Badai PHK, Pil Pahit Kapitalisme

Badai PHK, pil Pahit Kapitalisme

Badai PHK berdampak bagi rakyat di negeri yang kaya sumber daya alam. Betapa miris, rakyatnya meninggal karena kelaparan dan sulitnya mencari pekerjaan.

Oleh. Sulastri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Penampilan menarik, umur maksimal 23 tahun, dan minimal memiliki pengalaman kerja dua tahun. Itulah salah satu syarat melamar pekerjaan. Saat ini banyak pelamar kerja yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, tenaga kerja yang mengalami PHK di tahun 2024 pun melonjak.

Sampai Oktober 2024 tenaga kerja yang terdampak PHK berjumlah 63.947. Melansir data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), angka tersebut mengalami kenaikan 20,67%, dibandingkan periode September 2024 yang tercatat 52.993 pekerja yang terdampak PHK. Sebagai posisi pertama ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah terdampak PHK sebanyak 14.501 tenaga kerja. Jawa Tengah menduduki posisi kedua sejumlah 12.489 tenaga kerja terdampak PHK. Disusul posisi ketiga oleh Banten dan keempat Jawa Barat. (cnbcindonesia.com, 24-11-2024)

Penyebab Badai PHK

Badai PHK terus terulang di negeri ini, entah sampai kapan. Hal paling umum penyebab PHK adalah masalah keuangan perusahaan. Oleh karena itu, demi menekan biaya berlebih, maka karyawan di-PHK. Perusahaan tidak mau rugi dengan membayar gaji karyawan. Alasan lainnya, seperti jumlah produksi yang menurun akhirnya memangkas jumlah karyawan. Produksi yang menurun bisa dipengaruhi, seperti bahan baku yang mahal dan daya beli masyarakat yang rendah. Sekadar membeli kebutuhan pokok saja sulit didapat oleh rakyat, apalagi membeli barang primer maupun tersier. Lagi-lagi rakyat yang harus menelan pil pahit sebagai korban PHK. Rakyat lebih mengutamakan perut terisi, daripada gengsi terpenuhi.

Dampak PHK

Badai PHK yang terjadi telah berdampak bagi rakyat negeri ini. Rakyat bingung bagaimana cara mendapatkan uang. Kesulitan hidup menghinggapi seluruh lapisan masyarakat. Walhasil, memunculkan banyak tindak kriminal demi bertahan hidup. Keadaan perut lapar berimbas pada seseorang untuk melakukan tindakan nekat. Perut lapar pun menjadi penyebab kematian, seperti yang pernah dialami oleh driver sepeda motor online yang ditemukan meninggal, setelah dicari tahu penyebabnya adalah kelaparan. Sebuah ironi di negeri yang kaya sumber daya alam. Namun, rakyatnya meninggal karena kelaparan dan sulit mencari pekerjaan.

Dampak badai PHK pun bisa mengakibatkan seseorang stres dan memilih bunuh diri. PHK menyebabkan banyak pengangguran. Usia produktif tenaga kerja adalah 15-65 tahun. Gen Z yang menganggur lebih senang menggunakan waktunya dengan hal yang sia-sia, seperti bermain game online. Ada sebuah nasihat, jika kita tidak disibukan dengan kebaikan, kita akan disibukkan dengan hal yang sia-sia.

Solusi Tidak Tepat

Pemerintah memberikan solusi kepada tenaga kerja terdampak PHK dengan memberikan bantuan sosial dan pelatihan kerja. Namun, solusi tersebut hanya setengah hati terhadap rakyat yang terdampak PHK. Bantuan sosial hanya berguna dalam jangka pendek. Pelatihan kerja diajarkan untuk mempunyai usaha sendiri. Mau membangun UMKM pun butuh modal. Walaupun ada bantuan sosial. Namun, bantuan tersebut tak cukup membantu karena kebutuhan pokok jauh lebih tinggi.

https://narasipost.com/opini/06/2023/gelombang-phk-menerpa-indonesia-benarkah-karena-resesi-eropa/

Tantangan membangun usaha pun harus bersaing dengan perusahaan besar dan ditambah daya beli masyarakat yang rendah. Alhasil, barang dagangan yang ditawarkan tak laku dijual. Sebagai contoh, program prakerja yang diselenggarakan pemerintah saat pandemi saja tidak mampu menangani tenaga kerja terdampak PHK. Sudah beberapa kali ganti presiden dengan dibantu menteri pun masalah ketenagakerjaan masih menjadi PR besar negeri ini. Hidup sejahtera masih menjadi mimpi besar bagi penduduk negeri ini.

Walaupun pemerintah membuka bursa lapangan kerja. Namun, jumlah pencari kerja jauh lebih banyak, sedangkan jumlah lowongan pekerjaan yang ditawarkan lebih sedikit. Sayangnya, hanya orang istimewa yang bisa diterima di tempat kerja tertentu, seperti diterima kerja karena masih saudara. Namun, ada juga beberapa perusahaan yang menerima karyawan karena skill bukan karena memiliki keistimewaan. Rakyat terdampak PHK lebih dituntut untuk mencari pekerjaan lain sendiri. Rakyat kesulitan mencari kerja karena harus bersaing dengan pekerja lain.

Akibat Sistem Kapitalisme

Badai PHK menjadi sebuah keniscayaan dalam sistem kapitalisme karena orientasi semua pihak adalah bisnis. Perusahaan hanya mencari keuntungan, tetapi tidak mau rugi. Perusahaan tidak peduli dengan nasib tenaga kerja terdampak PHK.

Tenaga kerja hanya digunakan sebagai faktor produksi. Ketika pekerja tidak dibutuhkan lagi, maka PHK menjadi solusi. Pemerintah pun hanya bertindak sebagai regulator antara perusahaan dengan rakyat. Badai PHK ibarat pil pahit kapitalisme yang harus dirasakan rakyat negeri ini. Sistem kufur kapitalisme hanya menyejahterakan perusahaan, tetapi rakyat yang merugi. Rakyat hanya dijadikan mesin pencari suara di pesta demokrasi.

Solusi Islam

Islam mampu menjamin kebutuhan seluruh rakyat. Kebutuhan dasar publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan jaminan keamanan diberikan gratis oleh negara. Lapangan pekerjaan pun tersedia banyak karena sumber daya alam dikelola oleh negara. Islam benar-benar akan memastikan bahwa setiap laki-laki bekerja karena diwajibkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Negara akan menjamin nasib pekerja dengan menggaji sesuai jam kerja karena orientasi negara bukanlah bisnis, tetapi mengurusi rakyat. Rasulullah saw. telah mengingatkan dalam hadisnya yang artinya,

"Imam atau khalifah adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusnya." (HR. Bukhari dan Ahmad)

Sebagai konsekuensi keimanan, khalifah akan menjalankan kekuasaannya sebaik mungkin karena tahu betul bahwa menjadi pemimpin adalah tugas yang berat. Amanah menjadi pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Oleh karena itu, khalifah akan memerhatikan individu per individu rakyat dan menjamin kebutuhannya termasuk dalam hal pekerjaan.

Khatimah

Sungguh berat nasib tenaga kerja di sistem kapitalisme. Kapitalisme berasal dari akal manusia yang serba kurang dan terbatas. Oleh karena itu, tidak mampu mengatur manusia dan menimbulkan segala kerusakan. Kesejahteraan tenaga kerja hanya ada dalam Islam. Sejatinya aturan Islam adalah aturan dari Sang Maha Pencipta yang aturannya sesuai dengan fitrah manusia.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Sulastri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Hari Anak Sedunia, Tidak Menjamin Hak Anak Palestina
Next
Pendidikan Sekuler Tak Menjamin Kesejahteraan Guru
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Atien
Atien
14 hours ago

Mirisnya nasib tenaga kerja hari ini. Mereka terombang-ambing dalam badai PHK tanpa mendapatkan kejelasan nasib ke depannya. Semua itu merupakan buah pahit sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan segelintir pihak saja.
Barakallah mba@Sulastri

Deena
Deena
17 hours ago

Dalam kapitalisme, tenaga kerja menjadi faktor produksi yg kapan saja bisa dikurangi atau dihilangkan demi mempertahankan perusahaan.
Tidak ada jaminan bagi pekerja dalam sistem yg kapitalis liberal ini.

Novianti
Novianti
23 hours ago

Terbukti invesatasi yang digenjot selama ini tidak berhasil membuka lapangan kerja yang cukup padahal negara benar-benar sudah digadaikan.. Modal dan pelatihan para UMKM pun bukan solutif selama digempur oleh barang-barang impor. Akses pendidikan yang tidak merata pun, menjadikan para pengangguran minim skill dan kompetensi.

Firda Umayah
Firda Umayah
23 hours ago

Barakallah untuk mbak Sulastri

Firda Umayah
Firda Umayah
23 hours ago

Hidup makin sempit dalam sistem kapitalisme. Sudahlah semua kebutuhan naik harganya, bertambah parah dengan berkurangnya jumlah lapangan pekerjaan.

Jadi rindu dengan penerapan sistem Islam yang mampu menjamin tersedianya lapangan pekerjaan dan mewujudkan kesejahteraan.

Yuli Sambas
Yuli Sambas
23 hours ago

Badai PHK terus menerpa negeri ini, rakyat makin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya,,, semua akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram