Sistem kufur inilah yang mencegah umat Islam untuk bisa menerapkan aturan Allah secara menyeluruh. Sistem ini menjauhkan muslim dari ajaran Islam. Tak masalah aturan kufur berlaku atas mereka. Diam saja ketika agamanya dihina dan diobok-obok. Bahkan sampai rela berjuang demi sistem kufur ini. Hal ini sungguh merupakan bencana bagi Muslim.
Oleh: Deena Noor
NarasiPost.com -- Perancis tengah menjadi sorotan dunia akibat kasus penghinaan Nabi Muhammad Saw dan pernyataan rasialisme Presiden Emmanuel Macron. Peristiwa ini bukan yang pertama kali terjadi. Sudah berkali-kali penghinaan terhadap Islam dilakukan oleh Perancis dan juga negara-negara Barat lainnya.
Gelombang protes dari umat Muslim terjadi di berbagai belahan dunia. Muncul juga seruan untuk memboikot produk-produk Perancis. Ada aksi, ada reaksi.
Berbagai penghinaan terhadap Islam merupakan bentuk islamofobia yang menjadi penyakit akut Barat. Kebencian yang tak berdasar terhadap Islam telah membutakan mata hati dan logika. Menganggap pemikirannya yang benar, sedang apapun dari Islam adalah buruk, hingga layak untuk direndahkan.
Islamofobia sebagai propaganda Barat menyerang Islam, terus-menerus digencarkan tidak hanya di dunia Barat tetapi juga di dunia Islam. Setelah War on Terrorism tak mempan mematikan Islam, kini mereka mengagendakan War on Radicalism. Ini merupakan upaya Barat untuk menghentikan laju kebangkitan Islam.
Barat tak ingin Islam bangkit kembali. Karena bila Islam tegak, maka sekulerisme dan sistem kufur lainnya jelas terancam. Mereka akan musnah. Inilah yang tak diinginkan oleh mereka.
Sekularisme Biang Masalah
Adanya perbedaan mendasar antara Islam dengan Barat menjadi akar permasalahan. Pandangan hidup Barat sangat bertolak belakang dengan Islam dan tak bisa diselaraskan sampai kapanpun juga.
Barat dengan sekulerisme-nya meminggirkan peran agama dalam kehidupan. Agama tak boleh turut campur dalam urusan manusia. Ini jelas bertentangan dengan Islam yang menjadikan prinsip-prinsip agama sebagai pengatur kehidupan.
Sekularisme dengan paham turunannya seperti liberalisme, kapitalisme, pluralisme dan demokrasi sama sekali tak cocok dengan Islam. Kebebasan yang sangat diagungkan Barat telah menimbulkan berbagai penyimpangan dan kerusakan seperti LGBT, zina, aborsi, kekerasan dan pelecehan seksual, dsb. Kebebasan amat dijunjung, sehingga apapun boleh dilakukan meski bertentangan dengan norma-norma. Termasuk juga menghina Nabi, membuat karikatur Nabi, membakar Al-Qur’an, menganggap pakaian muslim/ah sebagai radikal, menolak dan menghina syariah dan khilafah. Bahkan menganggap Islam sebagai ideologi para ekstremis dan setan seperti yang pernah dikatakan oleh mantan presiden AS, George W Bush dan mantan PM Inggris, Tony Blair.
Namun, ketika Muslim yang melakukan pembelaan terhadap agamanya justru dipandang sebagai teroris, radikal, tidak menghargai kebebasan orang lain, yang intinya dianggap sebagai penjahat. Padahal, sudah sewajarnya Muslim marah dan membela agamanya ketika ada pihak-pihak yang melecehkan Islam. Ini merupakan perwujudan keimanan dan kecintaan terhadap Islam. Justru aneh bila Muslim diam saja ketika agamanya dan Nabinya dihina. Patut dipertanyakan keimanannya terhadap Islam.
Begitu pula dengan kapitalisme dengan asas manfaatnya telah menimbulkan ragam masalah kehidupan. Kapitalisme memandang materi adalah segalanya. Tindakan apapun diperbolehkan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Agama tak berlaku dalam sistem ini karena menghalangi untuk mendapatkan keuntungan materi. Norma dan aturan menjadi tak berarti di hadapan materi. Apapun sah dilakukan asal keuntungan bisa diraih. Tujuan menghalalkan segala cara.
Adanya paham pluralisme yang mencampuradukkan segala agama telah mengaburkan hakikat kebenaran yang sesungguhnya. Semua agama dianggap sama saja. Padahal sudah jelas disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.
Terlebih lagi, sangatlah tidak sama antara yang meyakini Tuhan Yang Esa dengan yang menyerupakan-Nya dengan manusia, patung, roh dan yang lainnya. Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa adalah berbeda dengan makhluk-Nya. Dia tak punya kelemahan dan kekurangan apapun. Dia tak bisa disamakan dengan makhluk atau bentuk apapun menurut pemikiran manusia yang terbatas. Aqidah Islam berbeda secara mendasar dengan aqidah, agama, kepercayaan atau keyakinan lainnya.
Kemudian, sistem demokrasi dengan slogan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, telah menjadi alat bagi kapitalis untuk melanggengkan kekuasaan. Pemilihan umum yang dikatakan demi memilih wakil rakyat, nyatanya hanya digunakan untuk mengumpulkan suara dari rakyat saja. Seringkali ketika sudah duduk dalam kekuasaan, para wakil rakyat itu lupa dengan janji-janji kampanye mereka.
Besarnya ongkos pemilu menjadi permasalahan pelik karena mengakibatkan terjadinya kongkalikong antara politisi dengan pemilik modal. Calon-calon yang maju dalam pemilu tersandera deal-deal politik yang harus mereka penuhi ketika telah terpilih nanti. Mereka harus membalas jasa atas sokongan yang diberikan oleh para kapitalis tersebut. Sehingga kekuasaan yang dijalankan pada akhirnya bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan demi membayar ‘utang’ pada para penyandang dana politik mereka.
Boikot Sistem Kufur, Kembali pada Islam
Semua fakta itu merupakan kerusakan akibat penerapan aturan kehidupan salah, yang menyimpang dari hukum Allah. Manusia yang menjalankan aturan menyimpang itu hanya berjalan menuju jurang kehancuran. Karena pada dasarnya, manusia tak mampu membuat aturan sendiri dalam hidupnya. Sifat manusia yang lemah, terbatas dan tak mampu menjangkau apa-apa yang di luar dirinya. Karena itulah, tak mungkin bagi manusia untuk bisa menghasilkan aturan yang komprehensif dan lengkap. Akan selalu ada konflik kepentingan di dalamnya dan saling berbenturan satu dengan yang lain.
Dan Muslim seharusnya meninggalkan aturan yang bukan berasal dari Allah. Sistem kufur inilah yang mencegah umat Islam untuk bisa menerapkan aturan Allah secara menyeluruh. Sistem ini menjauhkan muslim dari ajaran Islam. Tak masalah aturan kufur berlaku atas mereka. Diam saja ketika agamanya dihina dan diobok-obok. Bahkan sampai rela berjuang demi sistem kufur ini. Hal ini sungguh merupakan bencana bagi Muslim.
Segala bentuk kezaliman yang menerpa umat Islam sejatinya berakar dari penerapan aturan kufur buatan manusia. Ketiadaan penerapan Islam secara kaffah telah menimbulkan berbagai permasalahan dan kerusakan di muka bumi.
Karena itulah, guna menghentikan segala kerusakan dan menyelesaikan permasalahan yang ada, maka harus dihentikan dari akarnya. Sekularisme yang menjadi akar permasalahan harus diboikot dan dibasmi hingga mati. Tinggalkan semua aturan kufur buatan manusia.
Dengan menghilangkan sekularisme dan menggantinya dengan Islam, maka kehidupan Muslim akan berjalan dengan baik dan teratur sesuai perintah-Nya. Terpenting juga dengan penerapan Islam secara kaffah, akan membuat kehidupan seluruh umat manusia terlimpahi berkah dari Allah. Wallahu ‘alam bish-shawab. []
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].