Allah, Ambil Kanker Ganas Suamiku

"Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya." (HR. Tirmidzi)


Judul Buku: Allah, Ambil Kanker Ganas Suamiku
Penulis: Susmiyati Madjid
Penerbit: PIMEDIA Bandung
Tahun Terbit: 2020
Tebal: 108 hlm
Peresensi: Sri Indrianti

NarasiPost.com - "Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya." (HR. Tirmidzi)

Garis hidup manusia menjadi rahasia Illahi. Tak ada satu manusia pun yang mengetahui secara jelas gambaran kehidupannya dari awal sampai akhir. Sebagai manusia yang bisa dilakukan adalah dengan bertakwa dan bertawakal.

Allah senantiasa menguji hambanya. Baik berupa kenikmatan atau kesulitan. Jika manusia berhasil melalui ujian ini maka insya Allah akan mendapat pahala besar. Balasan atas kesabaran menerima ujian.

Dalam buku "Allah, Ambil Kanker Ganas Suamiku" karya ibu Susmiyati Madjid ini menunjukkan pada para pembaca besarnya kekuasaan Allah sebagai Pemilik Kehidupan. Buku ini berisi kisah yang dilalui oleh penulis dalam mendampingi belahan jiwanya yang mengidap penyakit kanker getah bening atau limfoma. Kanker yang dinilai ganas ini ternyata bersarang dalam tubuh suami penulis.

Penulis dan suami berusaha bertawakal atas penyakit yang diidap suaminya tersebut. Ikhtiar harus dilakukan sembari memohon kesembuhan dari Gusti Allah. Pengobatan medis dan terapi herbal dipilih oleh penulis dan suami sebagai jalan ikhtiar kesembuhan.

Rangkaian kemoterapi yang cukup panjang dilakukan dengan sabar. Benarlah bahwa di balik laki-laki yang kuat ada perempuan di belakangnya yang senantiasa mendukung. Wajar jika sekali dua kali suami penulis merasa lelah dan putus asa. Di sinilah kehebatan dari penulis yang tak pernah letih untuk mendukung, menguatkan, serta memotivasi suaminya. Dari dukungan penulislah, suaminya seolah mendapat kekuatan baru pada tubuhnya.

Hal lain yang bisa diambil hikmah dari buku ini adalah ketaatan istri terhadap suami. Walaupum kondisi suami yang lemah secara fisik namun penulis tetap menghadirkan ketaatan terhadap suami selaku qowwam keluarga. Penulis mengalami dilema antara mendampingi suami atau merawat keempat anaknya yang masih kecil-kecil. Bahkan saat itu bungsu baru berusia dua bulan. Suami meyakinkan penulis untuk merawat anak-anak di rumah. Dengan berat hati karena ingin mendampingi sang Arjuna, penulis tetap taat untuk merawat keempat buah hatinya di rumah.

Tak cukup sampai di situ ujian yang diberikan Allah. Kemoterapi seri dua yang baru berjalan terpaksa dihentikan karena suami penulis terkena serangan virus Hepatitis tipe A dan tipe B sekaligus. Kemoterapi bisa dilanjutkan setelah Hepatitis dinyatakan sembuh. Benar-benar ujian berat yang harus dilalui oleh pasangan ini. Masya Allah.

Penulis tetap optimis akan kesembuhan suami. Berikhtiar maksimal sembari bertawakal kepada Pemilik Kehidupan. Allah mengganjar dengan setimpal tiap ikhtiar dan doa yang senantiasa dilantunkan pasangan ini.

Membaca buku ini yang sejatinya tipis, namun bagi saya pribadi membutuhkan waktu lama. Pasalnya seringkali sebagai pembaca tak kuat untuk melanjutkan membaca karena ngilu dan merasakan kesedihan yang dialami oleh pasangan ini. Seringkali buku saya tutup dan dilanjutkan membaca beberapa hari kemudian. Tepat di halaman 60-61 tak kuat lagi menahan air mata keluar. Membaca goresan doa yang dilantunkan penulis kepada Sang Pemilik Kekuasaan.

Buku ini juga menyentil pembaca untuk bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan Allah. Selagi masih diberi kesehatan dan nikmat usia semestinya kita berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan sebagai bekal "pulang".

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Amalmu untuk Siapa?
Next
Ekonomi Prasmanan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram