Kambing Kurban untuk Emak

"Kini tabungan Arini tinggal sedikit, sementara hari raya kurban tinggal beberapa hari lagi. Antara sedih dan khawatir jika emaknya terluka karena impian kurban tak terwujud tahun ini. Arini mencari cara untuk bisa menyampaikan dengan baik pada emak yang disayanginya."

Oleh. Lilik Yani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com- "Sabar ya, Mak. Insyaallah tahun depan Arini upayakan bisa membeli seekor kambing buat Emak. Mohon doa restu, ya, Mak!" janji Arini pada emaknya yang ingin merasakan bisa berkurban meski hanya sekali seumur hidupnya.

Arini tahu apa yang dirasakan emaknya. Emak selalu rajin mengaji di musala yang tak jauh dari rumah. Setiap tahun musala ini hanya menunggu kiriman daging dari masjid di kecamatan kota yang letaknya cukup jauh. Namun, daging yang diperoleh tak cukup untuk dibagikan pada warga di kampungnya.

Emak sedih sekali hingga menancapkan impian untuk bisa berkurban tahun depan. Apa mungkin? Sementara emak tidak bekerja. Emak berharap, ada keberkahan dari amalnya mengajar mengaji ibu-ibu di sekitar rumahnya. Arini akan mengupayakan dengan memberi les privat anak-anak yang membutuhkan tambahan pelajaran. Ia kerjakan sore hari setelah pulang kerja.

Sebagai anak tunggal, Arini tinggal berdua saja dengan emaknya. Bapaknya meninggal dua tahun lalu karena sakit jantung. Jadilah Arini tak bisa kuliah ke Kota Bandung seperti Utari, sahabatnya. Setelah lulus SMA, ia langsung bekerja di perusahaan konveksi milik Pak Haji Ismail.

Dengan gaji yang didapat itulah, Arini memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama ibunya. Ia berupaya menekan pengeluaran agar bisa menabung, ditambah infak les yang tak seberapa, meskipun jauh dari cukup untuk bisa mengumpulkan rupiah agar bisa menabung buat emak berkurban. Berbekal keyakinan akan pertolongan Allah, Arini terus berupaya semaksimal mungkin dan memohon pertolongan Allah.


Tak terasa sudah masuk bulan Zulhijah. Janji Arini pada emaknya akan membelikan seekor kambing buat kurban tahun ini. Bisakah? Sementara tabungan yang dikumpulkan harus diambil karena emak sakit.

Jika bukan keperluan urgen maka ia tak akan merelakan tabungan diambil. Tapi nyawa emaknya lebih darurat mendapat pertolongan. Arini yakin Allah akan memaafkan keputusannya untuk mengutamakan emak.

Kini tabungan Arini tinggal sedikit, sementara hari raya kurban tinggal beberapa hari lagi. Antara sedih dan khawatir jika emaknya terluka karena impian kurban tak terwujud tahun ini. Arini mencari cara untuk bisa menyampaikan dengan baik pada emak yang disayanginya

"Maafkan Arini, ya, Mak. Tabungan Arini belum cukup buat membeli kambing kurban buat emak. Kita berjuang lagi, ya, Mak. Semoga tahun depan Allah mengizinkan kita bisa berkurban," ucap Arini lirih di dekat emaknya

"Maafkan Emak juga, Arini. Gara-gara Emak sakit, tabunganmu terkuras!" ujar emak.

"Tak apa, Emak sayang. Kesehatan Emak yang utama. Emak tak bersalah. Insyaallah ini qada terbaik dari Allah. Mohon Emak bersabar lagi,ya?" pinta Arini.

"Beruntungnya Emak punya anak sepertimu, Arini. Anak salihah yang peduli kebahagiaan emaknya. Semoga berkah dan rida Allah mengiringimu. Insyaallah Emak sabar, Arini. Allah sangat tahu apa yang sudah engkau upayakan!" ucap emak membuat Arini terharu.

Dipeluknya emak yang usianya jelang 40 tahun itu. Meski keriput sudah menghiasi kulitnya, tapi wajah emak tampak cerah dan ayu. Emak yang rajin berwudu, emak yang senantiasa berbagi nasihat kebaikan.

"Arini juga bangga punya ibu salihah nan tangguh seperti Emak. Semoga Allah meridai Emak di mana pun berada," ucap Arini sambil mempererat pelukan pada emaknya.


"Arini, kudengar kamu akan membelikan kurban buat ibumu, ya?" tanya Utari.

"Insyaallah, Tari. Tapi uangnya belum cukup! Aku mau kerja lebih semangat lagi agar tahun depan bisa membelikan kambing kurban buat Emak!" jawab Arini mantap.

"Lho, mau berbuat baik kok ditunda? Apakah ada jaminan kamu atau Emak masih ada?" tanya Utari menggetarkan jiwa.

"Ehm, masalahnya uang untuk membeli kambing tak cukup, Utari! Apa kamu mau memberikan pinjaman?" tanya Arini.

"Ha ha, pinjam uang padaku? Aku saja masih numpang orang tua buat makan. Uang kuliah juga sering terlambat bayar!" jawab Utari.

Saat keduanya hening dengan pikirannya masing-masing. Lalu Utari berteriak ceria karena mendapat ide jitu.

"Aku ada ide … ! Kamu pasti bisa. Perjuangkan, Arini! Aku dukung seratus persen!" ucap Utari penuh semangat.

"Ide apa? Caranya berjuang bagaimana? Jelaskan dulu, Utari!" seru Arini tak sabar menunggu.

"Arini, aku sedang ikut proyek ODOJ (One Day One Juz) plus terjemah di SSCQ (Sahabat Surga Cinta Qur'an) bimbingan Bunda Lilik. Di momentum kurban ini, SSCQ mengadakan challenge Proposal Kurban. Hadiahnya satu tiket kambing kurban seharga 2,5 juta rupiah. Challenge ini khusus buat member SSCQ. Kamu mau ikut? Sepertinya ini sangat cocok buatmu. Siapa tahu rezeki!" Utari menjelaskan panjang lebar sambil memberikan motivasi.

"Masyaallah, benarkah? Apakah ini jawaban doa Emak? Tapi masalahnya, aku bukan member SSCQ?" tanya Arini penasaran.

"Jika belum member, syaratnya daftar member dulu, dong! Mudah, kok. Semua serba gratis, fasilitas belajar banyak, dan kita jadi mesra bersama Al-Qur'an. Mau? Saya daftarkan, ya?" tanya Utari tegas.

Tanpa berpikir lama, Arini mengiyakan. Siapa tahu ini jalan terbaik yang disiapkan Allah. Apalagi batas pengiriman naskah tinggal tiga hari. Tdak menunda-nunda waktu, Arini langsung bergerilya mencari informasi cara membuat proposal yang baik.

Semangat Arini ditunjang doa memohon kemudahan pada Allah, juga bimbingan agar bisa membuat proposal yang menarik hati panitia atau juri. Tak lupa, ia juga mohon doa restu kepada emaknya agar upaya yang dilakukan jadi wasilah terwujudnya impian emak.

"Emak, maafkan Arini jika beberapa hari ini kurang perhatian. Arini sedang mencari cara membuat proposal yang benar," ujar Arini sambil memijat lembut kaki emaknya.

"Proposal buat apa, Arini?" tanya emak heran.

"Ikut lomba menulis proposal kurban, Mak. Info dari Utari!" jawab Arini sambil menjelaskan pada emak seperti yang dikisahkan Utari tempo hari.

"Masyaallah. Adakah lomba menulis berhadiah tiket kurban kambing?" tanya emak penuh hari.

Arini menunjukkan flyer cantik tentang info challenge kurban beserta hadiah yang akan diberikan.

"Tinggal 2 hari, apakah kamu sanggup? Emak hanya bisa mendoakan perjuanganmu, Arini. Mohon yang terbaik menurut Allah. Jika Allah rida, semoga kamu menang. Jika tidak, insyaallah Emak tetap bersabar!" ucap emak membuat Arini terharu.

"Masyaallah. Emak hebat. Iya, Mak. Insyaallah Arini akan mengupayakan semaksimal mungkin. Arini sudah belajar cara menulis proposal yang baik. Selanjutnya kita tawakal. Begitu ya, Mak!" ujar Arini lembut sambil memeluk emaknya.

"Benar, Arini. Emak tahu bagaimana perjuanganmu untuk berbakti pada orang tua. Semoga Allah meridaimu!" ucap emak sambil menepuk lembut pundak anak kesayangannya.


Dalam keheningan malam, saat emak masih tidur. Arini bangun melanjutkan proposalnya. Tinggal finishing dan editing sebelum dikirim ke PJ (Penanggung Jawab) challenge.

Ketika Arini sudah merasa mantap dan yakin, mohon yang terbaik menurut Allah. Kemudian dengan mengucap bismillah, naskah proposal challenge dengan tema, "Ya Allah, Ini Proposal Kurbanku", ia kirim ke PJ challenge bernama Ustazah Ainun.

Arini memilih judul proposalnya "Kambing Kurban untuk Emak". Satu hari menjelang deadline, sudah banyak sekali yang mengirimkan naskah. Namun, Arini yakin bahwa rezeki sudah tertulis di lauhulmahfuz jauh sebelum manusia diciptakan. Jadi Arini memilih tawakal saja daripada berpikir yang macam-macam.

Tak lama kemudian, emak bangun menuju kamar mandi. Emak ambil wudu lalu menengok kamar Arini yang tampak terang.

"Arini, sudah salat?" tanya Emak.

"Alhamdulillah, baru selesai, Mak," jawab Arini sambil membuka mushaf yang sekarang menjadi teman mesranya semenjak ikut ODOJ plus terjemah seperti Utari.

Setelah menikmati indahnya bercengkerama dengan ayat -ayat cinta-Nya sekitar setengah juz, lalu Arini menengok ke tempat salat. Tampak emaknya masih khusyuk berdoa. Dengan langkah pelan, ia menuju tempat salat dan duduk di belakang emaknya sambil mengaminkan doanya dengan suara pelan agar tak mengganggu kekhusyukan.

Tak terasa terdengar suara tangis yang tertahan, emak menoleh ke belakang. Terkejut ada Arini yang langsung menyambut tangan emak untuk dicium dengan takzim. Setelah tenang, Arini bercerita pada emaknya.

"Emak, proposal sudah Arini kirimkan. Mohon doanya ya, Mak. Kita iringi tawakal dengan terus berdoa mohon yang terbaik menurut Allah," ucap Arini dengan suara pelan.

"Insyaallah doa Emak senantiasa mengiringimu, Arini. Yakin Allah memberikan yang terbaik. Rezeki tak lari ke mana. Rezeki akan menemui siapa pemiliknya!" jawab emak penuh kesabaran.


"Alhamdulillah, challenge sudah berakhir. Mohon berikan waktu buat juri untuk memilih yang terbaik. Terima kasih atas kontribusi antunna yang sudah mengirimkan proposal. Tugas antunna selanjutnya adalah memohon yang terbaik menurut Allah!" Itu bunyi chat Bunda Lilik di grup.

"Oya, 30 tulisan terbaik akan dijadikan buku antologi proposal kurban. Semoga menjadi inspirasi sahabat muslim lainnya. Insyaallah!" lanjut Bunda Lilik memberikan tambahan kabar bahagia. Senangnya punya karya meskipun antologi atau nulis bareng.

Arini melanjutkan hari-hari seperti biasa. Hanya saja lebih tertata waktunya. Tidak bisa seenaknya karena terikat komitmen ODOJ plus terjemah. Meski tak ada sanksi, namun ia akan menunaikan sebaik mungkin. Efek kebaikan yang ia rasakan sungguh membuatnya tak mau berpisah dengan Al-Qur'an.

Tak terasa hari berjalan cepat, karena setiap detiknya selalu berisi program kebaikan. Hingga detik Zulhijah pun mendekati hari raya kurban. Lima hari jelang Iduladha akan diumumkan pemenangnya. Arini dan kontributor lain penuh harap.

"Siapa pun pemenangnya, kita ikut bahagia, ya. Rezeki sudah diatur Allah. Rezeki akan menemui pemiliknya. Insyaallah nanti malam saya umumkan. Sabar sejenak, ya. Ada juri yang belum menentukan pilihan!" pesan Bunda Lilik membuat para kontributor berdesir hatinya.


"Emak, kata Bunda Lilik pengumumannya nanti malam. Kita tambah kuatkan doa, ya, Mak!" ujar Arini.

"Insyaallah, Arini. Emak senantiasa berdoa mohon yang terbaik buat kita semua!" ucap emak.

Arini melanjutkan ODOJ Plus yang masih kurang tiga lembar. Setelah itu menulis laporan ayat berkesan. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, dilihatnya belum ada pengumuman. Tak terasa ia terlelap. Ia terbangun pukul 03.00 WIB. Lalu bergegas mengambil wudu dan salat malam.

Setelah salat,.ia mengadukan segala rasa termasuk keinginan membelikan seekor kambing kurban buat emak. Arini sungguh-sungguh berdoa dan memohon pada Allah yang Mahakaya. Ia sangat berharap bisa menang. Ia ingin emaknya yang tersayang bahagia.

Namun jika tak menang, Arini mohon agar Allah memberikan kesabaran pada emak, juga keikhlasan menerima qada. Ketika sudah puas menyampaikan segala rasa pada Allah pemilik segalanya, maka Arini menutup doa dengan hamdalah.

Sambil berdiri mau mengambil mushaf di meja, dilihatnya notifikasi yang berjalan banyak menyebut namanya. Hatinya berdesir, terasa bahagia.

"Barakallah, Mbak Arini. Allah memilih Mbak untuk menerima hadiah tiket seekor kambing kurban. Semoga berkenan menerimanya," ucap Bunda Lilik di ujung pesan panjangnya, yang kemudian disambut iringan respons bahagia teman-temannya.

Surabaya, 10 Juli 2022[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Lilik Yani Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Tak Ada Tebang Pilih dalam Hukum Islam
Next
Wahai Muslimah Riyadh, Kembalilah Kalian kepada Kepada Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram