Membangun impian adalah bagian untuk mendisiplinkan diri kita. Saat kita punya impian, kita akan punya tujuan hidup yang jelas
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Your dream is your struggle. Ya, itulah kesimpulan yang saya dapatkan dari pertemuan online dengan salah satu inspirator hidup saya. Beliau adalah orang yang tegar dan pantang menyerah mengejar impian. Sekalipun impian itu mungkin awalnya berasal dari trigger saat masa kecil dahulu. Sebuah kisah pilu dari seorang anak perempuan yang diperlakukan kurang baik oleh keluarganya.
Entah apa yang menjadi penyebabnya. Apakah karena kekurangan fisik pada dirinya atau yang lainnya. Yang jelas, perlakuan tak baik telah membuatnya membulatkan tekad untuk mewujudkan salah satu impiannya. Ya, pada suatu masa sang anak ingin membuktikan bahwa ia bisa menjadi sukses. Membangun rumah yang tiga kali lebih besar dari rumah orang tuanya, meskipun kala itu orang yang memperlakukan buruk menganggapnya seperti omong kosong atau mimpi semata.
Benar saja. Setelah puluhan tahun berlalu, gadis yang dulu teraniaya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, kokoh, dan terpandang di kalangan manusia lainnya. Ucapan yang dianggap sebagai mimpi akhirnya terwujud. Ia mampu membangun rumah sesuai ucapannya, memiliki keluarga, kerabat, dan sahabat yang mendukungnya, serta koneksi yang cukup luas pada masyarakat dunia. Impian yang beliau tekadkan telah membawanya kepada perjuangan hidup hingga beberapa negara telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Maka dari itu, memiliki impian adalah penting. Karena impian akan mengarahkan perjuangan hidupmu meski tak harus berawal dari sebuah penderitaan.
Bangun Impianmu, Kawan!
Saat saya menjumpai segerombolan anak sekolah berusia 15-17 tahun dan bertanya apa cita-cita atau impian mereka, sebagian besar dari mereka justru bingung dan tidak tahu apa impiannya. Saat saya tanya, setelah lulus akan melanjutkan ke mana, sebagian dari mereka juga bingung karena tingginya pendidikan kini tak menjamin kesejahteraan. Ada di antara mereka yang justru mengatakan bahwa hidup itu biarlah seperti air yang mengalir saja. Sungguh sangat disayangkan.
Kawan, membangun impian adalah bagian untuk mendisiplinkan diri kita. Saat kita punya impian, kita akan punya tujuan hidup yang jelas. Target yang terukur dan terarah. Kita juga akan menarik alam semesta untuk mewujudkan impian kita dengan afirmasi positif yang kita miliki. Namun perlu diperhatikan bahwa sebelum membangun impian kita harus tahu lebih dahulu tentang jati diri kita. Ini merupakan dasar agar impian yang ingin kita wujudkan membawa keberkahan hidup di dunia dan akhirat nanti.
Ya, kita harus memahami bahwa kita adalah hamba Allah yang diciptakan hanya untuk menghamba dan beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56. Oleh karena itu, membangun impian harus memiliki standar yang jelas yakni hukum syarak. Selama tidak menyalahi perintah-Nya, maka semua impian sah-sah saja. Selama itu bukan merupakan bagian dari berpanjang angan. Panjang angan yang bermakna tidak menyalahi kaidah hukum syarak. Misalnya seseorang yang ingin menghilang, ingin hidup abadi, atau yang lainnya.
Peradaban Islam yang mulia menjadi peradaban yang unggul lebih dari 13 abad juga berawal dari sebuah impian. Saat Rasulullah saw. menyampaikan sabda akan takluknya Konstantinopel, umat Islam yang semula tak pernah berpikir itu akan terjadi, segera mengambil sikap dan upaya untuk mewujudkan impian itu. Benar saja, Konstantinopel akhirnya tunduk dalam pemerintahan Islam pada tahun 1453 M. Masyaallah.
Don’t be Lazy, Please!
Saat kita sudah menentukan impian, langkah yang harus dilakukan tentu membuat target yang jelas dan terukur. Disiplin waktu dan kegiatan juga sangat penting. Melakukan aktivitas sesuai dengan prioritas amal juga harus selalu dijaga. Mendahulukan yang wajib, mengupayakan yang sunah, meninggalkan yang haram dan makruh, serta cermat memilih yang mubah. Impian yang kita bangun juga harus berorientasi pada akhirat. Ingatlah, setelah masa hidup habis, kehidupan akhirat adalah kehidupan selanjutnya yang kita akan kekal di dalamnya. Maka jadikanlah impianmu di dunia menjadi bekal terbaik untuk kehidupan akhiratmu kelak.
Rasulullah saw. bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amal darinya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dalam meraih impian, sudah pasti banyak rintangan yang akan kita hadapi. Termasuk rasa malas yang sering menghantui. Malas untuk meraih target yang telah ditetapkan, malas untuk mendekatkan diri pada-Nya, malas untuk bersegera menunaikan amanah, atau yang lainnya. Merasa masih memiliki waktu, merasa esok masih sehat, atau yang lainnya adalah godaan yang sering kali muncul. Padahal, Rasulullah saw. telah mengingatkan,
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari)
Bergabung kepada komunitas yang mendukung impian kita juga perlu dilakukan. Dahulu, saat saya ingin menjadi penulis ideologis, saya bergabung kepada komunitas menulis dan turut menimba ilmu di sana. Berbagai tulisan saya kirim ke berbagai media dakwah hingga saya memutuskan menjadi keluarga besar media dakwah NarasiPost.Com, meningkatkan kualitas dan intensitas menulis. Meskipun capaian saya belum mampu mengungguli kemampuan para penulis lain, saya tak menyerah dan terus berusaha bertahan dalam keluarga besar ini.
Perbanyak Usaha, Perkuat Tawakal
Dalam salah satu hukum fisika menjelaskan bahwa besarnya usaha sama dengan gaya yang diberikan dikali dengan perpindahan yang terjadi. Sehingga, sebesar apa pun gaya yang diberikan, jika tidak ada perubahan maka dianggap tidak menghasilkan usaha. Namun, ini tidak berlaku bagi Allah. Allah tidak memandang amal suatu hamba dari hasil atau perubahan yang diberikan. Bahkan, saat seseorang baru memiliki niat baik saja, belum merealisasikan niatnya, itu sudah dinilai pahala. Apalagi ketika niat itu diwujudkan dengan aksi atau usaha yang dilakukan.
Oleh karena itu, memperbanyak usaha adalah wujud keseriusan kita untuk menggapai impian. Kalaupun nanti hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi, jangan bersedih. Tak ada usaha yang sia-sia di hadapan Allah. Sungguh, betapa Allah Maha Pemurah kepada setiap hamba-Nya. Tak boleh ketinggalan adalah tawakal kepada Allah dalam setiap waktu. Baik saat akan memulai aktivitas hingga setelah beraktivitas. Tawakal bukan sekadar pasrah kepada ketetapan Allah. Imam Ghazali menyampaikan bahwa tawakal berarti menyandarkan kepada Allah Swt. atas segala kepentingan, kesulitan, dan keteguhan hati tatkala ditimpa bencana dengan disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Penutup
Memiliki impian merupakan hal penting agar kita fokus terhadap aktivitas kita. Impian seharusnya berorientasi akhirat sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya. Waspadalah dengan segala aktivitas yang dapat menyia-nyiakan waktu. Perbanyaklah usaha untuk mencapai impian sembari terus memperkuat tawakal kepada Allah Swt. Ikhlaslah untuk menerima hasil sekalipun tidak sesuai ekspektasi. Tetap bersyukur atas semua pencapaian sembari terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik.
Wallahu a’lam bishawab.[]
Masyaallah. Betul banget mba, kesuksesan seseorang biasanya diawali dari impiannya sejak kecil. Intinya jangan takut untuk bermimpi. Semoga kita bisa mewujudkan impian masing-masing. Barakallah mba@Firda. Naskahnya selalu mantul
MasyaaAllah.. bermimpilah, sebab bermimpi itu gratis. Mewujudkannya yang syulit.. Hehe.. Barakallah Mba Firda, keren naskahnya
Masya Allah, pengingat yang sangat bagus. Baarakallaah, Mbak
Barakallah mb, benar bermimpi lah dan perjuangkan impianmu..
Barakallah dan jazakillah atas remindnya. Bahwa menjalankan kehidupan ini harus ada langkah2 terukur spy bisa mencapai target. tentu, semuanya disandarkan kepada Allah
Betul sekali
Artikel ini penting dibaca oleh semua kalangan yang ingin menggapai impiannya.
Terutama pengingat untuk diri saya sendiri.
Terima kasih teh Maya
Masyaallah, motivasi untuk semua orang yang ingin menggapai impian agar memperhatikan setiap langkah-langkahnya. Barakallah mbak Firda.
Wa barakallahu fiik mbak Sartinah
Masyaallah, motivasi bagi anak muda dan yang tua. Barakallah mbak firda semoga banyak yang menjalankannya.
Wa barakallahu fiik mbak Isty