True Love

Aturan Islam bukan untuk mengekang cinta, namun untuk mengatur penyaluran cinta agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan, kalau cintanya disalurkan dengan pacaran maka akan berdosa, yang akan mendatangkan murka Allah. Tapi jika sesuai Islam penyaluran cintanya maka akan bernilai ibadah. Karena jalan yang benar bukan pacaran tapi dengan menikah.


Oleh: Minah Mahabbah

NarasiPost.com - Berbicara tentang cinta, tidak akan ada habisnya. Karena setiap manusia pasti memiliki perasaan cinta. Baik cinta terhadap orang tuanya maupun kepada orang lain. Namun, bagaimana agar kita bisa memiliki rasa cinta sejati?

Sering seorang terjebak pada cintanya, ia mencintai sesuatu, berjuang untuknya, tetapi, sebenaranya apa yang ia cintai itu adalah keburukan yang dianggapnya kebenaran.

Cinta memang membingungkan, ada yang salah dalam mengartikan sehingga cintanya palsu dan semu, padahal yang diinginkan adalah true love yakni cinta sejati.

Cinta adalah anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala, janganlah menodai cinta itu ke jalan yang salah, cinta dengan pacaran itu salah besar, berujung dosa.

Cinta adalah fitrah, anugerah dari Allah. Cinta atau bahasa arabnya al hubb, merupakan lawan dari benci. Kecenderungan alami pada sesuatu yang lezat, enak, nyaman, suka dan senang. Kalau menurut (KKBI) Cinta adalah rasa suka, sayang, terpikat, ingin, rindu, pengharapan, sedih dan ingat.

Jadi, “ Cinta adalah kecendrungan dan rasa; baik rasa suka, sayang, terpikat, ingin, rindu, pengharapan, sedih dan ingat dari pecinta kepada yang dicintai “.

Allah Subhanahu Wa Ta'aala mengajarkan kepada manusia melalui Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa yang paling mengetahui hakikat kebaikan dari rasa cinta yang tumbuh pada manusia adalah Allah semata. Cinta sejati adalah cinta yang tumbuh karena ketaatan kita kepada Allah, sesuatu yang dicintai Allah, pastilah baik untuk manusia, sebaliknya, sesuatu yang dibenci Allah, pastilah buruk untuk manusia.

Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman dalam TQS. Al-Baqarah ayat 216, yang artinya: “… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.”

Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
“Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya” (HR. Al Hakim)

Cinta sejati yakni Cinta Allah Subhanahu Wa Ta'aala, cinta Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, cinta kaum Muslimin, cinta kekasih kita pada saat yang tepat dan cara yang tepat sesuai syariat yakni dengan jalan menikah.

Aturan Islam bukan untuk mengekang cinta, namun untuk mengatur penyaluran cinta agar tidak terjerumus dalam kemaksiatan, kalau cintanya disalurkan dengan pacaran maka akan berdosa, yang akan mendatangkan murka Allah. Tapi jika sesuai Islam penyaluran cintanya maka akan bernilai ibadah. Karena jalan yang benar bukan pacaran tapi dengan menikah.

“Wahai sekalian para pemuda barang siapa di antara kalian telah mampu (menikah dengan berbagai macam persiapannya) hendak menikah karena menikah lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa (pemutus syahwat) baginya.” (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, mari tentukan pilihan kita, untuk menentukan cinta sejati yang semata-mata hanya ingin menggapai rida Allah. Karena cinta sejati itu memikirkan kebaikan yang dicintai selama-lamanya, jujur dan apa adanya pada yang dicintai, serius dan bersungguh-sungguh dalam mencintai. Maka, cintailah anak, istri/suami, orang tua, dan seluruh harta benda dalam kerangka cinta kepada Allah dan Rasul. Wallahua’lam.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Ekonomi Prasmanan
Next
Tajul Furudh yang Terabaikan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram