KBBI, Kenalan, yuk!

KBBI kenalan Yuk !

NP selalu menitikberatkan pada KBBI dan EYD di samping tentu kualitas atau bobot tulisan tersebut. Untuk kelas awal ini, tentu sudah selayaknya kita belajar dua hal krusial ini.

Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Alhamdulillah, malam ini adalah malam perdana kita belajar memperbaiki tulisan dari segi KBBI & EYD. Senang rasanya berbagi meski sedikit sekali ilmu Al-fakir yang bisa dibagi.

Disclaimer dulu ya, Bestie. Meski saya dan Mbak Sartinah yang akan mengampu grup ini, tetapi kami pun juga masih terus belajar dan tidak memungkiri jika nanti terdapat kesalahan dari pihak kami. Untuk itu, saya harap kita saling koreksi. Insyaallah kami tidak akan sakit hati ketika dikoreksi, pun kami mohon ketika kalian mendapat koreksi baik dari SC maupun secara japri tidak ada perasaan digurui. Hal itu semata murni bahwa kami ingin ada perbaikan dalam tulisan-tulisan Antunna.

NP adalah sebuah media online yang selalu memiliki gebrakan-gebrakan baru untuk para kontributornya. Salah satu gebrakan terbaru yang diinisiasi oleh Pemred adalah tiga kelas setelah Challenge Milad ke-4 berakhir.

Kenapa KBBI dan EYD?

Jawabannya, tidak lain dan tidak bukan adalah keduanya sebagai fondasi agar tulisan yang kita buat mudah dipahami dan sesuai kaidah bahasa Indonesia.

Untuk itu, NP selalu menitikberatkan pada KBBI dan EYD di samping tentu kualitas atau bobot tulisan tersebut. Untuk kelas awal ini, tentu sudah selayaknya kita belajar dua hal krusial ini.

Sejarah Singkat KBBI

Tak afdal rasanya jika setiap hari kita ngobrol KBBI dan EYD, tetapi tidak tahu sejarah perkembangannya. Yang kita tahu, tiba-tiba ada KBBI V, ya, 'kan?

Oleh karena itu, yuk simak ulasan di bawah:

Setiap negara pasti memiliki bahasanya sendiri, karena Allah telah menciptakan manusia berbangsa, bersuku, dan berbahasa sendiri.

Untuk itu, setiap negara maju akan memiliki daftar kata baku dan dibukukan menjadi kamus. Pun negara ini –menurut catatan sejarah– dengan bahasa Indonesianya juga membukukan bahasa Indonesia yang pertama pada tahun 1522. Inilah kamus tertua bangsa ini. Namun, tentu saja bukan dengan bahasa Indonesia baku yang kita gunakan sekarang, tetapi saat itu yang dibukukan adalah bahasa Cina-Melayu. Inilah cikal perkamusan Indonesia.

Setelah itu, terdapat berbagai pengembangan hingga muncul istilah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sejalan dengan perkembangan zaman, KBBI pun telah banyak direvisi hingga menjadi KBBI V. Menurut laman badanbahasa.kemendikbud.go.id menyatakan bahwa pada 28 Oktober 2016, delapan tahun sejak peluncuran KBBI Edisi Keempat, KBBI Edisi Kelima diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi. Serupa dengan KBBI Edisi Keempat, KBBI Edisi Kelima juga memiliki beberapa perbedaan dari KBBI sebelumnya, terutama dalam hal pengembangan kamusnya. Perbedaan pertama terletak pada jumlah lema dan sublema yang bertambah menjadi 112.000. Perbedaan kedua, KBBI Edisi Kelima juga mulai dikemas dalam bentuk aplikasi daring. Aplikasi yang berfungsi sebagai ruang redaksi KBBI Edisi Kelima itu dapat diakses secara daring melalui laman kbbi.kemdikbud.go.id. Laman akses itu memudahkan masyarakat untuk mencari pengertian kata yang ingin diketahui dan mengusulkan kosakata baru. Selain itu, tim redaksi pun memiliki kemudahan dalam memutakhirkan KBBI, yaitu melakukan penambahan entri baru atau revisi entri yang sudah ada secara daring. KBBI Edisi Kelima dimutakhiran berkala untuk versi daring setiap tahun di bulan April dan Oktober. Setiap pemutakhiran ditambahkan seribu entri baru yang terdiri atas entri atau subentri serta revisi entri atau subentri.

Perbedaan lainnya, KBBI Edisi Kelima memuat penambahan etimologi atau sejarah kata. Pada pembaruan Oktober 2019 etimologi kata yang berasal dari bahasa Arab sudah dimasukkan ke dalam KBBI Edisi Kelima. Pada pemutakhiran Oktober 2020 telah ditambahkan pula informasi etimologi dari bahasa Sanskerta. Selain itu, KBBI Edisi Kelima memiliki penautan ke Tesaurus Tematis versi daring yang juga merupakan terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Nah, inilah sedikit sejarah tentang KBBI yang perlu kalian tahu. Dan jangan heran, jika tahun lalu kita menemui satu kata baku yang tidak lagi baku di tahun setelahnya. Hehe, karena memang KBBI akan diperbarui setiap bulan April dan Oktober. Itulah butuhnya kita selalu silaturahmi pada KBBI V.

Sedikit ulasan ini semoga dipahami. Insyaallah kita akan lanjut pada materi, ya, Bestie. Jika ada pertanyaan, tahan dahulu, nanti kita sediakan waktunya hanya untukmu.

Baca: Tip Menaklukkan PUEBI dan KBBI

Bedah Naskah

Naskah pertama yang akan kita (bedah) adalah naskah Mbak Tutik Haryanti.

Simak dahulu ya,
Mengingatkan kembali, kita bedah dari sisi KBBI dan EYD, ya. Untuk sisi kualitas dan bobotnya, nanti jika kalian sudah up grade dan masuk ke Kelas Menulis Opini Jitu.

Karena naskah ini panjang, jadi saya ambil beberapa paragraf saja, ya.

Paragraf pertama:
Saat ini, sangat mengerikan penderitaan yang dirasakan warga Gaza terutama anak-anak. Selain mereka telah kehilangan orang tua dan keluarganya, kini mereka mengalami kondisi darurat kesehatan. Juru bicara UNICEF, James Elder menyampaikan bahwa anak-anak di jalur Gaza yang terlantar harus dievakuasi, untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai. Sayangnya, upaya tersebut sulit dilakukan karena tidak mendapatkan persetujuan dari otoritas Zionis Israel. (Tempo.co, 19/10/2024)

Dari satu paragraf ini ada beberapa kesalahan EYD.

  1. Juru bicara UNICEF, James Elder menyampaikan bahwa -> Juru Bicara UNICEF James Elder menyampaikan bahwa -> jabatan yang diikuti nama menggunakan huruf kapital dan tidak diberi tanda koma (,)
  2. jalur Gaza -> Jalur Gaza / Gaza Strip -> merupakan sebuah nama daerah. Maka, "jalur" di sini menggunakan kapital.
  3. harus dievakuasi, untuk mendapatkan -> harus dievakuasi untuk mendapatkan -> kata "untuk, supaya, agar" tidak ditambahi tanda koma sebelumnya.
  4. 19/10/2024 -> 19-10-2024 -> pakai tanda hubung.

Paragraf Kedua:
Di sisi lain, upaya penyelamatan untuk para korban mengalami kendala karena diambil alihnya tempat penyeberangan menuju Raffah oleh Zionis semakin memperparah kondisi anak-anak Gaza. Sebelum jalur penyeberangan Raffah tersebut ditutup pada awal Mei 2024 lalu, Gaza dapat mengevakuasi 296 anak, dan setelah ditutup anjlok menjadi 22 anak saja. Akibatnya, konsekuensi kritis harus dihadapi Gaza, karena ketiadaan layanan medis dan kurangnya sarana prasarana kesehatan. (Tempo.co, 19/10/2024)

Kesalahan:

  1. diambil alihnya -> diambilalihnya
  2. Raffah -> Rafah
  3. Semakin -> makin -> Namun, NP memaklumi penggunaan "semakin".
  4. Gaza dapat mengevakuasi 296 anak, dan setelah ditutup anjlok menjadi 22 anak saja. -> tanda koma sebelum "dan" tidak ada, kecuali jika objek yang dibicarakan lebih dari 2. Misal:

(Farhana ke pasar membeli sepatu, tas, dan buku tulis.)

  1. konsekuensi kritis harus dihadapi Gaza, karena ketiadaan layanan medis -> konsekuensi kritis harus dihadapi Gaza karena ketiadaan layanan medis

Catatan
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk bertentangan atau perlawanan.

Ini yang saya pahami. Jika ada yang tahu lebih dari ini, silakan sharing.

Soal Ujian Sharing KBBI

  1. Bupati Pasuruan, H.M. Irsyad Yusuf akan menyambangi desa Kedungringin-Beji. Hal ini dikarenakan desa tersebut sering mengalami banjir, hingga mengakibatkan kelumpuhan perekonomian. Banjir menahun di daerah tersebut sebenarnya sudah dibuatkan mitigasi. Akan tetapi banjir tak pernah absen menyambangi dusun-dusun di kedungringin. Ternyata setelah diteliti lebih lanjut, mitigasi yang dilakukan perangkat setempat tidak lah tepat guna. Misalnya, membuat gorong-gorong kecil padahal desa tersebut adalah tempat berkumpulnya air dari desa-desa lainnya. (radarbromo.com, 4/11/2024)
     8 soal.
  2. Kondisi kritis anak-anak Gaza juga terjadi dari ketidak tegasan negara-negara muslim dunia. Harusnya sebagai sesama muslim kepedulian terhadap saudaranya ditunjukkan mereka.
     2 soal.

Semoga bermanfaat. Allahu a’lam bish-shawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Dia Dwi Arista Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Meraki Literasi Bersama NarasiPost.Com
Next
Rohingya: Perjalanan Mematikan Tanpa Perlindungan Negara
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
1 minute ago

KBBI dan EYD always jadi sahabat penulis. Syukron Mbak Dia, Mbak Sartinah, dan tim NP

Sri Haryati
Sri Haryati
2 hours ago

Setiap menulis selalu buka KBBI untuk mengeceknya, apalagi kalau ada kata yang belum familier atau saya ragu dengan kata tersebut. Meski begitu terkadang masih ada juga yang lolos tidak tercek karena mungkin terlalu pede merasa sudah sesuai. Barakallah mbak Dia dan mbak Sartinah, Jazakunallah khairan katsiran atas ilmunya. Semoga dengan sharing kemarin, ilmunya nempel di kepalaku dan KBBI serta EYD ku makin baik. Aamiin

Deena
Deena
3 hours ago

Buka KBBI tidak pernah ketinggalan saat bikin naskah. Meskipun sudah familier dengan kata2 baku, tetapi tetap ngecek di KBBI biar makin yakin.
Nggak papa toh.. hehehe..

Novianti
Novianti
5 hours ago

Huhuhu. Materi yang buat kepala pening. Bagian terakhir itu soal yang harus dibedah?

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram