Jauhi Penyakit Hati, Yuk Muhasabahi Diri!

Berbahagialah mereka yang setiap waktunya disibukkan untuk memuhasabahi diri, terus memohon ampun dan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Mereka akan dipenuhi oleh kebaikan dan tak ada ruang untuk membicarakan keburukan orang lain.

Oleh: Rindyanti Septiana S.H.I
(Founder Kajian Fiqih Nikah & Pengurus Majelis Darun Nawawi)

NarasiPost.Com-Ketika kita hidup sebagai makhluk sosial, tentu ada kekurangan dan kelebihan yang dilakukan. Ada salah dan benar atas perbuatan kita. Ada lisan yang menenangkan atau menyinggung perasaan. Itu semua tak luput dari diri kita saat berinteraksi dengan sesama.

Sifat iri, dengki, hasad, angkuh, tamak dan penyakit hati lainnya juga kerap menguasai kita. Padahal itu sumber segala dosa. Rasulullah Saw mengingatkan kita, “Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan karena keangkuhan membuat iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus) karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.” (HR. Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud)

Tapi seringnya kita melupakan diri sendiri, lebih mudah melihat celah kekurangan orang lain. Hingga mendapati diri dalam keburukan, tak ada kemauan memperbaiki diri atasnya. Sungguh malang mereka yang sibuk menilai orang, menyalahkan dan menghakimi seolah dirinya yang paling benar. Maka penting untuk mengenal diri sendiri dengan memahami hakikat tujuan hidup.

Dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan selama di dunia, dan ke mana tujuan kita setelah tiada? Jika menemukan jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut, maka kita memahami bahwa hakikat tujuan kita hidup ialah untuk beribadah kepada Allah Swt.
Sudah selayaknya kita mengikat segala perbuatan sesuai syariat-Nya. Sebagai manusia, memaafkan dan tidak membalas segala keburukan yang dilakukan orang lain. Firman Allah Swt, “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. as-Syuura:43)

Berbahagialah mereka yang setiap waktunya disibukkan untuk memuhasabahi diri, terus memohon ampun dan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Mereka akan dipenuhi oleh kebaikan dan tak ada ruang untuk membicarakan keburukan orang lain. Rasulullah Saw bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Tutuplah keburukan itu dengan amal kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus keburukan dan gaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi)

Tidak ada kesalehan kecuali berbanding lurus dengan tingkat bakti kepada orang tua. Lalu apa hubunganya dengan berbagai penyakit hati? Kita bisa memahami, bisa jadi penyakit hati yang ada pada diri juga terkait tidak baiknya jalinan hubungan dengan ibu kita. Astaghfirullah.

Jika kita pernah merasakan kesal atas sikap orang lain pada kita, jangan langsung melampiaskan kekesalan dengan marah atau membencinya. Cobalah bersabar lalu mendokannya agar segera ia menyadari kesalahannya pada kita. Lalu tak lupa beristighfar, berwudhu dan membaca Al-Qur’an. Rasa kesal juga belum hilang? lakukan shalat sunah dua rakaat dan berdoalah pada Allah agar kita menjadi bagian orang-orang yang sabar serta mudah memaafkan kesalahan saudara seakidahnya.

Semoga Allah menolong kita untuk segera memperbaiki diri, menjauhi kita dari berbagai penyakit hati dan menjaga hubungan baik pada kedua orang tua terutama ibu, Allah ampuni kita atas sikap yang menyinggung dan menyakiti hati orang lain. Pada-Nya lah semua akan kembali, semoga kita kembali pada Allah dengan membawa keridaan manusia atas kita hingga meringankan hisab kita kelak di yaumil akhir. Aamiin.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Rindyanti Septiana S.H.I Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Kampus Kurikulum Industri, Untungkan Korporasi dan Hancurkan Impian Negeri
Next
Event ke-12 NarasiPost.com: Mengubah Dunia Lewat Aksara
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram