Perubahan Hakiki Jadi Solusi

"Wahai orang-orang yang beriman!Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu". (QS.al-Baqarah:208)

Oleh. Reni Adelina
(Kontributor NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Pada 10 Agustus 2021 atau 1 Muharam 1443 H menandakan peringatan tahun baru Islam. Tahun baru bagi umat Islam bukanlah sebuah perayaan yang disambut secara euforia dengan letusan kembang api. Namun, makna tahun baru bagi umat Islam adalah aktivitas hijrah yang mengubah diri agar menjadi manusia yang lebih taat kepada Sang Pencipta.

Seperti hijrahnya Rasulullah dari Mekah al-Mukarramah ke Madinah al-Munawarah merupakan momentum penting dalam perjalanan dakwah Rasulullah. Hijrah Rasulullah bukanlah karena ketakutan menghadapi perlawanan, tapi karena tekad meyakini ketaatan. Bukan sebuah kegagalan dalam dakwah, melainkan untuk memantapkan pemikiran menuju perubahan hakiki. Bukan juga karena pelarian dan ancaman tapi karena meneguhkan iman agar mendapat pertolongan Allah.

Penetapan kalender tahun baru Islam ditetapkan ketika 'Umar bin al-Khaththab menjadi Khalifah pada 13-23 H/634-644M, dengan melakukan musyawarah bersama para sahabat. Hijrah dijadikan sebagai kalender tahun baru Islam, hal ini atas usulan 'Ali bin Abi Thalib. Alasan beliau, karena itulah hari dimana Rasulullah meninggalkan wilayah syirik. Khalifah 'Umar pun menyetujuinya. Bahwa makna hijrah itu memisahkan antara yang haq dengan yang batil. Antara Islam dengan kekufuran (Ibn Hajar, Fath al-Bari, Juz VIII/575).

Para sahabat memahami dan menetapkan 1 Muharam sebagai hari pertama di tahun baru yang merupakan hari kemenangan yang mereka dapatkan pada Bai'at Aqabah II. Bai'at yang menandai penyerahan kekuasaan dari kaum Anshar kepada Rasulullah. Dapat disimpulkan bahwa makna tahun baru pada 1 Muharam sebagai hijrah atau perubahan yang di antaranya memisahkan antara haq dan batil, sebagai tonggak berdirinya Daulah Islamiyah (Negara Islam), dan awal kebangkitan umat Islam untuk pertama kalinya.

Makna Hijrah yang Sesungguhnya

Hijrah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu 'hajaro' yang artinya meninggalkan suatu tempat menuju tempat yang lain. Sedangkan secara syar'i merujuk kepada para fukaha, salah satunya Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, mendefinisikan hijrah yakni keluar dari Daarul Kufur menuju Daarul Islam dalam kitab yang berjudul As-Syakhsiyyah al-Islamiyyah.

Hijrah esensinya adalah perubahan. Hijrah yang sebenarnya tidak cukup sebatas pada lingkup individu belaka, namun harus dilakukan secara berjemaah hingga negara. Istilah milenial menyebutnya dengan "Hijrah Bareng-Bareng". Hijrah yang dilakukan secara berjemaah akan terasa lebih ringan, karena saling menguatkan satu sama lain.

Sejatinya hijrah tidak hanya membahas tentang aspek spiritual semata, tapi hijrah juga membahas seluruh kepentingan sistemik yang harus disatukan dengan kepentingan ideologi. Hijrah juga harus direfleksikan secara totalitas yakni berupaya mengubah sistem jahiliyah seperti Kapitalisme-Sekuler dan Sosialisme-Komunis menjadi sistem Islam yang semua hukumnya berasal dari Sang Pencipta.

Sudah saatnya momentum tahun baru Islam dijadikan sebagai momentum perubahan hakiki. Meninggalkan sistem kufur menuju sistem Islam, perpindahan dari masyarakat jahiliyah menjadi khairu ummah, dari perilaku maksiat menjadi taat, juga perpindahan dari masyarakat terpecah-belah karena adanya kabilah-kabilah menjadi umat yang satu ummatan wahidah. Maka, hijrah yang dilakukan juga harus bersifat kolektif dan fundamental, pasalnya permasalahan dan kerusakan di dunia saat ini bukan sekadar individual tetapi global.

Islam Kafah dan Perubahan

Melihat permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan, tentu hal ini menunjukkan bahwa sistem yang di anut saat ini tak mampu memberikan solusi terbaik untuk umat. Sistem Kapitalisme atau pun Komunisme tak layak dijadikan sebagai sistem kehidupan karena segala peraturan yang lahir dari sistem ini hanya berdasarkan hawa nafsu atau kepentingan semata. Sebagai contoh, hukum yang semakin tergerus, kesenjangan sosial yang semakin merebak, pengangguran bagi warga pribumi semakin nyata namun warga asing dibiarkan merajalela, sumber daya alam yang melimpah ruah namun tak bisa dinikmati rakyat, dan masih banyak lagi permasalahan sejenisnya.

Apalagi dalam kondisi wabah yang belum kelar, varian virus baru semakin menyebar, tenaga kesehatan banyak terkapar, rakyat teriak makan dan nasib para anak banyak yang menjadi yatim. Di sisi lain ada lagi yang lebih menyakitkan yaitu kondisi beberapa politisi sudah siap bertarung untuk pemilu 2024 dengan memasang baliho-baliho kampanye di tengah kondisi pandemi saat ini. Sungguh kondisi seperti ini butuh perubahan secara totalitas yakni dengan kembali kepada Islam.

Mengapa harus Islam? karena sumber hukum dalam Islam bukan berasal dari manusia melainkan dari Allah Swt. Para Nabi dan Rasul bertugas sebagai penyampai ajaran Allah agar para manusia kembali ke jalan-Nya. Maka, saat ini tugas seluruh kaum muslimin melanjutkan kehidupan Islam ke seluruh dunia di bawah kepemimpinan yang satu dalam naungan negara Islam.

"Wahai orang-orang yang beriman!Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu". (QS.al-Baqarah:208)

Kafah artinya menyeluruh, tanpa kecuali. Islam Kafah bermakna menerapkan seluruh ajaran Islam atau syariat Islam secara menyeluruh, baik dari individu maupun negara. Tidakkah kita ingin hijrah dengan perubahan sistem seperti yang telah di terapkan Rasulullah selama 13 abad lamanya?

Wallahua'alam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Reni Adelina Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menari di Atas Derita Rakyat
Next
Sesungguhnya Sabar Itu pada Hentakan Pertama
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Perubahan hakiki itu hanya pada Islam.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram