Prinsip Standar Manten Anyar

Visi rumah tangga yang paling baik adalah mendapat rida Allah dengan menjalankan prinsip-prinsip dasar keimanan sebagi misinya.


Judul Buku: 10 Prinsip Standar Manten Anyar
Penulis: Firdaus Bayu dan Kholila Djauhary
Penerbit: Keluarga Bahagia
Tahun Terbit: 2021
Tebal: 106 hlm
Peresensi: Sri Indrianti

NarasiPost.com - Berumah tangga merupakan ibadah terlama. Di dalamnya terdapat berbagai rintangan yang harus dilewati para pasangan yang menikah. Surga menanti bagi siapapun yang menjalaninya dengan penuh kesabaran dan ketaatan.

Jalan pernikahan tak selamanya mulus sebagaimana yang ada dalam cerita dongeng Cinderela. Si miskin bertemu pangeran dan hidup bahagia selamanya. Tak semudah itu Ferguso! Menyatukan dua insan, dua keluarga besar dengan beragam karakter bahkan bisa jadi berbeda bahasa bukanlah sesuatu yang gampang. Membutuhkan kajian secara berkesinambungan supaya bisa lulus melewati berbagai onak duri yang menghadang.

Buku "10 Prinsip Standar Manten Anyar" karya pasangan yang juga terhitung manten anyar yakni Firdaus Bayu dan Kholila Djauhary ini kiranya tak hanya layak dibaca oleh calon manten dan manten anyar. Manten lawas pun bisa membaca sebagai bahan instropeksi diri atas pernikahan yang telah dilalui. Sehingga kehidupan pernikahan yang lebih baik dengan predikat samawa pun bisa tercapai.

Buku setebal 106 halaman ini begitu enak dan renyah dibaca. Yap, membacanya seakan makan camilan. Tak terasa ternyata telah menghabiskan buku tanpa kesulitan dengan membawa pikiran baru seakan manten anyar.

Terdapat 11 bab dalam buku ini. Antara bab yang satu dengan lainnya disajikan secara berurutan dan saling berkesinambungan. Sebagaimana yang dituliskan dalam bab pertama yakni "Pemahaman Ideal Manten Anyar". Bab ini mengarahkan bagi para pasangan pentingnya memiliki visi misi berumah tangga. Visi rumah tangga yang paling baik adalah mendapat rida Allah dengan menjalankan prinsip-prinsip dasar keimanan sebagi misinya.

Tanpa visi misi maka rumah tangga akan berjalan tak tentu arah. Pun akan memudahkan terjadi konflik antar pasangan dengan penyelesaian yang tidak sejalan. Berbeda jika memiliki visi misi, apapun ujian yang menerpa akan diselesaikan sesuai visi misi yang telah menjadi kesepakatan.

Kemudian di bab kedua yang merupakan prinsip pertama yang dibahas di buku ini yakni Memahami Perbedaan Karakter. Dalam bab ini menekankan perlunya penyelaman karakter antar pasangan. Laki-laki yang identik dengan kehidupan luar, kasar, dan blak-blakan harus hidup satu rumah dengan perempuan yang lembut, lemah, dan mudah menangis. Sejak akad menikah terucap mereka harus hidup bersama dengan pasangan yang berbeda karakter mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Hidup bersama bukan hanya untuk sehari dua hari, namun untuk seterusnya. Jika semua itu tidak dilakukan penyesuaian di dalamnya maka akan menjadi pemicu konflik rumah tangga.

Begitu seterusnya berlanjut ke bab-bab berikutnya ibarat kita menaiki tangga yang akan senantiasa berpindah ke pijakan di atasnya. Sampai kemudian di puncak tangga yakni di bab akhir "Bermusyawarah". Hendaknya suami istri membiasakan musyawarah dalam menentukan persoalan. Setidaknya saling terbuka dan komunikatif. Ingatlah, menikah adalah jalan untuk hidup bersama, karena itu bicarakanlah semuanya secara bersama-sama. Urusan pekerjaan, rencana tempat tinggal, dalam menyikapi masalah, biasakanlah mendiskusikan dengan pasangan sebelum melangkah. Kecuali memang dalam kondisi mendesak dan tidak ada waktu untuk berdiskusi.

Ada beberapa alasan mengapa kita perlu berdiskusi:

  • Untuk menghindari keputusan yang salah
  • Menghormati pasangan
  • Menghindari konflik

Buku ini benar-benar menyajikan tulisan yang aplikatif terkait rumus berumah tangga. Apa yang tertulis memang sering terjadi dalam kehidupan. Tak berlebihan kiranya jika buku ini mendapat sebutan sebagai kamus rumah tangga.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Sahabat, Teruslah Melangkah Bersamaku
Next
Prahara Parpol, Bukti Kuatnya Syahwat Kekuasaan dalam Demokrasi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram