"Savage menjadi semacam kelainan dalam pola pikir dan pola sikap manusia, khususnya Gen Z. Jadi, jangan sampai kita membiasakan diri dengan gaya hidup savage."
Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Jalan setapak menuju Air Terjun Curahtemu diam membisu. Langkah kepayahan menghiasi para pendaki yang tak lagi muda. Sepasang suami istri bersama kedua putranya. Kayu ranting yang kokoh menjadi tongkat sebagai alat bantu pijakan dan stabilitas sang istri saat mendaki.
Hampir saja putus asa menyabotase semangat Bena, sang istri yang mendaki dengan menggendong putra keempatnya. Ketinggian hampir mencapai 3000 mdpl harus ia lalui dengan beban depan belakang, depan putranya asyik bergendong, sementara di belakang tas ransel The North Face setia menampung barangnya. Semangat Bena kembali pulih saat menatap seorang ibu muda yang juga menggendong putranya.
Netranya awas membingkai sosok ibu dari kejauhan itu. Di kepalanya, ada seikat kayu bakar yang tampak melekat erat di kepala tanpa dipegang. Di punggungnya, ada bakul nasi besar, berisi perlengkapan makan yang menyumbul hendak keluar. Di bahunya ada cangkul bergelantung. Ketakjuban Bena mengembang. Akhirnya, semangat mencapai air terjun kembali berkobar.
Di sepanjang jalan yang begitu asri, tak satu pun mereka jumpai baliho yang membosankan dan menjengkelkan hati. Suasananya benar-benar sepi dan asri. Suara air terjun sudah kian dekat saat dua pasang kaki kokoh suami istri itu menuruni lereng ke arah air terjun.
"Ahlan wasahlan, Mas. Sudah ditunggu," Panitia menyambut dengan hangat.
Hamparan tikar sudah dikelilingi komunitas Azfar. Ada berbagai 'polo pendem' yang menggugah selera Bena. Setelah bergabung dalam barisan peserta nisa, Bena menikmati kacang rebus dan kentang kukus.
Acara rihlah dimulai. Azfar memberikan tausiah seputar Istikamah di Jalan Ketaatan. Dia menjabarkan bagaimana seharusnya seorang pemuda itu mengambil sikap dan berkontribusi dalam meninggikan kalimat Allah. Azfar menyentuh titik kritis pemikiran jemaah yang mayoritas Gen Z itu. Tiga simpul besar diuraikan. Dari mana berasal, untuk apa hidup di dunia, dan akan ke mana setelah kehidupan dunia dikupas dengan detail dan bahasa sangat sederhana.
Suara Azfar diiringi irama air terjun. Hawa sejuk mendukung siapa pun yang ikut rihlah untuk menyimak kajian Azfar yang tak membosankan.
"Anggota badan kita saja taat pada Allah. Mata untuk melihat, hidung untuk membau dan bernapas, belum lagi organ dalam. Semua taat menjalankan tugasnya. Coba bayangkan, kalau misal hidung berpaling, dia capai memiliki lubang di bawah dan minta pada Allah agar lubangnya di atas. Waduh, repot, 'kan?"
Gen Z yang rata-rata savage mulai tertarik dengan pembahasan uqdatul kubro. Pikiran mereka menyimak pemaparan Azfar dengan saksama. Indahnya irama air terjun yang menimpa batu dan sungai tak mampu membelah konsentrasi mereka, justru irama alam itu menelan savage yang menjadi benalu dalam gaya hidup mereka.
"Tadi ke sini jalan kaki, 'kan?"
Pertanyaan retoris Azfar memecahkan suasana hening. Senyum geli pecah tanpa kendali. Jalan terjal dengan bebatuan tajam menjadi karpet merah mereka ketika menaklukkan air terjun. Mobil off road dan motor trail tak sanggup mendakinya, lantas dengan apa jika bukan dengan jalan kaki.
"Kalian bertemu rumput liar?" tanyanya pada peserta Gen Z yang masih larut dengan obrolan seputar jalanan menanjak.
"Banyaaak!" Jawaban kompak tanpa aba-aba bergema di antara gemercik air terjun yang gagah.
"Ada yang tahu namanya? Ada yang mengambilnya?" Gelengan kepala serempak menjawab pertanyaan Azfar, dai muda yang sudah beristri sejak usianya baru 20 tahun.
"Tadi, istri saya mengambil bunganya yang indah. Namun, jarang orang yang memang tertarik dengan tumbuhan liar. Rata-rata tumbuhan liar juga hanya menjadi pengganggu, meski tidak semua, tak enak dipandang mata. Nah, di sinilah, savage yang ada pada diri kita jangan sampai membuat jarak antara kita dan orang-orang saleh. Sudah saya sampaikan bulan lalu di kampus bahwa agar kita istikamah dalam taat, maka menjadikan orang saleh sebagai sahabat, guru, dan teman bergaul adalah keharusan."
"Savage menjadi semacam kelainan dalam pola pikir dan pola sikap manusia, khususnya Gen Z. Jadi, jangan sampai kita membiasakan diri dengan gaya hidup savage."
Nyes, meski banyak jiwa yang meronta, para peserta manggut-manggut tanda setuju. Alam pikiran mereka menjelajahi setiap air yang jatuh. Meski tak terucap, kata sepakat membimbing mereka merenungi lebih dalam bahwa tumbuhan liar memanglah kurang menarik perhatian.
Bahasan Istikamah di Jalan Ketaatan dan savage kali ini berhasil menggedor keliaran mental sebagian peserta. Hal itu menunjukkan tiga simpul besar yang mengawali acara rihlah tembus ke dalam akal dan jiwa mereka. Lafaz hauqalah keluar dari lisan Azfar dan Bena. Lafaz zikir lainnya terus melangit bersama jutaan harapan dan bait-bait doa. Sepasang suami istri itu berharap para peserta menanggalkan savage dalam kehidupannya.[]
selain materinya yang mengena, penggambaran alamnya juga sangat terasa.. jadi berasa sejuk 🙂
Saya yang menjadi salah satu anak muda di zaman era serba bisa apalagi lingkungan yang bukan mengenal Islam secara kaffah sangat sulit menyikapinya, maka dengan itulah perlunya bimbingan dan penerapan salah satu yang menjadi jembatan agar para Gen-Z tak terlibat gaya hidup Savage. Perlunya perhatian khusus untuk dunia muda mudi agar generasi selanjutnya berbudi pekerti dan Pastinya perlunya Bimbingan Islam secara menyeluruh untuk mengajak pada kebaikan.
Sistem hidup yg bukan berasal dari Allah lahirkan asaskan kebebasan dan menepis ajaran agama. Sehingga memunculkan manusia2 dg gaya hidup savage, sebagaimana kisah cerpen besutan mb Afiyah di atas.
Akidah Islam menjadi patokan agar tidak terjebak gaya hidup savage seperti yang ada dalam cerpen. Dan tak ada cara lain selain belajar mengkaji Islam secara menyeluruh (kaffah).
Gaya hidup savage, muncul dari konsep kebebasan bertingkah laku. Konsep ini tidak dikenal dalam Islam. Karena itu, harus ditinggalkan.
Gaya hidup savage adalah buah dari penerapan sekularisme dan liberalisme saat ini. Karena itu, penting membangun jati diri yang kuat sedini mungkin dengan akidah Islam.
Generasi muda sekarang memang sebagian melakukan tindakan savage tanpa memperhatikan risiko dan akibatnya. Perlu pembenahan akidah Islam di dalam generasi muda agar mereka mengetahui jati diri mereka seperti yang tertuang dalam cerpen di atas.