Food Estate di Nusakambangan, Rencana Mengulang Kegagalan

Food Estate di Nusakambangan, Rencana mengulang Kegagalan

Program food estate di Nusakambangan jika gagal, tidak akan mendapatkan protes tajam karena yang melaksanakan program adalah narapidana di lapas.

Oleh. Puput Ariantika, S.T.
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Indonesia memasuki babak baru di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Presiden terpilih siap melaksanakan tugas negara, salah satu program yang akan dilanjutkan adalah food estate. Program ini tidak membuat para pemimpin negeri ini kapok, walaupun telah mengalami kegagalan di berbagai daerah. Para pemimpin negeri ini meyakini melalui program food estate, pemerintah bisa menjadikan Indonesia swasembada pangan.

Semangat pemerintah untuk menciptakan lumbung pangan rakyat Indonesia patut diacungi jempol. Pasalnya, pada pemerintahan baru ini, program food estate akan dilaksanakan di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sebagaimana telah disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bahwa pihaknya telah mengunjungi Nusakambangan bersama Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Menteri Impas) Agus Andrianto. Dari kunjungan itu, Sudaryono menegaskan bahwa Kementan berkomitmen untuk menghidupkan lahan mati di Nusakambangan agar lebih produktif. (Tribunnews.com, 3-11-2024)

Alasan Nusakambangan sebagai Lokasi Food Estate

Pulau Nusakambangan ditetapkan sebagai lokasi food estate berikutnya karena pemerintah menilai banyaknya lahan tidur di sekitar lapas. Ditambah lagi, melalui program food estate ini, para narapidana bisa diberdayakan sebagai petani atau peternak agar saat keluar nanti, mereka punya bekal keterampilan untuk melanjutkan kehidupan di masyarakat.

Selain itu, melalui program food estate di Nusakambangan kebutuhan pangan lapas akan mudah terpenuhi. Pemerintah juga akan membentuk koperasi yang akan dikelola oleh narapidana. Dana akan diperoleh melalui kerja sama pemerintah dengan BRI. Narapidana diwajibkan menabung di BRI dari hasil kerjanya sebagai petani dan peternak program food estate. Mereka akan mendapatkan premi dan tabungan tidak bisa diambil sampai mereka keluar. Ketika keluar, mereka bukan hanya memiliki keterampilan, tetapi juga modal usaha untuk melanjutkan kehidupan.

Layakkah Tanah Nusakambangan menjadi Lokasi Food Estate?

Nusakambangan akan dijadikan lokasi food estate berikutnya, tentu pemerintah telah meneliti dan melihat bagaimana kondisi alamnya. Pulau Nusakambangan memiliki luas 21 ribu hektare dihitung dari sisi pantainya dan 10 persennya digunakan sebagai lapas. Berdasarkan data itu, pemerintah menilai bahwa 90 persen lahan di Nusakambangan menganggur.

Perlu kita ketahui, Nusakambangan adalah pulau dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Beberapa tanaman terdapat di sana dan tidak ditemukan di daerah Indonesia bagian lain, seperti pohon Pelahlar. Kayu Pelahlar memiliki kualitas yang sama dengan kayu Meranti asal Kalimantan yang harganya sangat mahal.

Pulau ini juga dikenal dengan berbagai jenis tanaman bunga. Sama seperti namanya Nusakambangan, Nusa artinya pulau dan Kembang artinya bunga. Bunga yang terkenal dari Nusakambangan adalah Bunga Wijayakusuma. Selain itu, bunga-bunga ritual yang biasa digunakan oleh masyarakat juga banyak tumbuh di Nusakambangan. Sebagian besar wilayah pulau ini terdiri dari hutan tropis. Jadi, jika pemerintah berencana menjadikan Nusakambangan lahan food estate dengan alasan lahannya tidak produktif, salah besar karena Nusakambangan sangat terkenal dengan keanekaragaman hayatinya.

Harusnya, jika pemerintah ingin menjadikan Nusakambangan sebagai lokasi food estate, pemerintah harus benar-benar berpikir matang dan mempertimbangkan segala aspek, seperti menyesuaikan tanaman yang cocok untuk ditanam di tanah Nusakambangan agar kegagalan food estate tidak terulang, terganggu atau tidaknya ekosistem hutan, dan lain-lain. Kekayaan hayati dan kesuburan tanah Nusakambangan harusnya bisa menjadikan Indonesia sebagai produsen kayu Pelahlar terbesar karena pohon itu hanya tumbuh di Nusakambangan tanpa harus mengubahnya menjadi lahan untuk kepentingan food estate.

Baca: Nusakambangan Menjafi Food Estate?

Food Estate dalam Kapitalisme Kegagalan Berulang

Sejak awal, program food estate telah mengalami berbagai masalah hingga berujung kegagalan. Kegagalan itu terjadi mulai pada masa pemerintahan Presiden Suharto hingga pemerintahan Presiden Jokowi. Bahkan, pada pemerintahan Presiden Jokowi, rakyat benar-benar dicekik sampai mati dengan program food estate ini. Parahnya program ini akan dilanjutkan pada pemerintahan Presiden Prabowo.

Banyak lahan hutan yang telah dibuka, tetapi tidak memperoleh hasil yang maksimal alias gagal panen. Alasannya, bibit yang diberikan tidak cocok untuk ditanam di lahan itu. Bibit dibeli dari pihak swasta. Tentu pihak swasta tidak bertanggung jawab atas kegagalan itu. Ditambah lagi, ketika proses pembukaan lahan, tentu pemerintah bekerja sama dengan kontraktor sebagai pihak penyedia jasa, seperti traktor dan alat berat lain. Dari sini jelas bahwa program food estate dilaksanakan bukan untuk kepentingan rakyat tetapi proyek demi kepentingan para kapital.

Kegagalan yang sama akan terulang pada program food estate di Nusakambangan. Konsepnya sama, pembukaan lahan bekerja sama dengan kontraktor dan pembelian bibit tidak disesuaikan dengan kondisi lahan, walaupun pemerintah mengatakan masih dalam kajian. Bahkan, program food estate di Nusakambangan jika gagal, tidak akan mendapatkan protes tajam karena yang melaksanakan program adalah narapidana di lapas. Lagi-lagi pihak swasta yang bekerja sama akan mendapatkan keuntungan besar dari proyek ini.

Keuntungan tersebut di antaranya:

Pertama, saat pembukaan lahan, ada banyak tanaman hutan yang memiliki nilai tinggi salah satunya pohon Pelahlar. Pastinya kayu bisa dijual dengan harga tinggi.

Kedua, proyek pembukaan lahan akan dilakukan pihak kontraktor sebagai penyedia jasa.

Ketiga, tenaga kerja gratis. Setelah lahan dibuka yang melaksanakan program food estate adalah para narapidana di lapas Nusakambangan. Walaupun pemerintah bekerja sama dengan BRI dan BRI akan memberikan premi pada pekerjaan, tetapi premi itu tidak bisa diambil hingga para narapidana keluar. Perlu diketahui, narapidana di lapas Nusakambangan bukanlah narapidana biasa.

Sampai di sini jelas, selama program food estate dilaksanakan dalam sistem kapitalisme, kesejahteraan rakyat tidak akan pernah terwujud karena pemerintahan dalam sistem ini tidak benar-benar mengurusi rakyat.

Ketahanan Pangan dalam Islam

Pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Tentu, hal ini sangat penting dalam Islam. Dalam penyediaan kebutuhan pangan rakyat, negara Islam akan memberikan perhatian yang lebih karena berkaitan dengan hak hidup rakyat.

Dalam menyediakan kebutuhan pangan rakyat, negara Islam punya mekanisme terkait pengelolaan lahan. Sebagaimana yang telah ditetapkan, jika ada lahan yang tidak diurusi oleh pemiliknya selama lebih dari tiga tahun, maka akan diambil oleh negara dan diberikan kepada yang mampu mengelolanya. Negara akan membantu pembiayaan kebutuhan lahan, seperti pupuk dan bibit. Dana diambil dari baitulmal yang pemasukannya bersumber dari jizyah, fai, ganimah, kharaj, dan lain-lain.

Jelas, negara Islam akan bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan pangan rakyatnya. Sebagaimana posisinya sebagai pengurus rakyat. Rasulullah saw. Bersabda, “Pemimpin adalah pengurus umat dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Puput Ariantika S.T Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Susu Sapi Terbuang Sia-Sia, Ada Apa?
Next
Kalimat Efektif, Bagaimana Membuatnya?
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Netty
Netty
2 days ago

Sampai bosen denger food estate. Kapan ada hasilnya?

novianti
novianti
3 days ago

Program yang sudah sejak SBY gagal. Diduplikasi pada lahan yang makin lebar, tanpa kajian mendalam.

Deena
Deena
4 days ago

Mengulang kegagalan yg sama dengan sebelumnya.

Yuli Sambas
Yuli Sambas
5 days ago

Butuh pengkajian lebih dalam lagi terkait food estate. Terlebih ketika asasnya masih mengikuti program yg sama yg faktanya mangkrak dan gagal di beberapa daerah.

Siti komariah
Siti komariah
5 days ago

Mengulang kembali kegagalan yang sudah terjadi dengan dalih swasembada pangan. Padahal, sejatinya semua hanya untuk para penguasa dan pengusaha. Beginilah sistem kapitalisme.

Sartinah
Sartinah
5 days ago

Miris ya, kebijakan yang sama (sama2 berpotensi gagal) terus diulang. Ketahanan pangan di sistem kapitalisme hanya ilusi.

Barakallah Mbak Puput

Firda Umayah
Firda Umayah
5 days ago

Barakallah untuk mbak Puput

Firda Umayah
Firda Umayah
5 days ago

Usaha untuk mewujudkan ketahanan pangan itu, tidak hanya dari food estate semata. Apalagi kalau jenis tanaman yang mau diolah belum jelas dan sebagainya. Besar kemungkinan akan kembali menuai kegagalan.

Arum Indah
Arum Indah
5 days ago

Food estate : program gagal yang terus diulang

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram