Penemuan tambang litium baru yang melimpah akan menambah dominasi AS dalam ekonomi dan militer. Sungguh ini menjadi ancaman berbahaya bagi negara-negara lain.
Oleh. Siska Juliana
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tim peneliti yang terdiri dari pemerintah nasional Amerika Serikat dan negara bagian melakukan uji coba model pembelajaran mesin. Mesin itu digunakan sebagai alat untuk memprediksi dan memetakan konsentrasi litium. Areanya berada dalam air asin jauh di dalam akuifer batu kapur berpori di bawah Arkansas selatan yang dikenal sebagai air garam formasi smackover.
Pelatihan model tersebut dilakukan sesuai data litium air garam pada dua wilayah, yaitu yang sudah ada dan yang baru dengan pertimbangan variasi yang diketahui dalam geologi, geokimia, dan suhu. Sekitar 5,1 sampai 19 juta ton litium terdapat dalam air garam. Hal ini setara dengan 35-136% dari perkiraan sumber daya alam litium saat ini di AS. Penemuan litium ini diperkirakan cukup untuk memenuhi sembilan kali lipat kebutuhan litium global pada 2030 (inet.detik.com, 28-10-2024). Penemuan sumber litium yang melimpah dapat mengurangi ketergantungan AS pada impor litium.
Peran Litium
Litium merupakan sumber daya alam yang makin penting saat ini, yaitu ketika terjadi peralihan dari mesin pembakaran internal yang digerakkan oleh bahan bakar fosil menuju kendaraan listrik dan hibrida bertenaga baterai. Litium merupakan bahan untuk baterai kendaraan listrik sehingga permintaannya makin meningkat. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), total permintaan litium untuk baterai kendaraan listrik pada 2023 sebesar 85%. Jumlah ini meningkat 30% dibandingkan 2022. Dengan begitu, penambangan dan pemurnian harus dilakukan dengan cepat untuk memenuhi permintaan pada masa mendatang.
Direktur US Geology Survey David Applegate mengatakan bahwa litium merupakan mineral paling penting untuk transisi energi. Terdapat potensi untuk meningkatkan produksi AS dan menggantikan impor sehingga lapangan kerja, manufaktur, dan ketahanan rantai pasok pun terbuka lebar.
Litium, Pendukung Kekuatan Militer AS
Hampir setiap sistem persenjataan yang digunakan oleh militer AS telah terintegrasi sempurna dengan baterai litium. Mulai dari senjata ringan dan perangkat genggam hingga sistem rudal canggih, kendaraan udara tak berawak (UAV), dan peralatan komunikasi. Kelebihan baterai litium di antaranya ringan, berdensitas energi tinggi, serta tahan lama. Dengan berbagai kelebihannya memungkinkan fungsionalitas, efisiensi, dan mobilitas perangkat militer.
Ketergantungan AS pada baterai litium meningkat di tengah ancaman yang terus berkembang. Hal ini menggarisbawahi peran baterai litium dalam memastikan keamanan nasional. Kinerja baterai ini secara langsung memengaruhi kemampuan militer untuk merespons tantangan yang muncul secara efektif dan mempertahankan keunggulan teknologinya. Dengan demikian, makin mendukung kesiapan dan kemampuan angkatan bersenjata AS.
Berkembang pesatnya Tiongkok dalam industri produksi dan pemurnian litium global membuat AS mempertimbangkan keamanan nasionalnya. Tiongkok memegang kendali atas rantai pasokan litium, penetapan harga, dan memengaruhi standar global. Hal seperti ini akan membuat AS rentan terhadap paksaan ekonomi dan terganggu pasokannya.
Untuk itu, AS mengambil langkah-langkah proaktif dalam memastikan keamanan ekonomi dan energi. Caranya dengan menjaga produksi litium, mengurangi ketergantungan sumber daya eksternal, serta membina rantai pasokan domestik untuk sumber daya ini. Jadi produksi litium AS bukan hanya masalah kepentingan ekonomi, tetapi juga landasan keamanan nasional, kemandirian energi, serta untuk masa depan AS yang lebih cerah.
Dominasi AS di Dunia
Saat ini Amerika masih menjadi negara adidaya. AS dengan dolarnya menguasai perekonomian dunia. Semua itu disebabkan kekuatan, stabilitas ekonomi, serta kemajuan teknologi dan bisnis negeri Paman Sam tersebut.
Posisi Amerika sebagai anggota Dewan Keamanan PBB menambah superioritasnya di kancah dunia. Selain itu, Amerika juga memiliki kekuatan militer terkuat di dunia. Sekitar 12% dari total pengeluarannya digunakan untuk militer. Pasukannya pun tersebar di seluruh dunia seperti di Jepang, Jerman, dan Korea Selatan.
Baca juga: Nestapa di Balik Tambang Litium Argentina
Penemuan tambang litium baru yang berlimpah akan menambah dominasi AS dalam kekuatan ekonomi dan militernya. Sungguh ini menjadi ancaman berbahaya bagi negara-negara lain. Dengan kekuatannya, Amerika dapat memperluas area penjajahannya. Baik itu penjajahan secara pemikiran, fisik, politik, maupun ekonomi. Amerika dengan ideologi kapitalisme akan senantiasa melanggengkan kedudukannya di dunia. Amerika akan melakukan berbagai cara agar dominasinya tidak luntur dan tetap menjadi polisi dunia.
Islam dan Teknologi
Islam tidak anti terhadap teknologi. Islam memandang bahwa teknologi boleh digunakan untuk menunjang kehidupan. Teknologi merupakan bagian dari madaniyah, yaitu segala produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat universal. Para ulama sekaligus ilmuwan muslim menjadi peletak dasar-dasar teknologi mutakhir yang ada di dunia saat ini. Islam mengatur bahwa penggunaan teknologi harus terikat dengan syariat Islam.
Ideologi Islam diemban oleh negara yang menerapkan Islam kafah, yaitu Khilafah. Islam memosisikan teknologi sebagai sarana untuk mempermudah kehidupan. Seorang khalifah berperan untuk mengurus urusan rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda, “Imam/khalifah itu laksana penggembala (ra’in) dan dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya (rakyatnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Khilafah memastikan penggunaan teknologi membawa dampak positif dan maslahat bagi umat. Negara tidak akan berorientasi pada keuntungan pihak tertentu, baik swasta maupun asing.
Untuk membangun negara berteknologi tinggi, ada langkah-langkah yang harus ditempuh Khilafah, yaitu:
Pertama, membangun sistem pendidikan yang dilandasi akidah Islam. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Alhasil Khilafah akan melahirkan generasi cemerlang yang berkepribadian Islam, bermental pemimpin, dan memiliki berbagai keahlian.
Kedua, membangun sistem penelitian dan pengembangan (litbang). Adanya riset dari lembaga penelitian negara, departemen-departemen, dan perguruan tinggi akan meningkatkan kemampuan setiap individu. Semua ini didukung penuh dan dibiayai negara.
Ketiga, membangun sistem industri strategis yang dikelola oleh negara. Industri ini berbasis militer dan ditujukan untuk mewujudkan kemaslahatan umat.
Keempat, Khilafah dengan politik luar negeri dan strategi diplomasinya akan melakukan kerja sama di bidang teknologi dengan negara lain, kecuali negara kafir harbi fi'lan (negara kafir yang sedang berperang dengan Khilafah).
Khatimah
Islam menjadikan teknologi bukan sebagai sebuah ancaman yang membahayakan. Akan tetapi, perkembangan dan penggunaan teknologi dikontrol dengan Islam. Dengan demikian, keberkahan dan kesejahteraan akan meliputi kehidupan manusia. Wallahualam bissawab.
Barakallah t siska, naskahnya keren..