Anak Muda Jangan Galau, Tentukan Pilihanmu

Politik di dalam Islam berbeda dengan politik dalam pandangan sekuler kapitalis. Politik di dalam Islam adalah mengurusi urusan/kemaslahatan rakyat.


Oleh. Aina Syahidah

Narasipost.com - Apa yang kita rasakan kala mendengar istilah anak muda? Tentu semua kita terbayang oleh sosok yang semangatnya berapi-api, fisiknya yang kuat, usianya yang muda, berani, produktif, dan lain sebagainya. Mereka para anak muda ini juga kerap menjadi tumpuan harapan bangsa di masa mendatang. Itulah mengapa, mengawal sepak terjang juga perkembangan mereka menjadi sesuatu yang perlu dilakukan. Mengingat, baik buruk yang mereka torehkan, amat berpengaruh bagi atmosfer peradaban di masa depan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi melakukan survei terhadap anak muda dengan rentang usia 17-21 tahun pada bulan Maret lalu. Survei ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana respon generasi terhadap isu-isu sosial politik yang hari ini tengah wara-wiri di kancah perpolitikan negeri. Dan hasilnya cukup mencenangkan.


Untuk urusan birokrasi, sebanyak 64,7 persen anak muda tak percaya pada kinerja partai politik. Mereka berasumsi, para politisi di Indonesia tak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat (merdeka.com, 21/03/2021).

Di samping itu, anak muda juga keberatan jika presiden dijabat oleh orang nonmuslim, jumlahnya mencapai 39 persen. Hanya 27 persen yang tak keberatan, dan 28 persen yang tergantung. (Republika.co.id, 21/03/2021)

Namun, lebih dari 50 persen anak muda netral (antara setuju dan tidak) terhadap penerapan hukum Islam yang digadang-gadang sebagai solusi dari maraknya persoalan negeri (Republika.co.id, 21/03/2021). Kondisi ini menunjukan, betapa anak muda kita masih dilema untuk memilih Islam sebagai solusi. Walau mereka telah menyadari kerusakan yang ada.

Hal ini juga terlihat dari pandangan mereka terhadap isu radikalisme yang saat ini menjadi isu hangat yang diperbincangkan. Terang saja, sebanyak 49,4 persen anak muda menganggap isu ini sebagai isu yang sangat mendesak untuk diselesaikan pemerintah. 41.6 persen yang mengatakan menjadi perhatian serius. Dan 24,1 persen anak muda yang menilai bahwa pemerintah tidak adil terhadap umat Islam, karena cap radikalisme hanya ditujukan kepada umat Islam saja (Republika.co.id, 21/03/2021).

Menelisik Eksistensi Anak Muda Masa Kini

Membaca hasil survei di atas, harus diakui bahwa sebenarnya generasi hari ini sedikit banyak mulai dihinggapi bibit-bibit kesadaran terhadap kondisi yang ada. Hanya saja, perlu bimbingan agar tidak terjebak dalam permainan yang sama, yakni meneriakan solusi tapi kakinya belum beranjak dari sumber masalah, yakni sistem sekuler kapitalis itu sendiri.

Di dalam buku karya Hendri Teja dkk (2020), anak muda kini banyak mengambil peran dalam aksi protes massal yang hari ini melanda dunia. Di dalam bukunya Hendri,dkk menggambarkan mereka sebagai sosok yang muda, resah, dan berbahaya. Saking banyaknya terlibat dalam aksi protes yang mengutuk ketidakadilan yang diciptakan oleh sejumlah penguasa dunia hari ini.


Hendri dkk menyebut tindakan mereka sebagai tindakan yang manusiawi. Karena buah dari kacaunya pengaturan kehidupan rakyat yang hari ini banyak melanda negara-negara di dunia.

Itulah mengapa, memahamkan generasi muda terhadap konsep politik yang dapat membawa pada tangga kebangkitan yang hakiki menjadi penting. Dan sangat disayangkan, bila potensi perubahan itu masih berangkat dari semangat paham sekuler kapitalis yang nyata-nyata sebagai sumber dari segala masalah yang terjadi dewasa ini.

Politik di dalam sistem sekuler kapitalis tak ubahnya hanyalah jalan untuk meraih kekuasaan demi merealisasikan sejumput kepentingan dari para elit korporasi. Walhasil, citra politik yang sejatinya mulia, menjadi ternodai. Akhirnya tak sedikit publik menilai bahwa politik itu kotor. Benarkah demikian?

Politik Islam Jalan Kebangkitan

Di dalam konsep sekuler demokrasi, para ilmuwannya mendefinisikan makna politik sebagai ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan (Harold D. Laswell dan A. Kaplan). Hal ini sejalan realisasinya hari ini, politik semata-mata jalan untuk meraih kekuasaan. Karena dengannya seluruh hasrat kapitalis dengan mudah terwujud. Itulah mengapa banyak orang berlomba untuk meraihnya.

Di dalam Islam, politik tidak demikian. Makna politik disebutkan secara etimologi, yakni berasal dari kata sasa-yasusu-siayasatan yang berarti mengurusi kepentingan seseorang. Hal ini diperjelas dalam kamus Al-Muhith yang menyebut sustu ar-raiyata siyasatan yang maknanya, saya memerintah dan melarangnya dengan sebuah aturan. Di dalam buku Materi Dasar Islam karya Arif B.Iskandar disebutkan bahwa hal ini mencerminkan adanya aktivitas pengaturan urusan rakyat oleh suatu pemerintah dalam bentuk perintah dan larangan.

Berangkat dari hal ini maka impelementasinya politik di dalam Islam tak hanya berbicara soal urusan kekuasaan, melainkan juga meliputi urusan asasiyah setiap individu. Di mana negara harus tampil sebagai penanggungjawab penuh. Tidak ada pembebanan tugas penguasa kepada pihak kedua. Para penyelenggara urusan rakyat ini harus mengupayakan, memenuhi, dan mengurusi pemenuhan hajat hidup rakyatnya tanpa terkecuali. Itulah politik di dalam Islam.


Lebih lanjut, diperjelas oleh Dr. Adian Husaini bahwa urusan politik merupakan bagian dari ajaran Islam yang sangat penting, karena menyangkut pengelolaan kekuasaan untuk kemaslahatan rakyat (www.Hidayatullah.com, 20/03/202).

Oleh karena itu, politik di dalam Islam berbeda dengan politik dalam pandangan sekuler kapitalis. Politik di dalam Islam adalah mengurusi urusan/kemaslahatan rakyat.
Jadi, kenapa anak muda mesti ragu? Bukankah kita sama-sama mendambakan kehidupan yang lebih baik? Wahai Pemuda, tentukan pilihanmu! Wallahualam

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Bom Moderasi Agama Menyasar Islam Ideologis
Next
Bulan Ramadhan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram