Ilusi Pembebasan Palestina Tanpa Junnah

"Konflik Palestina dengan Israel makin berlarut karena tidak ada usaha yang menyentuh akar masalahnya "


Oleh. Rengganis Santika A,STP

NarasiPost.Com-Akhirnya Benyamin Netanyahu lengser setelah 12 tahun berkuasa sebagai Perdana Menteri Israel. Rekam jejak arogansi dan karakter agresornya terhadap Palestina memastikan wajah bengis Israel yang melekat kuat di benak kaum muslimin. Namun jangan bernafas lega dulu. Kekuasaan Netanyahu boleh usai, wajah boleh berubah, namun penggantinya tak kalah bengis dan kontroversial. Naftali Bennet yang resmi menjadi perdana mentri baru merupakan didikan Benyamin Netanyahu, bahkan dia dinilai banyak kalangan akan lebih keras daripada rezim Netanyahu. Dan diprediksi kondisi Palestina tidak akan berubah bahkan mungkin akan lebih buruk.

Seruan kewaspadaan dilontarkan sebuah lembaga atau komunitas bernama Aqsa Working Group (AWG) yang menyampaikan bahwa zionis apartheid baru saja mendapatkan pemimpin baru, sosok yang dikenal kontroversial. Seorang rasis, ekstremis radikal Yahudi dari Partai Yamina, yakni Naftali Bennett yang menggantikan Netanyahu. (IHRAM.CO.ID, JAKARTA).

Bahkan Ketua Presidium AWG, Anshorullah, mengingatkan pendukung Bennet telah menghina agama Islam dan melakukan seruan rasis serta mengancam rakyat Palestina. Aksi provokatif itu dilindungi oleh polisi dan tentara apartheid Israel bahkan difasilitasi. AWG juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat yang peduli pada nilai-nilai kemanusiaan untuk memenuhi timeline media sosialnya dengan seruan, "Bebaskan Al Aqsa, Bela Palestina, Allahu Akbar!"

Seruan tersebut patut diapresiasi agar menjadi kewaspadaan bagi seluruh kaum muslimin, sebab masalah Palestina bukan hanya masalah internal Palestina atau bangsa Arab, namun juga masalah kaum muslimin di seluruh dunia. Kemudian muncul pertanyaan, apakah mungkin Palestina dapat dibebaskan secara nyata dan hakiki? Mengingat semua solusi yang ditawarkan demokrasi dan nasionalisme saat ini terbukti gagal. Diplomasi, perjanjian damai, boikot produk Israel, gencatan senjata, peran para pemimpin muslim, OKI (Organisasi Konferensi Islam), apalagi PBB, semua nihil! Donasi kemanusiaan yang terus mengalir memang tak salah, namun tak menyentuh akar masalahnya dan membuat konflik makin berlarut.

Menolak Lupa Sejarah Panjang Palestina

Kita kaum muslimin adalah anak cucu sekaligus pewaris perjuangan khalifah Umar bin Khattab ra dan Shalahuddin Al Ayubi sebagai pembebas Al Aqsa dan Palestina. Ihdad Umariyah (perjanjian Umar) dengan Uskup Safronius dan Perang Hittin melawan kaum Salibis sebagai buktinya. Itulah fakta kepemilikan sah umat Islam atas Palestina. Kaum muslimin wajib menolak lupa bahwa Palestina adalah negeri para Anbiya yang diberkahi, tempat Isra Mi’rajnya Nabi Saw sekaligus menjadi beliau menjadi imam salat para Nabi, menjadi tanah suci ketiga milik umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jangan lupa Palestina diperoleh melalui ekspedisi militer sehingga berstatus tanah kharajiyah dan menjadi milik seluruh kaum muslimin sampai hari kiamat. Maka, membebaskan palestina adalah perkara akidah setiap muslim.

Para sejarawan dan penikmat sejarah yang memiliki mata hati yang jujur, tak akan membantah kebenaran sejarah bahwa hanya di bawah perlindungan para khalifah, Baitul Maqdis, Palestìna terjaga keamanannya. Sampai terakhir khalifah Abdul Hamid II, menolak dengan tegas untuk menyerahkan sejengkal pun tanah milik kaum muslimin walau disuap Theodore Hertzl, Bapak Zionis dengan 150 ribu poundsterling. Ketika kekhilafahan sebagai junnah (perisai pelindung) dibubarkan pada 3 Maret 1924, sejak saat itulah Palestina dan kaum muslimin dalam nestapa tiada akhir.

Nabi Muhammad -shallallâhu ’alayh wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. ” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Ahmad)

Mengembalikan Junnah, Solusi Hakiki Membebaskan Palestina

Israel merupakan kafir harbi fi'lan (kafir yang nyata-nyata memerangi kaum muslimin) yang didukung penuh AS beserta kafir Barat sekutunya (Inggris dan Perancis) beserta para penguasa negeri-negeri muslim "boneka" lemah yang cinta dunia dan kekuasaan. Mereka tunduk pada titah asing. Jadi, problem Palestina sesungguhnya adalah perampasan tanah sah palestina yang didukung AS dan Inggris. Maka, yang harus dilakukan adalah mengusir perampok! Al-Qur'an memberi pelajaran tentang Bani Israil kaum yang gemar berdusta dan ingkar, maka sungguh batil berdamai dan berdiplomasi dengan mereka, apalagi solusi "two state"!

Hentikan kebiadaban rezim Netanyahu dan rezim Bennet dengan jihad fii sabilillah, sehingga Israel yang pongah bisa terusir!

Sejarah memberi pelajaran bahwa kafir melemahkan kaum muslimin sebagai adidaya saat itu dengan cara memecah belah kaum muslimin dengan ide nasionalisme, ikatan akidah yang kokoh dan ukhuwah islamiyah dikoyak. Dengan demikian, solusi hakiki adalah dengan mengembalikan Junnah kaum muslimin, yaitu khilafah. Di bawah komando seorang khalifah, kekuatan kaum muslimin yang besar dan potensial akan disatukan menjadi adidaya baru. Inilah kekuatan "Apple to apple" untuk melawan Israel yang bukan hanya sebuah entitas, tapi kekuatan zionis yang menguasai kapitalisme global.

Allah dan Rasul-Nya menyerukan umat Islam harus bersatu, inilah hal yang paling ditakuti orang-orang kafir. Kekuatan kapitalisme global yang menyengsarakan dunia selama ini hanya bisa dilawan oleh khilafah islamiyah yang juga bersifat global. Percayalah, membebaskan Palestina tanpa junnah, yakni tanpa khilafah hanya ilusi. wallahu'alam.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Panic Buying Mencuat (lagi), Dimanakah Peran Negara?
Next
Ancaman Generasi dalam Pusaran Liberalisasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram