Islamofobia Berulang, Satu Keluarga Muslim Menjadi Korban

"Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS Ash Shaff [61]: 8)"


Oleh. Devi Aliya
(Penulis dan Aktivis Muslimah)

NarasiPost.Com-Isu islamofobia masih saja terus disebarkan dan membuat kebencian terhadap Islam semakin berakar urat. Kebencian yang sebenarnya tidak ada dasar jelas bahkan sudah mendarah daging tanpa tahu fakta yang sebenarnya. Banyak tindakan buruk dan keji terhadap Islam dan pemeluknya muncul sebagai akibat islamofobia. Kasus teranyar menimpa beberapa muslim dalam satu keluarga di Kanada. Seorang pengemudi pick-up dengan kecepatan tinggi menabrak beberapa orang hingga menyebabkan kematian. Mereka ditabrak hanya karena mereka adalah muslim. Korban terdiri dari lima orang yang berusia 9 hingga 77 tahun, empat orang meninggal dan satu orang kritis. Si pengemudi yang bernama Nathaniel Veltman (20 tahun) ditetapkan sebagai tersangka. Dia didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.

Serangan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang serangan islamofobia yang terjadi hampir di seluruh provinsi di Kanada.

Inspektur Layanan Polisi London, Paul Waight saat konferensi pers seperti dikutip Aljazeera.com (Selasa, 8/6/2021), menyatakan ada bukti bahwa ini adalah tindakan terencana dan dimotivasi oleh kebencian. Diyakini para korban ini menjadi sasaran karena mereka adalah muslim. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pun bereaksi keras terhadap aksi keji ini. Dalam cuitannya di twitter, Justin Trudeau mengatakan bahwa ini adalah tindakan mengerikan dan sebuah tindakan kebencian. Dia menyatakan simpatinya terhadap korban yang meninggal dan yang kritis. Justin juga menyampaikan bahwa islamofobia tidak ada tempat di Kanada dan harus dienyahkan.

Makna dan Jejak Islamofobia

Peneliti dari Universitas Hamburg, Jerman, Miriam Urbrock dan Marco Claas, dalam karya tulis “Islamophobia: Conceptual Historical Analysis” mengungkapkan dalam arti luas bahwa islamofobia juga menjadi sinonim dari 'anti-Islam', yakni segala sikap atau tindakan yang menunjukkan ketidaksukaan terhadap agama Islam. Islamofobia sendiri terdiri atas dua kata, yaitu Islam dan fobia. Islam merujuk pada agama Islam dan kaum muslimim, sedangkan fobia adalah ketakutan berlebihan. Bisa disimpulkan islamofobia adalah ketakutan berlebihan terhadap Islam dan kaum muslimin. Ketakutan ini bahkan cenderung tanpa dasar atau alasan tertentu. Ketakutan yang cenderung tidak wajar juga muncul dari islamofobia ini. Takut dan benci pada simbol-simbol agama semacam jilbab dan kerudung. Muslimah yang menggunanakan jilbab dan kerudung lebar dianggap antiliberal dan eksklusif. Sedangkan lelaki muslim yang memelihara janggut atau mengenakan celana cingkrang sering dicurigai sebagai pelaku terror.

Gelombang islamofobia berhembus kencang pasca serangan gedung WTC. Aksi terorisme dengan serangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) di New York, Gedung Pentagon di Washington DC, dan Pennsylvania terjadi pada 11 September 2001. Peristiwa ini pun dikenal sebagai serangan 9/11. Pada saat itu, para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke menara kembar WTC. Tuduhan pelaku pengeboman di gedung WTC tersebut langsung diarahkan kepada muslim. Amerika Serikat pun menggaungkan program dengan narasi war on terrorism yang sejatinya adalah War on Islam.

Setelah program war on terrorism dicanangkan, serangan terhadap Islam dan pemeluknya semakin kencang dan berulang. Serangan tersebut berupa ujaran kebencian, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Tak cukup dengan ujaran kebencian, serangan fisik juga terus meningkat. Serangan fisik ini bahkan hingga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit pada kaum muslimin.

Jika menilik lebih jauh, serangan islamofobia sebenarnya sudah ada dan pernah dialami bahkan oleh Rasulullah Saw. Dakwah Rasulullah di Mekah untuk menyebarkan kalimat “Laa ilaha illa Allah” banyak mendapat penentangan, khususnya dari kaum bangsawan Quraisy. Sematan buruk, mulai dari dituduh tukang sihir hingga gila diarahkan kepada manusia paling mulia di sisi Allah, Muhammad Rasulullah Saw. Diludahi, dilempar kotoran hewan, dihina, dan dicaci maki menjadi hal yang rutin Rasulullah terima saat berdakwah. Provokasi dan fitnah keji juga dilontarkan oleh sejumlah tokoh Quraisy semacam Abu Jahal dan Abu Lahab.

Tuduhan dan fitnah keji tersebut sebagaimana dikabarkan Allah Swt dalam firman-Nya,
Demikianlah, tidak seorang Rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS Az Zariyat (51) : 52-53)

Tak puas dengan melemparkan tuduhan buruk dan fitnah keji, Muhammad dan umatnya pun menerima penyiksaan fisik luar biasa. Syahid menjadi jalan terbaik bagi para sahabat Rasulullah Saw. Pemboikotan total juga Rasulullah rasakan bersama para sahabat yang berpegang teguh kepada akidah Islam. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah untuk menegakkan daulah khilafah, provokasi jahat tidak berhenti. Kaum Quraisy kafir terus saja merongrong keberadaan negara Islam di Madinah. Mereka senantiasa menyebarkan tuduhan keji agar kebencian kepada Muhammad terus muncul. Hal itu terus berlangsung hingga terjadi peristiwa Fathu Mekah (Pembebasan Kota Mekah oleh kaum muslimin) pada 8 H / 630 M. Pasca Fathu Mekah, barulah Islam mulai diterima secara luas oleh masyarakat Arab.

Sepeninggal Rasulullah Saw, dakwah Islam terus berlanjut, mulai dari khulafaur rasyidin hingga daulah khilafah Ustmani di Turki sebagai daulah Islam terakhir. Jihad untuk membebaskan penduduk dunia dari kejahilannya mengalami banyak kemenangan. Daulah Islam mampu bertahan hingga 14 abad lamanya dengan dakwah dan jihad. Selama 14 abad tersebut, provokasi dan fitnah keji penuh kebencian juga masih berlangsung. Konspirasi untuk menjatuhkan dan meruntuhkan daulah tak pernah henti dilakukan oleh musuh-musuh Islam.

Khilafah Pelindung Hakiki Kaum Muslimin

Islamofobia harus segera dihentikan dan dihilangkan. Umat pun harus segera mendapatkan penjelasan tentang agenda di balik islamofobia yang terus terjadi. Islamofobia hanyalah momen untuk menghentikan dakwah Islam kafah. Kaum kafir sangat takut dakwah Islam ideologis yang akan membangkitkan Islam sebagai sebuah institusi politik akan terwujud. Maka dibuatlah berbagai upaya untuk meredam dakwah ideologis ini. Salah satu upayanya adalah menghembuskan sentimen buruk tentang Islam melalui gelombang islamofobia.

Perilaku para provokator kebencian Islam sudah Allah gambarkan dalam firman-Nya,
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci.” (QS Ash Shaff [61]: 8).

Menghadapi serangan islamofobia tidak cukup hanya dengan menjelaskan apa itu Islam. Namun memerlukan penerapan syariat kafah dalam sebuah Nlnegara Khilafah, sebagaimana yang dulu Rasulullah perintahkan dan contohkan. Para pelaku provokasi keji akan diberi sanksi oleh negara. Dengan adanya perlindungan dari negara Khilafah, maka Islam dan kaum muslimin pun akan terlindungi.

Nabi Muhammad Saw bersabda:
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Tidak hanya melindungi kaum muslim, negara khilafah juga akan menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamiin ke seluruh dunia. Wallahu ‘alam.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Perlunya Keseimbangan antara Raja' dan Khauf
Next
Covid Sejahtera dalam Naungan Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram