Hentikan Macron, Hapus Islamofobia

Runtuhnya khilafah Islam menjadikan Barat semakin beringas, diperparah dengan sekularisme akut menjangkit negeri-negeri Muslim. Pada akhirnya para penguasa Muslim pun tidak berkutik.


Oleh: Heni Ummu Faiz (Ibu Pemerhati Umat)

NarasiPost.com -- Di saat umat Islam akan memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad Saw, Barat seolah tak rela jika peringatan tersebut aman-aman saja. Entah sampai kapan mereka akan menghina, melecehkan hingga menyimpan dendam kesumat terhadap Islam dan kaum muslimin.

Rasa dendam yang sudah bercokol dalam hatinya kini terus diumbar dengan dalih HAM atas nama kebebasan berpendapat. Bahkan di momen yang sakral bagi kaum muslimin pun terus digulirkan.

Baru -baru ini pelecehan terhadap Nabi Muhammad dilakukan oleh pemimpin negara yang terkenal dengan Menara Eiffel Presiden Macron. Akibatnya beberapa negara dunia mulai bereaksi terhadap ucapan Presiden Perancis itu, sikapnya yang anti Islam ditunjukkan dengan menerbitkan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad.
Hal ini  memicu boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.

Berawal dari komentar Emmanuel Macron terhadap pemenggalan kepala seorang guru yang pernah mempertontonkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi (Pikiran-rakyat.com, 27/10/2020).

Menolak lupa, bagaimana penyakit islamofobia menjangkiti pemuda bernama Tarrant saat aksi penembakan brutalnya terhadap para jamaah yang sedang melaksanakan salat Jumat yang dilakukan di masjid Al Nuur di Selandia Baru (Detik.com, 17/3/2019).

Menanggapi fakta di atas sesungguhnya bukan suatu keanehan jika Barat beserta kroninya terus menebar kebencian. Setidaknya bagi mereka yang membenci, terdapat beberapa alasan di antaranya:

Pertama, kaum kuffar agaknya trauma dengan Islam karena pernah menjadi pemenang peradaban. Dalam persentuhan Islam dan Barat, sejarah mencatat Islam pernah berkuasa di Spanyol lebih dari 800 tahun, penaklukan Konstantinopel, pengepungan Viena sebanyak dua kali, dan paling dramatis adalah Perang Salib yang berlangsung lebih dari 100 tahun.

Inilah salah satu sebab mereka merasa tersaingi untuk menjadi adikuasa peradaban. Apalagi setelah Soviet hancur, Islam menjadi satu-satunya kekuatan pesaing yang perlu disingkirkan. 

Kedua, mereka melihat perkembangan kuantitas umat Islam sangat cepat, perpindahan pemeluk agama lain ke Islam lebih banyak jumlahnya daripada pindah ke agama lain. Bahkan, secara statistik jumlah umat Islam di negara-negara Barat menunjukkan peningkatan setiap tahun.

Ketiga, penguasaan teknologi di beberapa negara Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Keempat, semakin mereka memojokkan dan menjelek-jelekkan Islam di mata dunia, justru orang-orang Barat semakin penasaran dan ingin mempelajari agama Islam. Hal ini terjadi setelah peristiwa 11 September kelabu, justru semakin banyak orang-orang Barat mempelajari dan memeluk agama Islam (Republika.com, 25/9/2020).

Kondisi ini akan terus berlangsung manakala negeri-negeri Muslim dan penguasanya masih di bawah ketiak penjajah Barat. Pelecehan ini akan sulit dihentikan manakala penguasa negeri-negeri Muslim pun ikut terinfeksi islamofobia.

Berbagai organisasi keislaman baik lokal maupun dunia saat Nabinya dihina tidak bisa berbuat banyak. Hanya kecaman, pemboikotan yang tidak memiliki efek jera untuk menghentikan serangan Barat. Umat Islam tidak memiliki taring kekuatan setelah lenyapnya institusi negara dalam bingkai khilafah.

Runtuhnya khilafah Islam menjadikan Barat semakin beringas, diperparah dengan sekularisme akut menjangkit negeri-negeri Muslim. Pada akhirnya para penguasa Muslim pun tidak berkutik.

Hal ini sangat berbanding terbalik saat khilafah tegak. Bagaimana tegasnya Sultan Abdul Hamid untuk mengusir mereka orang Perancis yang menghina Nabi Muhammad Saw, saat seorang laki-laki menulis pertunjukan teater melecehkan Nabi Muhammad Saw yang digelar malam itu, di Kota Paris.

Ketegasan Sultan Abdul Hamid sudah tidak diragukan lagi, beliau sudah tidak peduli jika Prancis menyerang pribadinya. Tetapi, jika mereka menghina agama Islam dan Nabi Muhammad Saw, Sang Sultan mengaku, siap bangkit dari kematian. 

"Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat," kata Sultan Abdul Hamid. Sebuah ketegasan yang luar biasa yang dimiliki oleh pemimpin Islam saat itu.

Sungguh kita sangat merindukan para pemimpin yang tegas. Para pemimpin yang mencintai Allah dan Rasulnya. Mencintai Nabi bukan sekadar bersalawat, tetapi juga menerapkan syariatNya secara kafah. Wallahu a'lam bishshawab.[]

Picture Source by Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Berada dalam Barisan Dakwah
Next
Puluhan Ribu Massa Protes Anti-Prancis di Bangladesh
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram