Hasrat merintih.
Terluka amat perih.
Ketika nama tak lagi terpilih.
Dalam arena penuh buih.
Oleh :Afiyah Rasyad
(Kontibutor Tetap NarasiPost.com)
NarasiPost.Com-Sunyi menyergap diri
Terpaku di lorong sanubari
Hati tertambat pada kuasa yang tersaji
Jumawa terbang di antara lolongan puja-puji
Dada kian bergemuruh
Seakan dunia runtuh
Saat genderang akhir jabatan ditabuh
Panik bergejolak takut terjatuh
Mata berkuah
Hati pun goyah
Tiada guna harta berlimpah
Kongsi tak lagi bertuah
Napas menderu
Nafsu terus memburu
Ambisi terus melaju
Kondisi apa pun tetap maju
Hasrat merintih
Terluka amat perih
Ketika nama tak lagi terpilih
Dalam arena penuh buih
Jiwa-jiwa meronta
Mendekap hampa
Di antara puing-puing istana
Jejak kezaliman tetap ada
Kekosongan menyapa
Penyesalan tiada guna
Sekujur tubuh mendekap hampa
Bersama bait-bait duka nestapa[]
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]