Menanti Peran Pemuda di Tengah Kancah Politik

"Pemuda bergerak di kancah politik memerlukan tiga kekuatan, yaitu kekuatan tsaqofah yang menjadi nyawa dalam setiap ilmu, kekuatan sebagai penggerak opini dengan melahirkan narasi-narasi produktif dan meyakinkan Islam satu-satunya ideologi yang pantas memimpin dunia.


Oleh. Novianti

NarasiPost.Com-"Beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncang dunia". Kalimat presiden pertama Indonesia yang menegaskan pentingnya peran anak muda bagi masa depan bangsa. Maju mundurnya bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.

Demikian juga dalam sejarah perjuangan Islam, dakwah Rasulullah yang meluas di wilayah Mekah tidak lepas dari peran para pemudanya. Di saat beliau membentuk kutlah (kelompok) dakwah, pengikutnya sebagian besar berusia produktif, di bawah empat puluh tahun. Mereka di antaranya Arqam bin Abi al-Arqam (12 tahun), Abdullah bi Mas’ud (14 tahun), Ja’far bin Abu Thalib (18 tahun), Mush’ab bin Umair (24 tahun), Umar bin Khattab (26 tahun), Ustman bin Affan (30 tahun) dan Abu Bakar (37 tahun) . Rasulullah membina mereka menjadi orang di barisan terdepan dalam membela Islam.

Generasi muda berkualitas seperti sahabat Rasulullah inilah yang sangat dibutuhkan di era modern sekarang. Era dimana nilai dan sistem kehidupan sekuler kian mencengkeram dan menantang identitas Islam. Hegemoni sistem sekuler kapitalis menunjukkan hilangnya identitas peradaban Islam dan inilah penyebab kemunduran manusia hingga pada titik nadir. Umat Islam tidak memiliki peran di tengah konstelasi politik dunia karena disetir oleh negara-negara Barat.

Kehidupan umat Islam semakin terpuruk hingga mengidap inferior akut. Terbukti di tengah persoalan yang kian membelit, umat Islam justru meninggalkan ideologi Islam dan mencari solusi dari ideologi sekuler.

Sekularisasi selalu menggandeng ideologi kapitalisme menjadi drivernya di hampir seluruh negara saat ini. Ini menyebabkan berkembangnya pandangan pragmatis yang selalu mengedepankan materi. Banjir informasi settingan Barat, framing atas kaum muslim dengan label teroris, radikal, intoleran dikunyah mentah-mentah oleh umat Islam sendiri. Gaung ini sangat bising terutama di dunia maya dan menyapu bersih kebanggaan pada hampir sebagian besar generasi muda Islamnya.

Saraf beripikir dan bertindak generasi muda menjadi lumpuh dan tidak peka terhadap persoalan umat. Mereka disibukkan mengejar gaya hidup, berhiruk pikuk di dunia maya sekadar untuk pencitraan, like, share atau komentar singkat tak berisi.

Tampak dari peristiwa baru-baru ini, yaitu laris manisnya Menu BTS Meal di banyak negara diserbu para army BTS, sebutan penggemar fanatiknya yang didominasi kalangan anak-anak muda. Inilah gambaran kecil dari kenyataan generasi muda yang terperangkap dalam sekrup-sekrup roda kapitalisme. Hidup sebatas dunia, tidak ada visi misi yang merangkai hari dalam geliat kebangkitan Islam.

Fakta ini tidak lepas dari propaganda Barat yang melihat Islam sebagai ancaman. Barat telah menikmati hasil penjajahannya di negeri-negeri muslim dengan cara merampok sumber daya alam, memperbudak rakyatnya, menyetir kebijakan sesuai dengan kemauan mereka. Praktik ini tentu tersembunyikan melalui perjanjian, kebijakan atau gaya hidup yang terus menerus dijajakan.

Sir Andrew Turnbull, mantan Sekretaris Kabinet Kantor Urusan Luar Negeri Inggris tahun 2004 pernah menulis tentang seruannya adanya cetak biru untuk memenangkan hati dan pikiran pemuda muslim. Tujuan dari agenda ini adalah mencegah kebangkitan Islam secara global berikut penegakan sistem politiknya di negeri-negeri muslim yang jelas akan menantang hegemoni dan mengancam kepentingan politik dan ekonomi Barat secara international.

Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-Moon pernah berbicara pada mahasiswa Universitas Yordania, 27 Maret 2016 bahwa bekerjasama dengan anak-anak muda merupakan prioritas seluruh sistem PBB. Di banyak negara Barat, usia penduduknya rata-rata di atas 40 tahun, tapi di seluruh dunia Arab, rata-rata di bawah 30, inilah yang disebut oleh ahli demografi sebagai ‘youth bulge’ (penumpukan penduduk usia muda).

Tidak heran, potensi generasi muda muslim ini dibidik Barat. Menjadi mimpi buruk bagi mereka jika para generasi muda muslim yang tersebar di berbagai negara, bangkit dan menyerukan sebuah negara adidaya yang terbentang dari satu samudera ke samudera lain, dari iklim kutub hingga gurun. Dimana wilayah tersebut memiliki posisi strategis dan kekayaan alam yang kaya terkandung di bumi dan airnya.

Tantangan Pemuda Berperan dalam Pertarungan Politik

Salah satu perangkap bagi kebangkitan pemuda adalah disibukkan dengan sistem politik di masing-masing negaranya. Sebagian besar negara menggunakan sistem demokrasi, termasuk Indonesia. Padahal, jika ditelaah sistem ini tidak lepas dari eksistensi kepentingan Barat.

Namun pengkultusan demokrasi masih kuat termasuk oleh kalangan umat Islam yang gagal paham terhadap substansi demokrasi itu sendiri. Sistem ini mendudukkan kedaulatan akal manusia di atas aturan yang lebih tinggi yang bersumber dari wahyu Allah Swt.

Banyak yang tidak menyadari keadilan dan kesejahteraan sebagai tujuan bernegara hanyalah merupakan mitos, nihil dalam pencapaian di praktek kenegaraan demokrasi. Perundang-undangan yang dihasilkan dalam sistem demokrasi acapkali ditunggangi oleh kepentingan elit politik dan kapitalis yang akan makin memiskinkan rakyat banyak. Negara-negara penganut sistem demokrasi akan disibukkan oleh pemilu dalam setiap pergantian kepemimpinan. Mesin politik pun sudah mulai dipanaskan sejak tahun sebelum penyelenggaraan. Seperti halnya di Indonesia, meski pemilu akan digelar di tahun 2024, sejumlah partai mulai memanaskan mesin politiknya dengan melakukan berbagai manuver dan konsolidasi dari sekarang.

Gegap gempita politik sesaat inilah yang menjauhkan terhadap upaya penyatuan kekuatan global untuk melahirkan kembali eksistensi negara yang melampaui negara bangsa saat ini. Sebuah negara dengan kekuatan ideologi Islam yang tidak pernah ada tandingannya dan diakui oleh berbagai pihak.

Carleton S. mengomentari, kekuatan ideologi Islam di tahun 600-1600 sebagai peradaban paling besar di dunia yang sanggup menyatukan wilayah dan berbagai bangsa dengan perbedaan kepercayaan, bahasa dan suku. Tentaranya merupaka gabungan berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya.

Dunia Islam selain kaya dengan ruang hidup geostrategis, juga kaya dengan potensi pemudanya. Saat ini, dari penduduk Arab saja, ada 200 juta orang di bawah usia 25 tahun, di Malaysia kaum mudanya mencapai 43%, di Indonesia mencapai 66,5% dari total penduduknya. Bayangkan, jika seluruh generasi muda di negeri-negeri muslim ini bersatu, maka akan menciptakan kekuatan super power yang bisa membuat perubahan besar.

Populasi generasi muda muslim yang padat dan besar ini harus menegaskan bargaining positionnya pada kepentingan Islam. Mereka mewakili energi dan vitalitas sebagai motor penggerak utama dalam arah masa depan.

Tanda-tanda kehancuran Barat sudah tampak, banyak manusia putus asa, apatis, pesimis akibat jurang eksploitasi kian mendalam, Inilah saatnya para pemuda berdiri di panggung dunia, menunjukkan kehebatan alternatif ideologi Islam sebagai solusi. Mereka tidak boleh tergoda untuk bertarung dalam kancah politik sesaat.

Pemuda bergerak di kancah politik memerlukan tiga kekuatan, yaitu kekuatan tsaqofah yang menjadi nyawa dalam setiap ilmu, kekuatan sebagai penggerak opini dengan melahirkan narasi-narasi produktif untuk melawan kejahatan media, dan menempa diri menjadi generasi penakluk yang mampu memenangkan pertarungan pemikiran dan meyakinkan manusia bahwa Islam satu-satunya ideologi yang layak memimpin dunia.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Pajak dalam Pandangan Islam
Next
Srikandi Penggerak Opini Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram