Serius Hadapi PNS Misterius

Negara telah dirampok triliunan rupiah akibat PNS palsu. Dengan asumsi satu orang PNS berpangkat III/A menerima gaji (pokok) Rp2juta per bulan. Maka potensi kerugian negara hampir Rp2,5 triliun pertahun"


Oleh. Annida K. Ummah

NarasiPost.Com-Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pegawai yang dipilih dari rakyat sipil dan bekerja untuk negara. Status mereka adalah legal, mereka juga dianggap sebagai abdi negara. Pihak yang membayar tenaga mereka adalah negara. Banyak rakyat menginginkan posisi ini, sebab gaji dan tunjangannya menjanjikan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, bahkan hingga hari tua. Namun, posisi yang tidak mudah didapatkan itu ternyata menyita perhatian publik baru-baru ini.

Dilansir dari kompas.com (26/5/2021), bahwa berita terkait adanya data "PNS misterius" masih menjadi perhatian pemerintah. Kita tahu bahwa sebelumnya diberitakan ada 97.000 data "PNS misterius" hingga 2015 yang disebutkan masih mendapatkan gaji dan dana pensiun.

Setelah diselidiki diketahui bahwa penyebab adanya “PNS Misterius” karena ada berbagai faktor di antaranya: 1) Mengalami kesulitan akses melakukan pendaftaran ulang, 2) Status mutasi, 3) Status meninggal, 4) Status berhenti atau sejenisnya yang tidak dilaporkan oleh Instansi kepada BKN. (Kompas.com, 26/5/2021)

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Guspardi Gaus dari anggota Komisi II DPR menduga terjadi kolusi bagi yang menerima gaji dan iuran pensiun. Menurutnya, tak menutup kemungkinan terjadi persekongkolan sejumlah pihak dalam kasus puluhan ribu PNS fiktif ini. Ia pun mendesak pemerintah untuk mengusut tuntas temuan Badan Kepegawaian Negara (BKN) ini. (Sindonews.com, 26/5/2021)

Sedangkan anggota Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda berpendapat “Negara telah dirampok triliunan rupiah akibat hal ini. Dengan asumsi satu orang PNS berpangkat III/A menerima gaji (pokok) Rp2juta per bulan. Maka potensi kerugian negara hampir Rp2,5 triliun pertahun,” terangnya. (Metropilitan.id, 26/5/2021)

Fenomena adanya “PNS Misterius” memang mengejutkan banyak orang. Sebab, ini merupakan hal yang ironis. Data PNS misterius bertahun-tahun baru diketahui saat 2015. Dan itu berarti negara selama ini telah menggaji pihak yang tidak ada wujudnya. Ironi di tengah tingginya angka kemiskinan dan besarnya lilitan hutang negara. Pertanyaannya, siapakah yang menerima gaji “PNS misterius” selama ini? Hal ini yang perlu diusut secara tuntas.

Kalau ditelisik ke belakang, kejadian ini (penggelapan dana) bukanlah hal baru di tengah sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme telah menuntun manusia mendapatkan uang/ materi dengan berbagai cara, meski itu haram. Apalagi ketika mendapat kesempatan duduk di kursi kekuasaan. Kekuasaan dianggap peluang untuk mendapatkan harta yang besar, yang tidak lain milik negara, yang harusnya dialirkan untuk kemaslahatan rakyat. Mereka yang mengincar kekuasaan sejatinya telah meniadakan amanat rakyat, yang sebenarnya telah mencederai konsep politik berbangsa dan bernegara.

Belum lagi, adanya penggelapan dana bisa disebabkan karena adanya gaya hidup hedonis di dalam sistem sekuleris. Gaya hidup hedonis membuat manusia berpikir bahwa kebahagiaan adalah ketika memiliki harta kekayaan melimpah. Dalam gaya hidup hedonis, hidup bukan sekadar untuk mencukupi kebutuhan pokok semata, tetapi untuk memenuhi gaya hidup. Inilah yang membuat uang tidak pernah selalu cukup.

Adapun negara yang memiliki regulasi yang lemah dan hukum sanksi yang tidak tegas telah mendorong terjadinya penyimpangan-penyimpangan, seperti pencurian harta negara ini. Karena itu, sistem ini tampak telah berhasil menghasilkan pemimpin-pemimpin yang tidak amanah bahkan berkhianat kepada rakyat. Padahal sebuah kepemimpinan dalam konteks bernegara adalah amanah untuk mengurus rakyat. Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Imam atau pemimpin itu pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus”. (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)

Pemimpin saat ini, yang berada dalam sistem demokrasi kapitalisme, tidak menjadi teladan takwa dengan maraknya praktik korupsi seperti penggelapan dana negara. Sungguh ironi. Semoga masalah PNS misterius ini bisa dituntaskan secara serius. Sudah saatnya negeri-negeri muslim beralih kepada konsep kepemimpinan Islam yang diridai Allah subhanahu wata’ala di bawah naungan Khilafah. Wallahu'alam.[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Kudekap Engkau dalam Ukhuwah
Next
Jangan Latah, Muslim Tidak Taklid Buta!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram