Industri manufaktur dibangun negara agar bisa mendatangkan maslahat bagi rakyat.
Oleh. Deena Noor
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Industri manufaktur RI sedang merosot. Pernah sukses menjadi salah satu yang menguasai pasar dunia, kini industri manufaktur RI mengalami penurunan.
Keberhasilan industri manufaktur RI ditandai dengan pernah menguasai 20% sepatu olahraga dunia. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Industri manufaktur RI merosot tajam hingga tersisa 20% saja kini. (finance.detik.com, 11/10/2024)
Mengenal Industri Manufaktur
Sebelum berbicara lebih jauh tentang industri manufaktur, rasanya perlu untuk mengetahui pengertian dari industri manufaktur ini. Industri sendiri adalah aktivitas memproses barang dengan memakai sarana dan peralatan tertentu. Adapun manufaktur diartikan sebagai proses mengolah bahan mentah menjadi barang jadi agar nantinya dapat digunakan atau dikonsumsi oleh manusia.
Dari itu, industri manufaktur merupakan sebuah sektor bisnis yang mengubah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi dengan menggunakan mesin, tenaga kerja, dan proses produksi yang terstruktur. Jadi, industri manufaktur berfokus pada produksi barang-barang konsumen melalui proses perakitan atau pembuatan.
Sebuah industri manufaktur mampu melakukan produksi dalam skala besar sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Jenis industri manufaktur ada beragam seperti tekstil, makanan, bahan kulit, farmasi, elektronik, kimia, dan lain-lainnya.
Sejumlah tantangan dihadapi industri manufaktur masa kini seperti persaingan global yang kian ketat, infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan, dan masalah regulasi. Karena itu, perkembangan industri ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, tenaga kerja, sumber daya alam, dan infrastruktur. Kebijakan yang tepat akan dapat memaksimalkan manfaat industri ini bagi rakyat.
Industri Manufaktur RI Pernah Berjaya
Beberapa waktu yang lalu, industri manufaktur RI pernah berjaya dengan menguasai 20% sepatu olahraga dunia. Banyak sepatu olahraga merek ternama dunia seperti Nike, Adidas, dan Reebok yang memiliki pabriknya di Indonesia.
Industrialisasi besar-besaran yang dilakukan pada pertengahan 90-an membawa kesuksesan industri manufaktur RI. Prosesnya melalui investasi dan relokasi industri manufaktur. Saat itu, Indonesia cukup menyediakan tenaga kerja saja. Masalah bahan baku, teknologi, dan segala macam lainnya menjadi wewenang dari pihak luar atau pemodal asing.
Perusahaan sepatu internasional membuka pabriknya di Indonesia yang dipandang melimpah bahan baku dan tenaga kerja. Jangan heran bila banyak sepatu olahraga merek tersohor dunia yang ternyata buatan Indonesia. Pabrik yang ada di Indonesia dengan para pekerjanyalah yang membuat sepatu-sepatu branded tersebut. Merek boleh internasional, tetapi ada sentuhan tangan warga lokal di setiap lekuk sepatu olahraga tersebut.
Berbagai macam sepatu olahraga dengan merek terkenal yang dibuat di Indonesia itu pun mewarnai dunia. Meski tidak dibuat di negara asalnya, tetapi kualitas sepatu-sepatu olahraga tersebut tetap terjaga.
Merosotnya Industri Manufaktur
Namun, industri manufaktur tersebut sekarang sedang mengalami kemunduran. Industri sepatu olahraga kini hanya mencatat angka 2% saja, padahal dahulu pernah berada di angka 20% menguasai dunia. Kemerosotan ini menandai industri manufaktur sedang berada pada fase sunset industry. (finance.detik.com, 12/10/2024)
Industri manufaktur sepatu olahraga memang sedang mengalami penurunan atau sunset industry. Tidak hanya industri sepatu, penurunan ini juga terjadi pada industri tekstil, bahan kulit, surat kabar cetak, dan lainnya. Lalu, apa yang dimaksud dengan sunset industry?
Sunset industry menggambarkan industri yang sedang mengalami penurunan atau stagnasi dalam pertumbuhan dan profitabilitas. Industri sulit untuk berkembang. Kalau pun ada pertumbuhan, tetapi angkanya berada di bawah rata-rata.
Industri manufaktur tersebut sudah ada sejak lama dan pernah mencapai kejayaan, tetapi tidak bisa mempertahankannya alias mengalami penurunan. Industri ini telah melewati puncak kesuksesannya dan sekarang menghadapi tantangan seperti penurunan permintaan, ketertinggalan teknologi, atau persaingan industri yang makin inovatif.
Selain itu, ada sejumlah tantangan dan hambatan lain yang dihadapi industri manufaktur RI. di antaranya adalah mesin dan peralatan yang masih mengimpor dari luar, kekurangan tenaga kerja yang kompeten, penguasaan teknologi yang masih kurang, keterbatasan infrastruktur, dan ketersediaan bahan baku yang sering kali tidak pasti. Ini tentu memerlukan penanganan segera.
Industri sepatu atau alas kaki telah mengalami kemunduran sejak beberapa tahun terakhir. Masyarakat cenderung mengurangi belanja dan lebih mengutamakan untuk belanja kebutuhan dasar. Terlebih ketika pandemi dan setelahnya, masyarakat mengalihkan dananya untuk kebutuhan lain yang lebih penting daripada fashion seperti halnya sepatu.
Perlambatan ekonomi global juga berimbas pada turunnya produksi. Perusahaan melakukan efisiensi anggaran dengan memberhentikan banyak pekerjanya. Kondisi ekonomi yang makin berat membuat masyarakat memprioritaskan kebutuhan pokok.
Tentang Relokasi Industri Manufaktur
Disebutkan bahwa industrialisasi besar-besaran yang dahulu pernah dilakukan melalui proses relokasi industri. Namun, sebenarnya apa arti dari relokasi industri?
Relokasi industri berarti pemindahan lokasi industri dari satu tempat ke tempat lain. Relokasi industri ini sering dilakukan oleh negara maju dengan memindahkan tempat industrinya ke negara berkembang. Relokasi industri bertujuan untuk mendekati bahan baku dan menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar internasional.
Ada beberapa pertimbangan lain bagi negara maju dalam melakukan relokasi industri.
Pertama, untuk menekan upah karena upah buruh di negara berkembang biasanya lebih murah.
Kedua, untuk menghindari tekanan politis atau hukum di negara maju yang cenderung lebih rumit.
Ketiga, karena syarat pendirian industri di negara berkembang yang lebih mudah.
Bagi negara maju, keuntungan dari melakukan relokasi industri adalah bisa melakukan efisiensi dan memperluas pangsa pasar. Efisiensi bisa dilakukan dari sisi bahan baku dan tenaga kerja yang murah. Proses dan tekanan politis yang relatif lebih mudah diatasi. Selain itu, negara maju bisa memperluas pangsa pasar di negara tempat pabrik-pabriknya didirikan.
Bagi negara berkembang, relokasi industri ini juga bisa menguntungkan karena dapat menyerap banyak tenaga kerja. Banyak warga lokal yang bekerja di pabrik-pabrik sepatu olahraga milik perusahaan luar yang didirikan di Indonesia. Perekonomian rakyat pun bergerak dan pendapatan daerah turut meningkat. Idealnya seperti itu.
Industri dalam Kapitalisme
Dalam sistem global saat ini, yaitu kapitalisme, prinsip mencari untung menjadi poin utama. Dengan mindset seperti itulah, industri dibangun. Segala cara akan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin.
Industrialisasi dilakukan secara besar-besaran, bahkan ugal-ugalan demi mengejar target profit yang maksimal. Tanpa perhatian yang memadai akan kelestarian lingkungan dan keamanan masyarakat, pabrik-pabrik didirikan. Berdalih dapat membuka lapangan kerja yang luas untuk masyarakat, tetapi sejatinya untuk kepentingan perusahaan atau pemilik modal.
Baca: Ghost Factory
Dalam kapitalisme, juga terdapat konsep kebebasan kepemilikan yang memungkinkan setiap orang bebas memiliki apa saja yang diinginkan, termasuk menguasai bahan mentah yang digunakan untuk industri. Bahan mentah tidak lagi dikelola oleh negara, melainkan oleh individu atau swasta pemilik modal. Keuntungan pun mengalir ke kantong para kapitalis.
Kapitalisme juga membuat orang menjadi serakah sehingga akan terus berusaha mencari sumber-sumber lain yang dapat menghasilkan materi. Kapitalis akan mencari lahan baru yang dapat dikeruk untuk mendatangkan keuntungan baginya. Kekuatan kapital yang dimiliki akan dipakai untuk memuluskan keinginannya dalam menguasai harta orang lain. Intinya, segala cara akan dilakukan untuk mewujudkan ambisinya.
Merugikan Negara Berkembang
Globalisasi dan semangat pasar bebas yang menjadi pendorong relokasi industri digaungkan oleh negara-negara maju. Namun, ini sejatinya adalah penjajahan. Mereka menancapkan hegemoninya melalui investasi agar bisa menguasai bahan baku (SDA) dan tenaga kerja murah (SDM) di negara berkembang.
Investasi bukanlah sesuatu yang gratis, melainkan utang yang menjerat negara-negara berkembang. Investasi tersebut menuntut konsekuensi berupa ketundukan kepada negara pemodal. Investasi menjadikan negara-negara berkembang dengan mudahnya dieksploitasi demi kepentingan negara kapitalis maju. Dengan menggelontorkan sejumlah dana, negara kapitalis mengikat negara-negara berkembang yang kaya sumber daya alam untuk ‘menyerahkan’ kekayaannya tersebut.
Adapun relokasi industri yang dilakukan negara maju adalah upaya untuk mendapatkan bahan mentah, tenaga kerja yang murah, dan pasar di negara berkembang. Bila bahan bakunya sudah mulai habis, maka ia akan berpindah ke tempat lain. Bila keuntungannya mulai turun, maka ia akan melirik tempat yang lain untuk dijadikan pasar berikutnya. Ia akan pergi dengan meninggalkan sejumlah masalah.
Bukan hal yang mengherankan karena kebijakan tersebut dibuat dalam paradigma kapitalisme yang notabene untuk kepentingan para pemilik modal. Negara-negara maju dengan modalnya yang besar akan terus berupaya mencari sumber daya baru yang bisa menghasilkan keuntungan. Negara kapitalis akan terus memperluas daya ‘jajahnya’ melalui investasi, relokasi industri, atau apa pun modusnya. Inilah cara kapitalisme mempertahankan eksistensinya.
Industri Manufaktur dalam Pandangan Islam
Islam memandang industri sebagai bagian dari riayah yang dilakukan negara secara maksimal. Industri dibangun dengan mindset untuk memelihara urusan rakyat.
Bahan mentah yang jumlahnya melimpah di alam dan menguasai hajat hidup orang banyak sejatinya merupakan harta milik umat. Individu atau swasta, apalagi asing, tidak diperbolehkan menguasai harta milik umat tersebut. Sebagai harta milik umat, maka bahan mentah tersebut wajib dikelola oleh negara untuk kepentingan rakyatnya. Karena itu, industri manufaktur dibangun negara agar bisa mendatangkan maslahat bagi rakyat.
Begitu pula dengan barang tambang yang termasuk dalam kepemilikan umum, maka negara yang wajib membangun industrinya. Hal itu dilakukan negara untuk mewakili umat dalam mengelolanya sehingga dapat memberikan kemaslahatan.
