"Ditinggalkannya aktivitas muhasabah lil hukkam atau mengoreksi penguasa oleh sebagian gerakan Islam dan sikapnya yang membenarkan skema politik dalam sistem demokrasi adalah dua masalah yang dikemukakan di buku ini."
Penulis: Abdul Qadim Zallum
Penerbit: Penerbit Quwwah
Tahun: 2017
Halaman: xii + 260
Genre: Pemikiran Islam
Peresensi: Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Dunia Islam mengenal banyak sekali harakah atau pergerakan, yang semuanya dapat dikatakan memiliki tujuan untuk membawa kebangkitan kepada Islam dan kaum muslimin, dengan berbagai cara dan fokus gerakan masing-masing. Kondisi ini tentu memunculkan nilai positif dan negatif. Positif karena banyaknya harakah tersebut menandai geliat kebangkitan itu nyata adanya. Negatif karena jika banyaknya harakah yang ada, namun tidak dibarengi dengan landasan serta metode yang sahih, maka tentu bisa menjadi blunder terhadap kebangkitan itu sendiri. Buku yang judul aslinya adalah Afkar Siyasiyyah ini ditulis oleh seorang ulama politisi yang memiliki harapan melalui buku ini, visi politik dapat menjadi mainstream atau arus utama dalam berbagai gerakan yang dijalankan oleh umat Islam.
Banyaknya gerakan Islam yang ada sebetulnya tak jadi masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika gerakan-gerakan yang ada tidak bervisikan politik sesuai dengan yang digariskan Islam. Masalah lainnya adalah kaburnya tujuan yang ditetapkan oleh banyak gerakan tersebut, yang menyebabkan jalan untuk menuju tujuan pun menjadi tidak jelas dan mudah disetir dengan kepentingan-kepentingan lain yang tidak islami.
Pernyataan Imam Malik yang dikutip dalam buku ini, yakni “Lan yashluha akhiru hadzihil ummah illa bima shaluha bihi awwaluha” yang kurang lebih berarti “tidak akan baik generasi penerus umat kecuali dengan sesuatu yang menjadikan generasi pertamanya baik” juga memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi buku ini, bahwa kecemerlangan yang dimiliki oleh generasi awal kaum muslimin pasti memiliki sebab, dan sebab itulah yang seharusnya kita usahakan di akhir zaman. Sebab itu tidak lain dan tidak bukan adalah Islam yang mewujud dalam setiap sendi kehidupan, dan penerapannya diupayakan dengan penuh keseriusan serta bimbingan politis langsung dari Baginda Rasulullah saw.
Buku Pemikiran Politik Islam ini terdiri dari 7 bab dengan total subbab yang ada sejumlah 26. Konsep-konsep dasar tentang politik, pemerintahan, dan partai politik di dalam Islam terbahas dengan detail dan cemerlang. Tak lupa yang terjelaskan di dalam buku ini adalah mengenai tantangan politik umat yang jauh dari masa Rasulullah saw. serta sahabat beliau r.a. Ditinggalkannya aktivitas muhasabah lil hukkam atau mengoreksi penguasa oleh sebagian gerakan Islam dan sikapnya yang membenarkan skema politik dalam sistem demokrasi adalah dua masalah yang dikemukakan di buku ini.
Aktivitas politik yang diemban oleh partai politik Islam, namun tidak meletakkan Islam sebagai asasnya, rentan untuk dibajak oleh kepentingan-kepentingan asing. Bukan hanya dibajak, hal tersebut justru berbahaya terhadap perjuangan kebangkitan itu sendiri. Partai politik Islam seyogianya memperjuangkan sistem pemerintahan Islam saja, yakni Khilafah Islamiah, dan dilandaskan pada amal yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. serta sahabat beliau, dan ditempuh dengan jalan yang tidak menyelisihi syariat-syariat Islam. Hal inilah yang dijelaskan dengan rinci oleh penulis dalam buku Pemikiran Politik Islam.
Dari sekian banyak konsep politik Islam yang fundamental, salah satu yang begitu membekas di benak peresensi adalah konsep yang ditawarkan oleh Syekh Abdul Qadim Zallum mengenai siapa sosok negarawan yang sebenarnya. Dengan pendefinisian sosok negarawan ini, maka siapa pun yang bervisikan politik Islam dan ingin hukum-hukum Islam menjadi pengatur kehidupan umat, lalu ia memperjuangkannya, dialah yang disebut sebagai negarawan. Sangat berbeda dengan konsep negarawan yang ada dalam era sekuler seperti hari ini, yang lebih menitikberatkan pada siapa yang memegang jabatan kekuasaan.
Tak hanya itu, politik internasional yang notabene pasti akan terbahas dalam diskursus politik Islam pun dipaparkan dengan padat dan jelas oleh syekh. Ide mengenai politik internasional ditulis oleh beliau salah satu tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada pembaca, bahwa umat Islam adalah umat yang satu, umat yang global dan tak tersekat oleh batas-batas negara bangsa. Masalah-masalah yang dibawa oleh ideologi sekulerlah yang mengaburkan posisi politik internasional bagi kaum muslimin, yang cenderung ditempatkan sebagai penonton belaka, bukan sebagai pemain yang berpengaruh.
Akhirulkalam, buku Pemikiran Politik Islam ini sangat cocok untuk dibaca oleh mereka yang ingin menguatkan kembali langkah dakwah politis yang sempat terseok-seok. Selain itu, bagi pembaca yang merindukan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan ide-ide dalam politik Islam, maka buku ini menjadi salah satu buku yang akan peresensi rekomendasikan untuk dibaca. Wallahu a’lam bisshawwab. []
Photo : Instagram @quwwah_publisher
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirm tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]