"Hidup tidak selamanya berjalan mulus tentu selalu ada batu kerikil maka bersabarlah menghadapinya. Bersabar dan mengingat-Nya adalah hal utama. Allah telah berfirman dalam surat Ar Ra'ad ayat 28, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram"
Oleh : Ummu Najwa
( Kontributor Tetap NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Hari demi hari pandemi semakin menakutkan. Jumlah korban yang tak terhitung dan terus bertambah. Bahkan, seakan pandemi ini sudah tak bisa dihindari. Di setiap udara yang kita hirup sudah mengandung Covid-19. Setiap orang rata-rata sudah pernah terpapar, baik disadari maupun tidak, baik dengan gejala maupun tidak. Nah, ketika kita pertama kali mendapati diri kita terpapar dan terjangkit virus yang menjadi momok pada hari ini yaitu Covid-19, apa yang kita rasakan?
Tentu setiap kita akan merasa down, drop, marah, sedih, kecewa, namun di lain sisi kita pun merasa bingung untuk melampiaskan semua itu kepada siapa. Saat itu, kita pun dihantui dengan bayangan kematian. Semua begitu menakutkan dan bercampur menjadi satu di waktu yang sama. Bisa jadi kita menganggap itu adalah satu momentum terburuk dalam kehidupan kita. Luar biasa berat karena penulis pun tahu persis perasaan itu, karena penulis pun saat menulis naskah ini sedang dalam pemulihan dari detik-detik rasa sakit sebab terjangkit virus ini.
Namun ternyata, sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk bersabar, walaupun mungkin terasa begitu berat dan sulit. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan terkait sabar yang begitu berat tersebut. Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa imam hadis yaitu, Bukhori I/430 no.1223, Muslim II/637 no.926 dan Abu Daud II/210 no.3124.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضى الله عنه - قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى » (رواه البخاري ومسلم وابو داوود)
"Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kubur. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita itu menjawab; ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak tahu dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah Shallallahu 'Alaihilaihi Wasallam dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam; ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.’ Rasulullah pun bersabda: ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama"
Beliau menjelaskan kepada kita bahwa inti dari kesabaran adalah pada hentakan pertama, pada saat-saat pertama serangan itu datang, pada detik-detik pertama itulah saat yang paling berat. Mengapa? Karena waktu-waktu tersebut adalah waktu terberat dan tersulit. Waktu itulah yang membuat jiwa dan mental kita terjun bebas, drop dan down. Namun, jika kita bisa menerima dengan sabar maka itulah inti dari kesabaran.
Seorang ulama besar klasik yaitu Al-Imam Hasan Al-Basri memberikan sebuah nasihat untuk kita, " Sesuai pengalaman hidup kami, dan pengalaman orang-orang yang mengerti arti kehidupan, bahwa kami belum menemukan hal yang lebih bermanfaat dalam menghadapi musibah selain kesabaran. Karena dengan kesabaranlah semua penyakit itu terobati"
Dengan kesabaran itulah rasa kecewa, sesak, emosi, amarah, ketakutan menghilang dan sungguh hal-hal itu tidak akan dapat diobati melainkan dengan kesabaran. Maka tahanlah serangan itu, walaupun mungkin rasa itu begitu menyakitkan dan sulit untuk ditahan yang bahkan membuat kita drop dan mental kita terjun bebas.
Bersabarlah, penuhi hati kita dengan dzikrullah. Jadikan mengingat Allah adalah hal-hal yang mendominasi hati kita, sehingga segala hal yang menjadikan hati kita jatuh akan menyingkir dan sirna. Dengan lebih banyak mengingat Allah, maka hati kita akan tenang, singkirkan semua hal tentang Covid-19 atau yang lainnya karena dengan mengingat penyakit itu mental kita akan jatuh dan terpuruk. Bukankah Allah telah berfirman dalam surat Ar Ra'ad ayat 28, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram"
Sungguh Rasulullah telah menyampaikan kabar gembira bagi kita yang menujukan hati hanya kepada Allah, bahwa ketika Allah mencintai suatu kaum/seorang hamba, maka Allah akan mengujinya. Ujian itu salah satunya dengan rasa sakit. Sekilas mungkin aneh, namun itulah konsep yang telah Allah tetapkan dalam kehidupan ini. Sebagaimana ketika kita menyayangi anak kita, maka kita akan menguji mereka untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan mereka, agar mereka menjadi lebih baik bukan?
Mungkin saat ini kita sulit untuk menerima, namun untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta dari Allah, maka kita membutuhkan perjuangan dan perjuangan itu seringnya terasa sakit dan menyakitkan. Maka, bersabarlah! Mungkin selama ini kita bukan ahli Qur'an yang sering mengkhatamkan Al-Qur'an, mungkin juga kita bukan ahli tahajud, atau ahli sedekah. Bisa jadi inilah kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk menjadi hamba kesayangan-Nya dengan penyakit ini, tapi tentu dengan syarat kita harus bersabar.
Mungkin kita bukan siapa-siapa, namun ternyata Allah beri kita kesempatan untuk disayangi oleh-Nya dengan sakit ini dan kita jalani dengan kesabaran. Para ulama mengatakan bahwa "ujian sakit yang dibalut dengan kesabaran maka itu tanda bahwa Allah mencintaimu"
Saudaraku, semoga Allah sembuhkan kita dan mengangkat derajat kita. Mari berjuang. Mari bersabar. Hujamkan dalam diri kita bahwa Allah mencintai kita jika kita sabar menjalani ujian ini. Wallahu a'lam[]