Gila Baca Ala Ulama

"Kerinduan penuntut ilmu terhadap ilmu itu lebih besar daripada kerinduan seseorang terhadap kekasihnya. Kebanyakan mereka tidak terpesona dengan keelokan fisik manusia." (Ibnu Qoyyim)

Judul Buku: Gila Baca Ala Ulama
Penulis: Ali bin Muhammad Al-'Imran
Penerbit: Pustaka Arafah Solo
Cetakan: VI, Februari 2021
Tebal Buku: 178 halaman
Peresensi: Choirin Fitri

NarasiPost.Com-Hai Booklovers, tahu tidak bahwa Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi? Data ini ditemukan dalam survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis pada 2019, Jelas data ini merupakan data yang mengerikan bagi negara dengan muslim terbesar ini. Kenapa? Karena, ayat pertama yang diturunkan Allah adalah iqra', bacalah. Artinya, sangat miris jika seorang muslim enggan membaca.

Tak hanya itu, ternyata minat baca yang sangat kurang ini juga didukung kekurangan tersedianya bahan bacaan, terutama di daerah-daerah terpencil negeri +62 ini. Data bicara bahwa total jumlah bahan bacaan dengan total jumlah penduduk Indonesia memiliki rasio nasional 0,09. Artinya satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahun. Padahal, standar UNESCO, perlu minimal tiga buku baru untuk setiap orang setiap tahun.

Sungguh miris memang melihat kondisi minat baca masyarakat saat ini. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi para ulama di era kejayaan Islam. Mereka menjadi dunia literasi dengan membaca dan menulis bagaikan makanan, sehari saja tak dilakukan pasti kelaparan.

Nah, buku dengan judul "Gila Baca Ala Ulama" ini menggambarkan betapa 'gila'-nya para ulama terhadap buku bacaan. Saking berminatnya untuk menuntut ilmu dari buku yang dibaca, ada ulama yang barang bawaan utamanya ketika bepergian adalah buku, ada pula yang selama usianya tertidur dengan posisi buku ada di atas dadanya, ada yang membaca ulang buku hingga ratusan kali. Maasyaallah, sungguh malu rasanya diri ini jika tak mengikuti jejak mereka.

Ada 7 bab yang akan membuat kita tercengang betapa mulianya tradisi literasi para ulama, yaitu:

Bab 1: Motivasi untuk selalu menambah dan mendalami ilmu

Bab 2: Kecintaan para ulama pada buku

Bab 3: Membaca buku tebal dalam waktu singkat

Bab 4: Membaca satu buku berulang-ulang

Bab 5: Mengajarkan satu buku berulang kali

Bab 6: Ketekunan dan kesabaran para ulama dalam menyalin buku

Bab 7: Hal-hal yang perlu diperhatikan

Buku ini pun disajikan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga, pembaca akan diajak menyelami karakter para ulama dalam membaca dan menuntut ilmu tanpa rasa bosan atau mengantuk. Selain itu, buku ini sangat direkomendasikan bagi yang belum punya minat baca dan ingin memiliki kemampuan baca seperti para ulama.

Ada beberapa kutipan menarik yang terdapat dalam buku ini. Berharap dengan membaca kutipan ini, kita jadi semakin semangat untuk menjadi generasi gila baca selanjutnya.

Ibnu Qoyyim mengatakan, "Kerinduan penuntut ilmu terhadap ilmu itu lebih besar daripada kerinduan seseorang terhadap kekasihnya. Kebanyakan mereka tidak terpesona dengan keelokan fisik manusia." (hal.12)

Ibunul Jauzi, "Buku-bukuku ini lebih aku cintai dari sebongkah emas." (hal.57)

Kekasihku adalah buku yang takkan muak denganku
Meski harta menjadi sedikit dan ketampanan mulai susut
Buku sang pujaan hati, di kala tak ada tambatan kalbu
Kan kurayu jikalau dia memahami rayuan kalbu
Buku, teman setiaku kala duduk yang takkan merasa jemu
Penjelas kebenaran yang tak membuatku jemu
Buku, lautan yang takkan menarik pemberiannya
Membanjiriku dengan harta, meski harta menahannya
Buku, petunjuk yang terbaik untuk meraih asaku
Darinya selalu ada pengalaman baru dan penerang langkahku

Selain itu juga disebutkan bahwa, "Bait-bait inilah yang selalu terpampang pada lemari Imam Abu Bakar Al-Qoffal." (hal.68)

Sebagaimana perkataan An-Najjar yang dicantumkan Ibnu Rajab dalam bukunya Dzail Ath-Thabaqat, "Tidaklah seorang ahli ilmu dan ashabul hadis meninggal dunia, kecuali banyak buku yang mereka beli. Terlebih buku-buku induk para ulama, mereka bisa dipastikan memilikinya." (hal.79)

Di antara kebiasaan para ulama adalah mengisi waktu duduk mereka dengan membaca buku tebal dari berbagai disiplin ilmu yang ada (terutama dari buku-buku hadis yang bersanad. (hal.98)

Meskipun buku menyimpan banyak ilmu, akan tetapi kunci-kuncinya ada pada para ulama. (hal.155)

Hendaknya setiap pencari ilmu antusias terhadap buku-buku ulama terdahulu beserta penelitinya. (hal. 156)

Jika Anda memperhatikan perjalanan para ulama, bagaimana mereka menggunakan waktu dan bagaimana kegigihan mereka dalam mencatat ilmu. Niscaya, kalian akan tercengang kagum. (hal.162)

Happy reading![]


Photo : Koleksi Pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Choirin Fitri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Petaka Saat Uji Coba, LRT Proyek Dipaksakan Penuh Ketidaksiapan
Next
Bobroknya Perilaku Generasi Dipayungi Demokrasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram