"Dan janganlah engkau (Muhammad) menuruti orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah engkau hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." (Al-Ahzab : 48)
Oleh: Ana Nazahah
(Kontributor Tetap Narasiost.com)
NarasiPost.Com-Dewasa ini gesekan antara pemikiran liberal dan Islam semakin terlihat nyata. Aktivitas dakwah muhasabah yang semakin gencar dilakukan pengembangan dakwah Islam, telah menghadirkan secercah harapan bagi umat Islam untuk kembali kepada hukum Tuhan. Semakin gencar aktivitas dakwah ini dilakukan, semakin gencar pula hambatan datang. Gesekan antara kebenaran dan kebatilan pun tak bisa dihindarkan.
Karenanya, setiap Muslim wajib cerdas. Melihat setiap persoalan yang berhubungan dengan keyakinannya dan hal-hal yang bertentangan dengan akalnya dari sudut pandang yang khas. Melihat segala sesuatu dengan pemikiran yang dibarengi keyakinan dan kesadaran akan statusnya sebagai hamba. Tidak ada pilihan lain bagi Muslim selain tunduk pada ketentuan syariat Allah. Kita wajib tampil di depan dalam membela yang hak.
Di tengah kehidupan kita saat ini. Banyak kita jumpai pelecehan terhadap syariat Allah. Tuduhan bahwa orang yang taat sebagai kaum yang jumud dan kaku. Tidak mengikuti kemajuan zaman. Berjilbab adalah lambang kemunduran dan ekspresi dari jiwa kardun alias kadal gurun. Ada yang menyamakan para wanita salehah sebagai hewan melata yang hidup di gurun. Stikma buruk ini, kerap kita temukan di masyarakat.
Sebagai seorang Muslim kita memiliki kewajiban membela syariat Allah saat dihina. Menjelaskan Islam dengan cara makruf, jujur dan tegas. Tanpa harus berpura-pura dan menutupi kebenaran Islam demi mencari muka. Terlebih jika yang menentang Islam itu adalah dari kalangan Muslim sendiri. Maka, sebagai sesama saudara sudah sepantasnya kita hadir terdepan untuk saling menasihati.
الدِّين النَّصيحة، قلنا: لمَن؟ قال: لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمَّة المسلمين وعامَّتهم
“Agama adalah nasihat. Kami bertanya “Untuk siapa wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum." (HR. Muslim).
Dan tentu saja, dalam menasihati kita butuh kesabaran. Karena makruf sendiri itu bermakna nasihat, disampaikan dengan adab dan penuh kesabaran. Meski cacian terkadang datang menyayat hati. Terhadap cara pakaian kita, yang dituduh menyerupai wanita Arab yang kuno. Cara berpikir kita dituduh sok alim dan sok taat, karena menolak khalwat dan pergaulan ikhtilat. Tentu gesekan ini hal yang lumrah. Dan nasihat adalah benteng terbaik dari hinaan karena berusaha memenuhi fitrah kita sebagai hamba-Nya sekaligus demi memahamkan yang menghina akan pentingnya berhukum dengan hukum Allah yang mulia.
Jika pun kita adalah Muslim yang masih tertatih dalam taat. Pemahaman yang kita miliki masih sedikit, sehingga tak bisa menasihati dengan sempurna. Tetap saja! Membela agama Allah, bersikap tegas dan jujur dalam menasihati itu, wajib. Kita tak boleh diam saja, melihat penghinaan terhadap Islam. Apalagi bersikap kompromi dengan membela pemahaman- pemaham kufur yang terlanjur menjadi kebiasaan umat.
Seorang Muslim tak boleh merasa dilema memilih syariat mana yang akan dia bela di hadapan manusia kebanyakan. Sebaliknya, Muslim wajib tampil terdepan untuk menunjukkan keberpihakannnya dalam membela agama Allah. Tidak berkompromi dengan ide-ide liberal dalam kehidupan. Walaupun ide itu dibenarkan oleh teman terdekat, bos tempat kita bekerja, sekalipun. Jika bertentangan dengan agama Allah, tak wajib bagi kita bersikap lunak dan membiarkan kesesatan dan kebenaran sebagai aturan yang kita anut.
Yang harus kita sadari, Islam dan kehidupan sekuler saat ini, saling bertentangan. Sudah fitrahnya yang bertentangan itu saling bergesekan. Karenanya jalan kita menuju taat dan meraih rida-Nya bukanlah jalan yang biasa. Ini jalan istimewa yang di depannya ada rintangan dan hambatan yang niscaya ada. Namun, niscaya pula kita mampu melewatinya. Karena ada Allah sebagai sebaik-baiknya penolong kita.
Karena itu,, saat kita mendapatkan gesekan tersebut, berlapang dadalah! Gangguan-gangguan itu, anggap saja sebagai batu loncatan agar kita bisa menjadi pribadi yang istimewa. Jangan sekali-kali kita mengikuti apa keinginan orang munafik yang suka memperdaya. Melainkan teguh berpendirian karena yakin kebenaran adalah satu-satunya yang wajib kita bela. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
وَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَدَعْ اَذٰىهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا
"Dan janganlah engkau (Muhammad) menuruti orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah engkau hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." (Al-Ahzab : 48)
Kita memang tidak mencari gangguan dan hambatan, tapi jika itu konsekuensi yang harus kita temui agar Allah rida, maka bersabarlah dan bersikap tenang! Yakinlah Allah bersama kita.
Kita wajib percaya diri. Bahwa rintangan ini akan kita lewati. Karena Allah tidak menguji melebihi kesanggupan diri. Suatu hari Allah akan memenangkan agama ini. Pertarungan antara yang hak dan yang batil, kebenaranlah yang akan menjadi pemenangnya. Karena kebenaran sudah diqada'kan Allah menang sejak awal. Maka, beruntunglah bagi mereka yang bertahan di jalan Islam, satu-satunya jalan kebenaran dan kemenangan.
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
"Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap." (Al-Isra' : 81).
Wallahua'lam[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]