Firda Umayah
Firda Umayah
10 months ago

Semoga kita semua termasuk orang yang bersegera dalam melakukan ibadah dan kebaikan. Aamiin

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
10 months ago

Barakallah mbak....

Novianti
Novianti
10 months ago

Reminder buat kita semua tentang perkara yang sangat penting. Alhamdulillah

Maftucha
Maftucha
10 months ago

Barakallah mbak, semoga kita termasuk orang-orang yang bersegera dalam melaksanakan setiap perintah Allah, termasuk salat

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
10 months ago

Sepakat penulis, hendaknya salat menjadi cermin perbuatan salih seseorang di tengah maraknya kezaliman dan gelimang dosa. Dan dapat mencegah perbuatan munkar.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram