Taat Syariat, Bukti Iman Membawa Perubahan

"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103:1-3)

Oleh: Hesty Noviastuty

NarasiPost.Com-Hidup dalam sistem kehidupan yang jauh dari Islam, terasa sulit menjaga keimanan. Keyakinan terhadap Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur mulai terkikis. Banyak di kalangan kaum muslimin hidup dengan aturannya sendiri. Tanpa disadari aturan yang dibuatnya bukan memberikan solusi yang hakiki, melainkan permasalahan yang semakin menjadi-jadi.

Permasalahan kehidupan seperti tidak berakhir. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Beban hidup semakin mendesak, sulit untuk sekadar mencukupinya. Berharap pada pelindung rakyat, tapi semua hanya tergantung tanpa kenyataan yang diharapkan. Umat yang dulu pernah membawa peradaban dunia, menjadi umat yang tertinggal. Mengapa umat yang terbaik dapat menjadi umat yang terbelakang?

Kondisi saat ini harusnya membuat umat mawas diri. Apa yang menyebabkan kehidupan terasa semakin sulit. Padahal jika berpikir jernih, meyakini Allah sebagai Al Khalik, tentu ada keyakinan tidak mungkin Sang Pencipta tidak peduli dengan ciptaan-Nya. Keyakinan inilah dasar dari keimanan yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Firman Allah yang artinya:

"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 285)

Diriwayatkan oleh Ahmad, muslim dan lain-lainnya dari Abu Hurairah ra, katanya: "Tatkala turun ayat, "Dan jika kamu menampakkan apa yang terdapat dalam dadamu atau menyembunyikannya pastilah akan dihisab oleh Allah." ( TQS. Al-Baqarah: 284) .
Sungguh ayat ini terasa berat oleh para sahabat. Mereka datang pada Rasulullah lalu bersimpuh di atas kedua lutut mereka dan berkata ayat ini telah diturunkan kepada engkau. tapi kami tidak sanggup memikulnya maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, " Apakah kalian tidak mengatakan seperti apa yang diucapkan oleh kitab sebelum kalian kami dengar dan kami langgar?" Hendaklah kami ucapkan, "Kami dengar dan kami patuhi. Ampunilah kami wahai Tuhan kami dan kepada-Mulah kami akan kembali."

Ayat dan hadis di atas menunjukkan bahwa iman tergantung pada ketaatannya. ayat tersebut tidak hanya diturunkan karena wahyu, namun menunjukkan adanya pukulan bagi orang-orang sebelumnya yang jelas menentang dan berpaling dari ajaran Allah Swt. Sehingga sifat seorang mukmin yang harus ada pada dirinya, adalah taat dan patuh terhadap semua yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. Karena iman tidak hanya sekadar keyakinan, namun perlu dinyatakan secara lisan dan ditunjukkan dalam tindakan nyata. Ketaatan terhadap syariat Islam yang berwujud amal saleh merupakan bukti dari keimanan.

"Dan adapun orang yang beriman dan melakukan kebajikan, maka Dia akan memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna. Dan Allah tidak menyukai orang zalim." (QS. Ali-Imran:57)

Allah telah menciptakan Iman dan amal adalah dua hal yang menyatu. Tidak ada iman tanpa disertai amal. Amal yang merupakan bukti ketaatan pada Allah, taat pada syariat-Nya. Sedangkan amal tanpa iman, bagaikan fatamorgana.

Allah Swt berfirman:

وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَعْمَا لُهُمْ كَسَرَا بٍ بِۢقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰ نُ مَآءً ۗ حَتّٰۤى اِذَا جَآءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـئًـا وَّ وَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰٮهُ حِسَا بَهٗ ۗ وَا للّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ ۙ

"Dan orang-orang yang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya," (QS. An-Nur 24:39)

Amal yang tidak didasarkan iman, tidak akan mendapatkan balasan dari Allah di akhirat, walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amal yang mereka lakukan.

Iman dan amal diciptakan untuk saling melengkapi. Iman yang kuat akan berbuah amal yang cantik. Sebab tidak ada amal buruk jika dilandasi iman yang tinggi. Iman juga menuntut mukmin, agar bertekad dan berkehendak untuk berkomitmen terhadap konsekuensi-konsekuensinya.

"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
(QS. Al-'Asr 103:1-3)

Konsekuensi amal terhadap syariah bukan hanya terbatas ibadah khusus terhadap Allah, seperti sholat, puasa, zakat dan haji. Sebab syariat yang diturunkan Allah sangatlah lengkap. Allah telah menetapkan syariat yang mengatur kehidupan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia yang lain.

Syariat yang mengatur manusia dengan Allah terkait dengan ibadah. Mukmin menjalankan sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, serta haji jika mampu. Hal tersebut merupakan amal yang indah jika didasarkan pada iman.

Selain amal tersebut, seorang mukmin juga harus taat pada syariat yang mengatur hubungannya dengan dirinya sendiri. Syariat terkait makan, minum, berpakaian dan bersikap. Serta tak kalah pentingnya adalah syariat yang mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain. Aturan Allah yang mengatur sistem sosial, pendidikan, politik dan pemerintahan serta ekonomi.

Islam adalah agama yang sempurna. Konsekuensi iman harus mengikuti syariat yang telah ditetapkan oleh Allah. Seorang mukmin harusnya selalu berusaha berjalan dalam ketaatan terhadap syariat-Nya. Namun bagaimana jika kita tidak bisa menjalankan syariat Islam secara kaffah?

Tentunya jika iman telah tertancap dengan kuat dalam hati dan jiwa, maka seorang mukmin akan berusaha sekuat tenaga menaati semua syariat. Berusaha mewujudkan kondisi agar syariat bisa dilakukan dengan sempurna.

Sistem kehidupan Islamlah yang dapat mewujudkan syariat dengan sempurna. Hanya dalam kehidupan Islam, seorang muslim dapat terjaga akidahnya, jiwanya hartanya, kehormatan serta nasabnya. Selama tiga belas abad, syariat Islam telah membawa kesejahteraan. Ketaatan pada syariat telah membawa peradaban yang gemilang, merubah bangsa yang jahiliyah menjadi bangsa yang maju pada masanya.

Keyakinan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur tertanam dalam diri kaum muslim saat itu. Tidak ada yang dilakukan kaum muslim selain taat pada ketetapan yang telah Allah berikan. Ketaatan atas dasar keimanan yang menghantarkan kaum muslim mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Kesejahteraan, ilmu dan teknologi, telah membuktikan pembuktian iman membawa perubahan yang luar biasa baik bagi kehidupan. Hal itu menunjukkan Islam adalah sistem yang sangat sempurna dalam kehidupan. Allah sebagai Pencipta telah menurunkan serangkaian aturan yang dapat membuat kehidupan manusia dalam kebaikan.

Oleh karena itu, termasuk bukti dari konsekuensi iman adalah memperjuangkan kembali agar syariah kembali diterapkan secara sempurna. Sehingga semua mukmin dapat menjalankan amal sebagai buah iman secara kaffah. Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang berusaha meraih amal terbaik berdasarkan iman yang kuat. aamiin.
Wallahua'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Hesty Noviastuty Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Urgensi Ruhiyah dalam Meredam Konflik
Next
APBN Berat Utang Melesat Negara Sekarat
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram