"Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh: Misnawati
(Aktivis Dakwah)
NarasiPost.Com-Allah Swt. berfirman,
"Tidak ada musibah pun yang menimpa kecuali dengan izin Allah." (TQS. ath-Taghabun: 11)
Kehidupan dunia fana hanyalah sementara, di dalamnya berbagai ujian akan ditemui. Termasuk saat ini, pandemi wabah Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia, tidak ada yang tidak disinggahinya, termasuk negeri ini. Indonesia.
Sejak masuk ke Indonesia, pandemi Covid-19 menelan korban yang jumlahnya tidak sedikit, ada yang sakit lalu sembuh, namun tidak sedikit yang menjadi syahid, ada orang tua kehilangan anaknya, anak kehilangan orang tua, suami kehilangan istri, istri kehilangan suami. Sungguh pilu memang menyaksikan kondisi hari ini, orang-orang yang kita sayangi telah menjadi korban ganasnya pandemi.
Namun, meratapi keadaan tak akan mengembalikan mereka yang telah tiada. Bersedihlah sewajarnya, itu manusiawi, menyadari sepenuhnya kelak kita pun akan berpulang menyusul mereka, namun kita tak tahu kapan, di mana, atau dengan cara apa Allah memanggil kita, tentu kita berharap diberikan kematian husnul khatimah.
Sebagai orang yang beriman, kita harus meyakini musibah apa pun yang terjadi merupakan sunnatullah setiap manusia akan mengalaminya.
Lalu orang yang mendapat musibah menghibur dirinya dengan mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun" artinya "Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali pada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 156 )
Menyikapi apa pun musibah yang menimpa dengan hati lapang, tetap tenang dan tawakal, menyadarinya sebagai teguran dari Allah Swt agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, kuat dan ikhlas. Islam sebagai agama sekaligus peraturan hidup orang beriman telah mengingatkan, bagaimana sebaiknya bersikap ketika menghadapi musibah, yakni:
- Rida dan Ikhlas
Sebagai orang yang beriman meyakini apa pun musibah yang terjadi seperti, pesawat jatuh, bencana alam, kecewa, kesedihan, kehilangan harta, sakit, kematian, atau wabah Covid-19 adalah ketetapan Allah Swt yang telah ada di Lauhul Mahfuzh. Kewajiban kita rida dan ikhlas menerima ketetapan-Nya.
Allah Swt berfirman, "Tiada salah satu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. al-Hadiid: 22)
Sebagai orang yang beriman meyakini apa pun yang menimpa dirinya atas izin Allah Swt juga percaya Allah Swt tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya.
Rasulullah Saw bersabda,
"Sesungguhnya besarnya pahala itu seiring dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Allah memberi cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang rida (terhadap cobaan itu ) maka dia mendapat rida Allah. Barangsiapa yang murka, maka dia mendapat murka Allah." (HR. Tirmidzi)
- Tobat dan Introspeksi Diri.
Menjadikan musibah sebagai ladang membenahi diri, cerdas mengendalikan hawa nafsu dan kebijakan yang telah ditempuh, apakah sesuai hukum syariah? memahami kaidah sebab akibat, melakukan analisis lewat metode ilmiah, semisal apa itu virus corona? apa risiko bila terkena virus? apa yang melatar belakanginya meluas? bagaimana cara memutus penyebarannya? dan seterusnya.
Berusaha memperbaiki diri, memohon ampunan Allah Swt dan menyesali diri untuk tidak melakukan kesalahan yang sama (tobat) karena musibah yang hadir disebabkan dosa dan kemaksiatan yang telah dilakukan. Allah Swt telah berfirman, "Apa saja musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian)." (TQS. Asy-Syuura: 30).
Selayaknya mengoreksi diri, senantiasa mensyukuri segala nikmat yang Allah Swt berikan, segera beramal saleh, menjalankan kewajiban seperti belajar Islam kaffah, dakwah, menolong sesama, meninggalkan segala apa yang dilarang Allah seperti tidak menjalankan hukum syariat, muamalah riba, tidak menutup aurat, budaya pacaran, mabuk-mabukan, mencuri, hasad, ujub dan lain-lain.
Pelaku dosa tidak selalu disegerakan hukumannya di dunia tetapi hukuman bisa juga ditangguhkan di akhirat. Karena Allah ingin memperlihatkan kejelekannya pada orang lain, sehingga semakin besar dosanya dan pembalasannya kelak di hari kiamat.
- Ikhtiar, Sabar dan Mengambil Ibrah.
Seorang beriman memahami setiap musibah yang menimpa dirinya adalah upaya Allah Swt. melatih mentalnya agar menjadi pribadi yang kuat dan kokoh. Tentu akan sangat berbeda ketika seseorang yang hanya memahami musibah secara dangkal, ia akan menjadi rapuh, gundah bahkan sedikit saja urusan dunia dia mudah terguncang jiwanya.
Di balik musibah yang dialami, Allah Swt akan menggugurkan dosa-dosanya, diampuni semua kesalahan serta ditinggikan derajatnya. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda, "Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, seseorang yang terkena musibah senantiasa melakukan perbaikan, menjauhi hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, dia tidak boleh pasrah atas keadaan, turut memperhatikan nasib umat dan agamanya. Mengembalikan semua solusi persoalan yang ada hanya dengan hukum syariat-Nya. Sebab memahami seutuhnya bahwa ketika Allah Swt menciptakan alam semesta, kehidupan dan manusia, maka Allah Swt akan menyertakan pula petunjuk-Nya, agar kerusakan dan berbagai musibah bisa terhindarkan.
Demikianlah di antara tuntunan Islam dalam menyikapi musibah, dengan keyakinan tinggi kepada Allah Swt. Tetap berpegang teguh kepada Kitabullah dan As Sunnah, menjadikan kita pribadi yang teguh pendirian, rendah hati dan istikamah di jalan-Nya. Aamiin
Wallahu a'lam
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]
Tulisan yang yang berhasil bikin mendung lalu hujan...