Jebakan Dunia

"Dunia pergi meninggalkan kita dan akhirat datang menghampiri kita. Masing-masing (dunia dan akhirat) memiliki anak-anak. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Hari ini adalah waktu beramal tanpa ada hisab (perhitungan), dan kelak ada hisab (perhitungan) tanpa ada kesempatan untuk beramal." (HR. Imam Al-Bukhari).


Oleh: Aya Ummu Najwa

NarasiPost.com - Dunia ini hanya sementara tentu semua orang tahu. Bahwa dunia ini pun akan binasa dan merupakan ujian. Namun, sungguh dunia ini terasa indah dan menawan bagi manusia. Dan Allah sudah menetapkan bahwa di dalam hati manusia ada rasa cinta pada dunia. Yang menganggap dunia segalanya, sehingga pula ia rela melakukan segala cara untuk dapat menguasainya.

Manusia akan merasa senang dan menginginkan lebih ketika memperoleh sejumput kenikmatan dunia, kecintaannya itulah yang akan melenakannya, sehingga membuatnya enggan berpisah dari dunia. Dia akan berusaha bagaimana caranya untuk mempertahankan dan bahkan memperbanyak apa yang sudah dicapainya dari bagian kecil dunia. Namun sebaliknya, manusia menjadi suka mengeluh dan menggerutu, ketika ia hanya diberi sedikit dari ujian kesempitan.

Manusia ingin hidup selamanya dan tak mau berpisah dari dunia, ia begitu cinta terhadap dunia, sehingga ia merasa sayang dan ingin tetap tinggal. Dan untuk bisa bertahan selamanya di dunia ini, segala cara akan ia lakukan. Manusia melupakan bahwa kematian adalah sebuah kepastian, bahwa kematian pasti mendatangi, perpisahan pasti terjadi, walau bagaimanapun dia berusaha lari menghindari dan bersembunyi darinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda :

اثنتان يكرههما ابن آدم: يكره الموت والموت خير للمؤمن من الفتنة ويكره قلة المال وقلة المال أقل للحساب

"Dua perkara yang dibenci anak Adam, (pertama) kematian, padahal kematian itu lebih baik bagi seorang mukmin daripada fitnah (kesesatan di dalam agama). (Kedua) dia membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu lebih menyedikitkan hisab (perhitungan amal)." [HR. Ahmad, dan lain-lain, dishahihkan oleh al-Albâni di dalam ash-Shahîhah, no. 813].

Padahal ia selalu melihat kematian menghampiri setiap orang yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Baik orang kaya atau pun miskin, raja maupun jelata, yang sehat maupun yang sering sakit, baik idola maupun bukan, semua akan didatangi oleh malaikat maut. Sungguh manusia sangat membenci kematian, ia seakan melupakan bahwa kematian itu sangat dekat dan pasti datang menjemput di mana pun ia berada.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An-Nisâ :78]

Manusia pun sangat membenci sedikitnya harta, ia lupa bahwa sedikitnya harta kelak akan meringankan perhitungan di hadapan Rabb-Nya. Manusia sangat menginginkan hidup di dunia lebih lama, baginya hidup lama akan membuatnya bisa lebih banyak mengumpulkan harta. Ia lupa, bahwa sejatinya kehidupan dunia ini hanya ujian baginya. Ia pun lebih suka dengan melimpahnya harta, padahal itu semua kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban.

Dunia oh dunia, begitu menyilaukan mata, sehingga pandangan pun menjadi kabur, tak bisa melihat yang jernih maupun keruh. Hitam putih semua sama seakan berwarna. Menebarkan aroma godaan yang menggairahkan. Membuat manusia enggan bangkit dari mimpi fatamorgana. Menganggap dunia selamanya, sehingga rela melakukan segala cara.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu telah menyampaikan nasihat yang sangat indah untuk kita;

ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا؛ فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَل

"Dunia pergi meninggalkan kita dan akhirat datang menghampiri kita. Masing-masing (dunia dan akhirat) memiliki anak-anak. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Hari ini adalah waktu beramal tanpa ada hisab (perhitungan), dan kelak ada hisab (perhitungan) tanpa ada kesempatan untuk beramal." (HR. Imam Al-Bukhari).

Wallahu a'lam

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Berawal dari Sebuah Asa
Next
Ramadhan, Bukan Bulan Makan!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram