Ketuklah sekuat-kuatnya pintu-pintu surga itu dengan ketaatan, dengan memohon ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Ketuklah pintu surga dengan ketundukan dan bersimpuh di hadapan-Nya, kita pun tidak akan pernah meninggalkannya, hingga Dia ampuni dosa-dosa kita.
Oleh: K.H. Hafidz Abdurrahman
NarasiPost.com - Bulan Syakban adalah bulan yang terjepit, di antara dua bulan yang luar biasa, bulan suci [haram] Rajab, dan bulan agung [adhim] Ramadhan, maka tak jarang bulan ini pun terlewatkan.
Karena itu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengingatkan,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ عَنْهُ النَّاسُ
“Itu adalah bulan, di mana orang-orang melalaikannya.” (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu)
Para ulama pun mengatakan, “Hadis ini menjadi dalil tentang disunahkannya menghidupkan waktu-waktu yang dilalaikan orang dengan ketaatan. Itu tentu lebih dicintai Allah Azza wa Jalla. Sebagian ulama salaf suka menghidupkan waktu di antara dua Isya [Magrib-Isya] dengan salat. Mereka mengatakan, ‘Ini adalah waktu yang dilalaikan.'”
Karena itu, sunah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini sekaligus bentuk muhasabah diri, apakah kita termasuk orang-orang yang melalaikan bulan Syakban dengan segala kemuliaannya, ataukah tidak? Inilah yang diingatkan oleh baginda Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Maka, Syakban telah menjadi gerbang yang akan mengantarkan kita memasuki Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan dibukanya pintu-pintu surga, sebagaimana disabdakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka Syakban merupakan gerbang menuju pintu-pintu surga yang dijanjikan.
Oleh karena itu, siapa saja yang merindukan masuk surga melalui pintu-pintunya, Syakban adalah momentum untuk mengetuk pintu-pintu itu.
Ketuklah sekuat-kuatnya pintu-pintu surga itu dengan ketaatan, dengan memohon ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Ketuklah pintu surga dengan ketundukan dan bersimpuh di hadapan-Nya, kita pun tidak akan pernah meninggalkannya, hingga Dia ampuni dosa-dosa kita, sambil terus berucap, “Ya Allah, hamba tak kan pernah meninggalkan pintu-Mu, sebelum Engkau mengampuni dosa-dosa hamba.”
Ketuklah pintu-pintu surga itu dengan puasa, salat, dan qiyam lail, saat orang terlelap dalam tidurnya. Ketuklah pintu-pintu surga itu dengan terus berharap, memohon, dan berdoa kepada-Nya.
Abu Darda pun berkata,
جِدُّوْا بِالدُّعَاءِ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْثُرُ قَرْعَ الْبَابِ يُوْشِكُ أَنْ يَفْتَحَ لَهُ
“Bersungguh-sungguhnya dengan berdoa, karena siapa saja yang banyak mengetuk pintu-Nya, hampir pasti Dia akan membukakan pintu untuknya.”
Semoga kita bisa terus dan terus menyirami tanaman kita di bulan yang mulia ini. Dengannya, semoga kita bisa meraih kemuliaan dengan panen yang berlimpah di bulan suci Ramadhan. Amin.
Sumber: https://www.muslimahnews.com/2021/04/01/nafsiyah-syakban-di-antara-dua-bulan-mulia/