Pantaskah Aku Masuk Surga?

Ya Allah, pantaskah aku masuk surga? Sedang amalanku masih biasa saja. Ya Allah, hamba-Mu ini penuh cela, maka izinkanlah aku bertobat sebelum waktuku tiba.


Oleh: Aya Ummu Najwa

NarasiPost.com - Sering aku berkata ingin masuk surga. Sering pula aku katakan surga adalah cita-cita tertinggiku. Bahkan aku ingin masuk surga tanpa hisab. Bersama keluarga dan kerabat. Dapat bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga para sahabat yang mulia.

Namun, kadang aku lupa, dan membuat cita-cita dan aktivitasku tak sejalan. Aku masih suka bermaksiat bahkan terbiasa dengannya. Bahkan kadang aku tak malu, dan terang-terangan melakukannya. Aku masih berdiam diri di depan kemungkaran. Nyaman dalam diam, asalkan aku aman. Tanpa ingin bergerak mencegah dan melarang. Aku lupa bahwa Allah Sang pemilik surga senantiasa mengawasiku tanpa jeda.

Imam Ibnu Rajab berkata :

آدم أُخرج من الجنة بذنب واحد ، وأنتم تعملون الذنوب وتكثرون منها وتريدون أن تدخلوا بها الجنة

"Adam dikeluarkan dari Surga disebabkan oleh satu dosa, sedangkan kalian melakukan berbagai dosa-dosa dan memperbanyaknya, tetapi kalian menginginkan Surga dengan membawa dosa-dosa tersebut. (Pantaskah hal tersebut?? Tidak malukah kalian kepada Allah Ta'aala ?)"
(Lathaa-iful Ma'aarif hal 81)

Tanpa malu, aku mengaku umat Rasulullah. Ingin bertemu dengan beliau. Menjadi tetangga beliau di surga. Juga ingin mendapat syafaat beliau kelak. Namun, amalanku tak menunjukkan itu. Aku masih sering lalai dalam melakukan ketaatan. Harus dipaksa, hingga kadang tanpa disertai dengan keikhlasan dan ilmu. Bahkan ketika ujian menerpa aku tak segan-segan untuk menyerah dalam kalah. Namun anehnya aku ingin dipandang sebagai orang baik, taat, dan saleh.

Padahal para Nabi dan para sahabat yang telah dijamin masuk surga, mereka tak pernah kendor dan berhenti melakukan ketaatan. Mereka dengan sungguh-sungguh dan totalitas dalam keimanan. Dalam perjuangan dan dakwah mereka. Bahkan mereka menganggap diri mereka masih penuh cela dan dosa, belum maksimal dan total.

كان السلف يجتهدون في أعمال الخير ويعدون أنفسهم من المقصرين المفرطين المذنبين. ونحن مع إساءتنا نعد أنفسنا من المحسنين !

"Dahulu para Salaf itu bersungguh-sungguh dalam melakukan berbagai amal kebaikan, dan menganggap diri mereka sebagai orang yang kurang dalam beramal dan orang yang lalai, serta orang yang banyak dosa. Adapun kita, bersama dengan dosa-dosa kita yang banyak, kita (malah) menganggap diri kita sebagai orang-orang yang baik!"
(Majmuu' ar-Rasaa'il Ibnu Rajab hal 254)

Sungguh aku sering berbangga pada diri sendiri. Bangga dengan amal yang telah kulakukan. Padahal amalan itu tak seberapa. Bahkan amalan itu masih misteri, apakah diterima oleh Allah ataukah tidak. Aku selalu perbanyak amalan namun jarang memperhatikan kualitas amalanku. Niatku apakah sudah benar karena Allah? Apakah sudah sesuai dengan ajaran Rasulullah? Aku seakan lupa, bahwa syarat amal diterima adalah ikhlas karena Allah dan sesuai tuntunan Rasulullah. Pun kadang masih diselingi ingin dilihat dan disanjung manusia. Bahkan sering kali tasmi' tanpa malu dan malah bangga.

'Ubaid bin 'Umair berkata :

ما المجتهدُ الان الا كاللاعِب فيما مضى

"Tidaklah seorang yang bersungguh-sungguh (dalam ibadah) pada zaman ini, melainkan seperti orang yang bermain-main pada masa dahulu"
(Az-Zuhd hal 500 oleh Imam Ahmad)

Ya Allah, masih ku terus tanpa malu mengais pahala dengan amalan yang tak seberapa. Diri ini masih terus mencoba meraih simpati-Mu, dengan ramuan amalan yang hanya sebelanga. Ya Allah, pantaskah aku masuk surga? Sedang amalanku masih biasa saja. Ya Allah, hamba-Mu ini penuh cela, maka izinkanlah aku bertobat sebelum waktuku tiba.

Wallahu a'lam

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Menjadi Open Minded, Haruskah Mencari Pembenaran Atas Kesalahan?
Next
Dusta Berakhir Petaka
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram