Menemukan Kemerdekaan Hakiki dalam Islam

"Salah satu naskah Challenge ke-4 narasiPost.Com dalam rubrik Opini "

Oleh. Ema Darmawaty

NarasiPost.Com-Bangsa ini telah merayakan kemerdekaannya. Kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah para pahlawan. Mengusir penjajah lenyap dari bumi pertiwi. Era telah berganti, kemerdekaan diperingati namun terasa hilang esensi. Diisi keriuhan berbagai lomba, berbagai seremonial peringatan, setelahnya usai. Menjadi tanda tanya yang mendasar, apa makna merdeka? Sudahkah kita benar-benar merdeka dan menikmati kemerdekaan?

Apakah Kita Sudah Merdeka?

Merdeka identik kebebasan. Bebas menjalani kehidupan tanpa ada tekanan dari pihak mana pun. Bebas tanpa intervensi siapa pun dan tidak dijajah oleh apa pun. Pertanyaannya, sudahkah kita demikian? Pada faktanya, belum semua rakyat bisa merasakan makna dari kemerdekaan. Masih banyak rakyat yang belum merasakan kebebasan, bebas mendapatkan penghidupan layak, bebas menikmati fasilitas pendidikan, kesehatan bahkan keamanan pun tidak mudah didapatkan secara gratis. Begitu juga dengan kehidupan rakyat yang tak lepas dari berbagai tekanan. Tekanan kebijakan penguasa yang tak berpihak pada mereka. Tekanan pajak ini itu yang membebani rakyat. Tekanan para kapitalis yang menyengsarakan rakyat, namun penguasa seolah tak peduli. Belum lagi investasi asing yang seolah mendapat tiket gratis untuk menjarah kekayaan alam yang ujung-ujungnya mengintervensi kebijakan negeri ini. Ya, itu semua terjadi karena negeri kita masih terjajah oleh Barat. Negara tertawan dengan cengkeraman kapitalisme Barat atas nama perjanjian, investasi, bantuan dan pinjaman yang di balik semua itu ada kepentingan Barat terhadap negeri ini. Sehingga mau tidak mau pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung proyek Barat, namun di sisi lain menyengsarakan rakyat.

Penjajahan Barat dengan Ideologi Kapitalisme

Sejak dulu Barat sudah mencengkeram dunia dengan penjajahannya di berbagai wilayah, termasuk menyebarkan paham-paham pemikiran yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Ideologi kapitalisme yang melahirkan demokrasi sekularisme secara perlahan diembuskan ke tengah kaum muslimin, agenda mereka untuk menjauhkan kaum muslimin dari agamanya, pelan tapi pasti menggerogoti tubuh kaum muslimin. Apalagi sejak syariat Islam dicampakkan, maka makin kuatlah penjajahan itu melingkupi negeri kaum muslimin. Dengan kondisi tersebut, maka dipastikan kemerdekaan belum kita dapati dalam kehidupan saat ini. Secara fisik pun bisa dikatakan kita masih berada dalam kendali penjajah, begitu pun dengan pemikiran, ekonomi, politik, budaya dan lainnya, sejatinya kita masih terjajah. Jika demikian apa makna kemerdekaan sejati itu? Apa arti kemerdekaan yang hakiki?

Islam dan kemerdekaan

Umat muslim sudah seharusnya memahami bahwa kedaulatan itu berada mutlak pada Sang Khalik, pencipta alam semesta ini, Dialah Allah Swt. Segala aturan Allah yang termaktub dalam risalah yang Rasul bawa untuk manusia sudah mencakup seluruh aspek kehidupan. Diturunkannya Islam sebagai agama yang memberikan rahmat bagi alam semesta merupakan kunci yang melepaskan manusia dari belenggu kehidupan jahiliah, belenggu penjajahan atas manusia kepada manusia lain. Untuk itu, kemerdekaan di dalam Islam dimaknai sebagai terbebasnya manusia dari segala bentuk penghambaan kepada sesama manusia. Dengan kata lain, Islam menghendaki agar manusia benar-benar merdeka dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, intervensi , kezaliman, ketidakadilan, dan penghambaan terhadap manusia lainnya. Itulah kemerdekaan hakiki. Dan mewujudkan kemerdekaan hakiki merupakan misi dari Islam. Oleh karenanya, jika segala aturan Allah diterapkan dalam setiap sendi kehidupan baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya, maka kemerdekaan hakiki dapat di rasakan oleh setiap manusia, muslim ataupun nonmuslim.

Dengan demikian, perjuangan belum berakhir, jika dahulu para pejuang berjuang merebut kemerdekaan secara fisik, maka saat ini kita berjuang membebaskan negeri ini dari cengkeraman kapitalisme. Kita enyahkan pemikiran sekuler demokrasi Barat dan kita kembalikan pemikiran yang lurus tentang Islam di tengah-tengah masyarakat. Itulah perjuangan yang harus kita lalui demi meraih kemerdekaan hakiki. Kemerdekaan hakiki yang bisa terwujud hanya dengan jalan menerapkan hukum-hukum Allah secara menyeluruh.
Wallahualam bishawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ema Darmawaty Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Dampak Buruk Berkata Keras pada Anak terhadap Psikisnya
Next
Guyangan, Air Terjun Sejuta Kenangan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram