"Salah satu naskah Challenge NarasiPost.Com ke-4 dalam rubrik Parenting"
Oleh: Dini Prananingrum, ST
(Ketua Pengajian Keluarga Sakinah Yogyakarta)
NarasiPost.Com-Anak saleh dan salehah merupakan dambaan setiap orang tua. Selain sebagai penyejuk hati, anak juga merupakan tabungan di akhirat kelak. Namun, saat ini para orang tua menghadapi tantangan begitu besar. Mendidik anak di era globalisasi perlu dibekali ilmu yang akan menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak-anak.
Massifnya media sosial yang tak terkendali, serta lingkungan yang tak sejalan dengan pendidikan Islam, tak dimungkiri membuat kondisi sang anak akhirnya jauh dari harapan orang tua. Tak jarang kita menemukan generasi muda kini kering jiwanya dan syaraf ketaatannya telah mati suri, hingga mereka terjerat arus pergaulan bebas, narkoba, tawuran antar pelajar, depresi hingga melakukan self harm serta kriminalitas lainnya yang meresahkan orang tua, bahkan masyarakat.
Maka tugas mendidik dan mengasuh anak di era kini menjadi tidak mudah. Namun, bukan berarti akhirnya kita menyerah dan pasrah, ikut terbawa arus perkembangan zaman yang semakin jauh dari Islam. Ini karena anak adalah amanah dari Allah Swt. yang harus kita persiapkan sejak dini sebagai generasi pewaris surga, yang akan menjadi harta berharga dan penyelamat keluarga. Karena itu, sudah selayaknya para orang tua kini menghujamkan cita-cita tertingginya, yaitu kelak bisa “sesurga sekeluarga”, berkumpul bersama anak-anak dan keluarga yang dicintai di Surga Allah Swt. Tepiskan cita-cita menjadikan anak-anak sukses duniawi semata, tetapi nir-akhlak dan adab, bahkan jauh dari saleh-salehah.
Sudah selayaknya, firman Allah Swt. dalam QS. Ar-Ra’d ayat 23 ini memotivasi para orang tua:
“(Yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
Mewujudkan Generasi Pewaris Surga
Seperti apa gambaran generasi pewaris surga yang ingin kita lahirkan? Apakah yang memiliki kekuatan iman layaknya Bilal bin Rabbah ra. dan Asiya binti Muzahim, ra.? Atau yang memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, emosional layaknya Ali bin Abu Thalib ra. dan Aisyah Binti Abu Bakar ra.? Atau seperti sang penakluk Konstatinopel, Muhammad Al Fatih?
Para generasi emas ini tidaklah lahir dengan sendirinya, tetapi mereka lahir, dicetak dan dididik dari orang tua yang tangguh. Maka sebagai orang tua, terutama seorang ibu yang memiliki peran besar dalam proses perkembangan anak dalam memetakan masa depan sang anak, bahkan umat, perlu melakukan beberapa langkah berikut ini untuk mewujudkan cita-cita melahirkan generasi emas pewaris surga:
Pertama, seorang Ibu harus memiliki segudang ilmu sebagai bekal dalam mendidik anak. Ia harus mau belajar, juga mengkaji Islam sepanjang massa, bahkan sudah mempersiapkannya sejak sebelum memilih calon suami.
Kedua, ibu juga harus mengenalkan Islam sejak awal kehidupan anak, membimbing dan mengarahkan anak dengan baik dan siap memberikan teladan bagi anak.
Ketiga, memilihkan lingkungan dan kawan yang baik untuk anak.
Keempat, memiliki visi misi yang jelas dalam mendidik anak, serta harus sabar, ikhlas, dan istikamah dalam merawat dan mendidik anak.
Kelima, senantiasa melangitkan doa agar buah hatinya selalu disinari Islam dan keimanannya mengakar nyata.
Namun, untuk mewujudkan cita-cita mulia ini, diperlukan faktor pendukung lainnya yang saling bersinergi satu sama lain, yaitu perlunya dukungan masyarakat dan Negara.
- Masyarakat.
Masyarakat berperan dalam mengembangkan jiwa sosial dan pergaulan anak di lingkungan sekitar. Dengan adanya masyarakat yang ber-amar ma’ruf nahi mungkar akan menjadikan anak tumbuh menjadi generasi yang taat.
- Negara.
Negara akan menjaga fungsi ibu dengan memberdayakan ayah saja dan para laki-laki bekerja menafkahi keluarga. Memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam pendidikan kepada para Ibu. Menyejahterakan para ibu, memfasilitasi akses kesehatan dengan mudah
dan menjamin rasa aman.
Dengan itu semua, peran ibu sebagai ummun wa rabbatul bayt dapat terlaksana dengan baik dan tercipta generasi-generasi berjiwa pemimpin, tangguh, yang di dada-dada mereka bergemuruh dan berdegup kebenaran, penyebar risalah Islam yang dirindukan surga seperti pernah terjadi pada masa kejayaan Islam, layaknya Umar Bin Khattab ra., Ali Bin Abi Thalib ra., Muhammad Al Fatih, Shalahuddin Al Ayubi, dll.
Yang kelak akan menebarkan kebaikan dan memberikan sumbangsih nyata demi terwujudnya peradaban cemerlang. Hingga membuat langkah-langkah telapak kaki ibunya juga sang ayah menuju surgaNya dan pahala jariyah pun senantiasa mengalir.
Wallahu a’lam Bishowab.[]