Adapun terkait perdagangan luar negeri, boleh dilakukan selama tidak membahayakan kepentingan dalam negeri. Tidak boleh menjual komoditas yang vital seperti bahan mentah milik umum, bahan bakar, ataupun persenjataan yang justru dapat memperkuat negara lain. Negara boleh mengimpor barang-barang kebutuhan rakyat yang tidak ada di dalam negeri. Namun, itu tidak untuk seterusnya. Negara akan berupaya menyediakan barang-barang kebutuhan rakyat secara mandiri. Kemandirian negara dalam mencukupi kebutuhan rakyat menjadi sesuatu yang selalu diusahakan dengan sekuat tenaga.
Investasi luar negeri tidak boleh diambil karena menjadi alat politik asing untuk menguasai negara. Investasi hanya menjerumuskan rakyat pada penderitaan.
Industri dalam Khilafah
Khilafah adalah negara yang memegang ideologi Islam. Ideologi yang sahih ini menjadikan Khilafah sebagai negara yang merdeka, berdaulat, dan disegani.
Ideologi Islam menjadi haluan negara dalam menentukan kebijakannya, termasuk dalam industri. Industri dibangun untuk menopang politik luar negeri Khilafah, yakni dakwah dan jihad. Industri perang atau militer wajib dibangun untuk menggentarkan musuh sebagaimana yang diperintahkan dalam surah Al-Anfal ayat 60:
وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Dalam rangka itu, dibutuhkan adanya industri strategis seperti alat berat dan persenjataan. Industri ini harus benar-benar diwujudkan dengan segenap upaya. Semua potensi dan sumber daya yang ada harus dikerahkan ke sana guna membangun industri peralatan perang yang tangguh.
Industri militer Khilafah merupakan fondasi seluruh kebijakan negara sehingga mengharuskan adanya industri alat berat, bahan baku, dan bahan bakar. Ketiganya merupakan industri strategis yang harus dipegang negara.
Pada masa awal Islam dahulu, kaum muslimin telah membuat sendiri peralatan perangnya seperti pedang, tombak, panah, perisai, manjanik (pelontar batu), dan dababah (sejenis tank dari kulit). Itu semua merupakan alutsista yang dibuat dengan bahan baku yang tersedia.
Industri perang menjadi fokus Khilafah karena dengannya, ideologi Islam akan tetap tegak. Industri inilah yang akan mendukung negara untuk mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia dan jihad meninggikan kalimat Allah.
Wallahu a’lam bishshawaab []
Baarakallahu fiik mbak
wa fiik barakallah..
Terima kasih sudah mampir..
Awalnya sy mengira industri manufaktur itu seperti "home industry" saja. Dari tulisan ini, saya jadi tahu ternyata negara maju memanfaatkan negara berkembang termasuk juga apa yang dikatakan industri manufaktur.
Ya begitulah tabiatnya kapitalisme..
Terima kasih sudah mampir mbak..
Habis mania, sepah dibuang. Begitu barangkali gambaran cara negara maju mempermainkan negara berkembang. Setelah dapat tempat yang lebih menjanjinkan, mudahnya investasi di tempat lama ditinggalkan. Barokallohu, mba. Tulisannya menambah wawasan.
Wa fiik barakallah..
Di sistem kapitalisme, industri manufaktur ternyata tak mampu bertahan lama. Semua itu menjadi isyarat bahwa sistem tersebut tak bisa diandalkan. Berbeda dengan Islam yang menjadikan industri sebagai sesuatu yang mampu menjadi sarana untuk dakwah ke seluruh penjuru dunia. Barakallah mba@Dena, naskahnya selalu okey punya
Wa fiik barakallah.. mbak Atien..
Masyaallah tabarakallah Mb Dina naskahnya keren dan mencerahkan. Semakin rindu akan penerapan Islam sebagai ideologi. Seperti dahulu. Sebab hanya itu yg benar2 peduli akan kebutuhan umat dan negara dalam semua aspek.
Wa fiik barakallah..
Terima kasih sudah mampir mbak Mimi..
Jazakillah khoir NP