Hakikat Doa untuk Bencana

Doa tak hanya berhak dilantunkan oleh rakyat jelata, doa pemimpin menjadi pengingat, bahwa setiap keputusannya akan dipertanggungjawabkan. Hingga ia mampu membuat keputusan sesuai dengan perintah-Nya, dan menjauhi segala hal yang telah diharamkan-Nya.


Oleh: Dia Dwi Arista

NarasiPost.Com-“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”. (Al-Ghafir ayat 60).

Pandemi covid-19 yang sudah berjalan lebih dari setahun, menyisakan duka yang dalam. Tak hanya bagi kaum Muslim, namun seluruh umat manusia. Pandemi kali ini adalah pandemi terparah yang tercatat oleh sejarah. Hingga menelan korban jutaan manusia. Begitu pula dengan Indonesia. Duka itu begitu dalam, puluhan ribu rakyat menjadi korban, di dalamnya terdapat rakyat biasa, petugas medis bahkan ulama-ulama saleh.

Parahnya gelombang kedua, membuat negara ini kelimpungan. Tak sedikit metode yang dibuat pemerintah dalam menghadapi pandemi. Namun, korban tetap berjatuhan, belum ada titik terang. Hingga imbauan doa bersama pun digaungkan.

Abdul Halim, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmisi (Mendes PDTT), mengirim surat resmi kepada Kepala Desa, pendamping desa dan warga guna melantunkan doa bersama. Ia mengimbau agar seluruh rakyat Indonesia menggelar doa bersama sesuai dengan keyakinannya. Ia berharap dengan doa tersebut wabah akan segera hilang dari bumi Indonesia. (news.detik.com, 3/7/21).

Sebagai umat beragama, apalagi mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, maka wajar jika melangitkan doa adalah aktivitas yang biasa dilakukan. Bahkan wajib dilakukan oleh setiap kaum Muslim. Hal ini adalah bentuk penghambaan manusia terhadap Zat Yang Maha Kuasa dan Adidaya. Pun dengan sebagian besar petinggi negeri ini mempunyai keyakinan yang sama.

Apalagi di tengah terjadi wabah, doa menjadi kekuatan tersembunyi. Bertaqarrub kepada Allah di setiap waktu-waktu mustajabah demi terkabulnya doa. Inilah bukti penghambaan sesunguhnya, bahwa manusia mengakui tidak ada daya dan upaya melainkan hanya Allah Sang Pemilik Nyawa yang wajib dimintai pertolongan.

Dengan doa, manusia diingatkan jika ia adalah makhluk terbatas, tak sempurna, yang tak mampu membuat mukjizat. Tak mampu membelokkan arah angin yang berhembus, tak kuasa menghentikan ombak yang bergulung. Apalagi menentukan nasib manusia lainnya.

Namun saat ini, manusia lancang. Berlagak menjadi adidaya padahal dirinya papa. Kesombongan menjadi pakaian, kemunafikan dijadikan wajah. Andai dirinya bukan makhluk tak sempurna. Mungkin gunung sudah kalah dengan egonya.

Doa tak hanya berhak dilantunkan oleh rakyat jelata, doa pemimpin menjadi pengingat, bahwa setiap keputusannya akan dipertanggungjawabkan. Hingga ia mampu membuat keputusan sesuai dengan perintah-Nya, dan menjauhi segala hal yang telah diharamkan-Nya. Beban berat yang dipikul penguasa harusnya menjadi pengingat diri, jika amanah rakyat berada di pundaknya. Ia sebagai makhluk lemah yang tak lepas dari salah butuh pembimbing bagi setiap kebijakannya. Hingga kezaliman tak menimpa rakyat, apalagi terseretnya ia ke jahannam tersebab kebijakan yang telah diputuskan.

Butuhnya seorang pemimpin tunduk pada aturan Allah, agar ia tak salah langkah mengambil kebijakan disesuaikan dengan nash-nash dan nasihat ulama hanif. Dengan menyakini bahwa setiap permasalahan, Allah punya solusinya. Maka kembali pada hukum-Nya adalah keniscayaan bagi orang yang beriman.

Dalam masalah pandemi, Islam juga punya solusi. Jika doa adalah senjata tersembunyi, maka tindakan sesuai syariat adalah tentara di garda terdepan. Allah berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d ayat 11).

Maka dibutuhkan tindakan pasti dalam menangani masalah pandemi. Rasul bersabda,

"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Pun dengan penanggulangan yang sakit harus dipisah dengan yang sehat, ditempatkan di tempat yang jauh dari yang sehat, lalu yang sakit diobati hingga sembuh. Hingga wabah tidak tersebar di antara manusia. Hal ini pernah terjadi, dan dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan.

Pentingnya mengambil keputusan sesuai dengan syariah agar seorang pemimpin dijauhkan dari ancaman neraka, keadilan dan keberkahan juga akan didapat seluruh penduduk negeri. Karena Islam sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir), dan qoidah fikriyah (landasan berpikir) bagi seluruh kaum Muslim, tak terkecuali pemimpin.

Demikianlah, doa adalah intisari dari peribadahan, dengan keyakinan total jika Allah Sang Pengabul doa akan menjawab seluruh doa-doa kaum Muslimin. Pembersihan diri juga sangat berpengaruh, menyadari bahwa manusia berlumur dosa, diawali doa, berniat membersihkan raga dan batin dengan taubatan nasuha. Ketika hati ini bersih, yakinlah hal itu adalah nilai tambahan yang akan menyegerakan terkabulnya doa.
Allahu a’lam bis-showwab.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Ketika Allah Padamkan Cahaya Bumi
Next
Sedekah Tidak Mengurangi Harta
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram