Jangan Enggan Masuk Surga!

"Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Salah seorang sahabat bertanya, ‘Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka sungguh ia telah enggan.” (HR. Bukhari).


Oleh: Aya Ummu Najwa

NarasiPost.Com-Jika ditanya adakah seorang anak manusia yang tak menginginkan surga? Tentu jawabannya sudah pasti tidak ada. Semua orang pasti menginginkan bisa masuk surga. Baik yang banyak melakukan kemungkaran, sering bermaksiat, yang jarang berkomunikasi dengan Tuhannya, lebih-lebih orang yang saleh, kita yakin semua ingin masuk surga.

Namun, ternyata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan kepada kita, bahwa ada manusia yang enggan atau tidak mau masuk surga. Dituturkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

عَنْ أَبي هريرةَ : أنَّ رَسُول الله ، قَالَ: (( كُلُّ أُمَّتِي يَدخُلُونَ الجَنَّةَ إلاَّ مَنْ أبَى )). قيلَ: وَمَنْ يَأبَى يَا رَسُول الله؟ قَالَ: (( مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أبَى )) رواه البخاري (7280).

"Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Salah seorang sahabat bertanya, ‘Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka sungguh ia telah enggan.” (HR. Bukhari).

Dari hadits di atas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan kepada kita bahwa semua orang pasti masuk surga, kecuali yang enggan. Akan tetapi jika kita mau masuk surga ada syaratnya yaitu senantiasa taat dan patuh kepada beliau, tidak menyelisihi ajaran beliau, dan melaksanakan apa yang beliau ajarkan, yaitu Islam dengan menyeluruh.

Sering sekali kita mengaku mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kita bersalawat untuk beliau, kita berharap berjumpa dengan beliau, dan memohon kepada Allah, agar layak menjadi salah satu dari umat beliau yang mendapat syafaat beliau.

Namun di sisi lain, kadang kita masih memilih dan memilah ajaran yang beliau bawa. Yang kita rasa aman dan ringan maka akan kita kerjakan. Kita akan dengan senang hati untuk amar makruf, namun kita enggan bahkan tidak mau melakukan nahi mungkar, dengan alasan beresiko. Kita pun sering menilai diri kita sudah sangat mengikuti Sunah beliau, hanya karena kita sudah sering tilawah Al-Qur'an, menghadiri ta'lim, banyak senyum, banyak sedekah dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, kita pun tanpa sadar meninggalkan ajaran beliau yang lain, seperti dakwah Lil hukam, tidak berhukum dengan Islam, berdiam diri dengan kemungkaran, dan yang lainnya.

Karena sesungguhnya Allah telah mengutus beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan sempurna. Tidak ada satu hukum Islam yang belum disampaikan oleh beliau. Maka tugas kita adalah mengikutinya dan melaksanakannya tanpa tapi tanpa nanti. Karena sejatinya esensi dari cinta adalah taat dan patuh. Maka jika kita mengaku mencintai Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, maka buktikan bahwa cinta kita tak hanya di bibir saja, dengan berupaya melaksanakan apa yang beliau ajarkan dengan kaffah dan total.

Rasulullah adalah uswatun hasanah, beliau adalah teladan sempurna bagi manusia. Maka akan mengherankan jika ada seorang muslim yang mengaku umat beliau, yang mengaku mencintai beliau, dan mengharap syafaat beliau, menolak apa yang beliau bawa, menolak syariat Islam dan penerapannya dalam kehidupan. Bisa dikatakan cintanya palsu dan penuh kedustaan.

Sungguh jika semua umat Muhammad akan masuk surga, maka hanya dengan mencintai beliau dengan totalitaslah syaratnya. Suka atau tidak suka, rida atau tidaknya manusia, dibenci atau tidak oleh musuh Allah, tetap harus kita lakukan. Jika dikatakan semua umat beliau akan masuk surga, maka janganlah kita termasuk orang yang enggan, dengan mengerjakan sebagian ajaran beliau yaitu hukum Islam, dan meninggalkan sebagian yang lain, hanya karena kita katakan beresiko. Buktikan bahwa cinta kita bukan di bibir saja.

Wallahu a'lam[]


photo : google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
‘Haid Boleh Puasa’, di Mana Peran Negara Menjaga Agama?
Next
Pinta Seorang Hamba
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram