Ultima Perjuangan Latifah

Ultima Perjuangan Latifah

Ultima perjuangan Latifah telah tiba. Napasnya tak lagi berhembus, langkah dakwahnya terhenti seketika. Itulah maksimalnya perjuangan.

Oleh. R. Raraswati
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Ultima suatu perjuangan adalah ketika Allah yang menghentikannya. Perjuangan maksimal itulah yang ingin diraih aktivis dakwah bernama Dyah Sulistyarini. Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik, putih, lembut, dan cerdas. Kelembutan itulah yang membuat Muhammad Mashuri memanggilnya Latifah.

Ya, suami Dyah yang sekarang lebih akrab dipanggil Ustaz Mashuri memang sangat tertarik dengan Latifah alias Diah karena kelembutannya. Mereka pun bersama-sama menapaki jalan dakwah yang penuh onak dan duri. Sayangnya, kebersamaan itu harus berakhir pada 22 September 2024 pukul 19:55 WIB. Ultima perjuangan Latifah telah tiba. Napasnya tidak lagi berembus, langkah dakwahnya terhenti seketika. Itulah maksimalnya perjuangan.

Mengenal Latifah (Dyah Sulistyarini)

Latifah merupakan panggilan khusus yang disematkan suami Dyah. Namun, di masyarakat ia lebih akrab dengan sebutan Ustazah Dyah Rini. Postur tubuh yang tinggi dengan kulit putih serta paras cantiknya membuat setiap orang yang melihat terpesona. Senyum ramahnya kepada setiap orang yang ditemui juga menjadikan siapa pun senang berbincang dengannya.

Wanita lulusan FKIP UNEJ jurusan D3 Matematika ini juga sangat cerdas. Ia pembelajar yang ulet, gigih, dan suka sesuatu yang baru. Kegigihan itulah yang akhirnya membuat Dyah menerima amanah menjadi bagian dari tim penulis Islam ideologis. Meski belum memiliki banyak ilmu dalam kepenulisan, ia mau belajar sampai berhasil mengirim tulisan ke media online.

Tidak ada yang sia-sia dari setiap perjuangan Latifah. Dia terus berlatih menulis. Ia juga mengikuti pelatihan-pelatihan menulis, salah satunya mendaftar di Komunitas Aktif Menulis (KAM), sebuah grup WhatsApp yang memberikan pelatihan menulis opini secara gratis. Setiap selesai menulis opini, ia kirim dulu ke penulis lain yang juga sahabatnya untuk minta koreksi dan masukan. Setelah itu, baru ia kirim tulisan ke media online yang disarankan oleh sahabatnya tersebut.

Karena rasa penasarannya yang tinggi, Latifah alias Dyah Rini berusaha untuk mencari media online baru untuk dia mengirim tulisan. Suatu saat Dyah mengirimkan tulisan opini ke NarasiPost.Com yang lebih dikenal dengan sebutan NP. Memang dia tidak terlalu sering mengirim tulisan, tetapi hampir setiap bulan selalu ada saja tulisannya. Tulisan ultimanya dimuat NarasiPost.Com pada 5 Juni 2024, berjudul Mengapa Manusia Harus Bertahan Hidup?

Kisah Cinta Latifah

Muhammad Mashuri telah jatuh cinta kepada Dyah Rini pada pandangan pertama. Pada 1990, Dyah menjadi mahasiswa baru jurusan D3 Matematika FKIP UNEJ, sedangkan Mashuri pembimbing di kegiatan paduan suara yang Dyah ikuti. Saat pertama bertemu, hati Mashuri bergetar seolah ada sesuatu di antara mereka. Namun, ia tidak berani mengutarakan, apalagi Dyah tidak pernah hadir lagi di kegiatan latihan paduan suara. Hanya beberapa kali mengikuti pelatihan, Dyah menghilang dan pertemuannya dengan Mashuri pun tidak pernah terjadi lagi.

Pertemuan berikutnya pada 1992, saat keduanya sama-sama mengikuti aktivitas dan pembinaan Islam. Keduanya telah meninggalkan kegiatan musik, menyanyi, dan lainnya yang dianggap bersifat hura-hura. Mashuri aktif sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat FKIP, sedangkan Dyah mengikuti pembinaan di Tarbiyah. Meski Dyah sempat ikut pembinaan di HMI, ia lebih nyaman di Tarbiah.

Perbedaan kegiatan tersebut membuat keduanya tidak ada komunikasi. Tiba waktunya Mashuri menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Petung, Wringin Arak-arak. Di sana Mashuri nyaris setiap hari didatangi warga untuk dijodohkan agar ia bisa menetap menjadi warganya. Karena risih dan merasa tidak siap, dia selalu berbohong dengan mengatakan sudah punya calon istri.

Mashuri merasa kurang nyaman selalu berbohong ke warga sampai KKN selesai. Ia berpikir memang sudah waktunya mencari pasangan hidup. Itulah yang mendorongnya berani datang ke tempat kos Dyah Rini dan langsung mengajaknya menikah, bukan lagi pacaran. Hehehe… nekat juga dia.

Apa jawaban Dyah? Ternyata Dyah sudah punya calon suami seorang PNS di Madura. Namun, sekitar dua bulan kemudian Dyah mengirim surat ke Mashuri lewat pos. Dyah menanyakan maksud Mashuri dan jika memang serius, ia mempersilakannya langsung ke Semboro menemui orang tuanya. Itulah jodoh, kemudian mereka menikah pada Mei 1993. Alhamdulillah, pernikahan tanpa pacaran terlebih dahulu, melainkan atas dasar untuk menjalankan syariat Islam hingga maut memisahkan.

Detik-Detik Ultima Latifah

Latifah alias Dyah tidak pernah mengeluh dalam beraktivitas. Pengalamannya mengajar di TPQ Sekolah Dasar Al-Furqan Jember membuatnya terinspirasi membuka Rumah Qur’an Al-Ummah. Di ruang tamu rumahnya, Latifah mengajarkan baca Al-Qur’an (tahsin) kepada ibu-ibu pensiunan.

Sekitar bulan Juni, ia mulai merasakan nyeri di bagian lengan dan bahu kiri. Lama-lama, tangan kirinya tidak bisa diangkat. Keluarga mengupayakan berbagai pengobatan alternatif beberapa kali, tetapi tidak ada perubahan. Akhirnya ia diperiksakan  ke dokter Spesialis Ortopedi. Sambil menunggu hasil pemeriksaan melalui foto MRI (Magnetic Resonancy Imaging) yang memakan waktu sekitar 15 hari, keluarga membawanya terapi di beberapa tempat.

Baca juga: Jeritan Mimpi

Bukan hanya itu, rukiah dan ramuan-ramuan herbal diberikan sebagai upaya kesembuhannya. Ketika sakitnya makin parah dan lemah, Allah memberikan ujian tambahan berupa sakit tifus dan harus dirawat di rumah sakit beberapa hari. Setelah sembuh dari tifus, ia dirawat di rumah hingga sehari menjelang pembacaan hasil MRI sosok Latifah sudah sangat lemah, bahkan tidak bisa duduk.

Tiba waktu pembacaan hasil analisis MRI, Dyah harus masuk IGD untuk mendapatkan perawatan intensif karena kondisi yang makin lemah. Pada Jumat sore (20-9-2024), dari hasil pemeriksaan lab dan MRI Dyah dinyatakan terkena tumor ganas yang sangat cepat penyebarannya.

Sabtu pagi keluarga masih mengupayakan mencari alternatif untuk mempertahankan stamina dan kesehatannya dengan memberikan produk super food seperti Sun Chlorella dan Immunocal. Namun, Allah berkehendak lain, pada pukul 19:55 WIB Latifah mengembuskan napas ultimanya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Keluarga hanya bisa memaksimalkan usaha agar ia bisa sehat kembali, tetapi Allah berfirman,

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ

"Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.'" (QS. Al-Jumu'ah[62]: 8)

Sungguh inilah ultima perjuangan Latifah. Kini, kita hanya bisa mengenang kebaikan-kebaikannya. Semoga semua menjadi pemberat catatan amal baiknya dan semua kisah ini akan selalu dikenang oleh yang pernah mengenalnya, membersamainya dan mencintainya. Semoga ada hikmah yang terkandung dari kisah sosok Latifah. Kita juga meraih ultima perjuangan kita masing-masing. Amin. Wallahua’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
R.Raraswati Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Cahaya
Next
Nasihat Tanda Cinta
5 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

16 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Deena
Deena
10 minutes ago

Semoga Bu Dyah Rini husnul khatimah..
Semoga kisah beliau memberi inspirasi

Amin
Amin
8 hours ago

Semoga mbak Rini (panggilan di keluarga Tulungagung) husnul khotimah, mendapat tempat yang mulia disisi Nya. Amiin...3x

Raras
Raras
Reply to  Amin
3 hours ago

Aamiin yaa Allah

Sri Haryati
Sri Haryati
12 hours ago

MasyaAllah tak pernah mengenal beliau tapi bisa merasakan kebaikan dan keistiqomahnya dalam dakwah lewat naskah ini juga ungkapan sang suami saat di grup konapost. Semoga Allah memberikan tempat terindahnya untukmu mbak Dyah, Allah lebih menyayangimu.

Raras
Raras
Reply to  Sri Haryati
3 hours ago

Aamiin

Bunda Yeni
Bunda Yeni
12 hours ago

MaasyaAllah, jadi muhasabah, bagaimana kelak akhir hayat diri ini..semoga sebaik-baik keimanan, sebaik-baik amalan

Raras
Raras
Reply to  Bunda Yeni
3 hours ago

Aamiin

Maftucha
Maftucha
12 hours ago

Semoga beliau husnul khatimah.. Boleh tanya mbak? Biasanya kalau sakit tumor itu gejalanya lama.. Mbak Dyah ini ndak ya?

Raras
Raras
Reply to  Maftucha
3 hours ago

Menurut info dari keluarga, sekitar 4 bulan merasa nyeri, tapi saat diperiksa belum terdeteksi adanya kanker

Tami Faid
Tami Faid
13 hours ago

Semoga Allah menempatkan mbak Diah di Surga... Aamiin

Maya Dhita
Maya Dhita
14 hours ago

Ya Allah ... ultima perjuangan Mbak Dyah telah sampai waktunya. Semoga Allah jadikan setiap langkah dakwahnya sebagai pahala yang tak pernah putus. Terimakasih Mbak R.Raraswati sudah mengenalkan sosok beliau yang inspiratif.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
15 hours ago

Mbak Diah, semoga Allah menempatkanmu di Surga-nya Aamiin.

Netty
Netty
15 hours ago

Lhoh baru tahu kalo mb Dyah asli semboro tho? Saya juga semboro. Sayang sekali tidak sempat mengenal blw lebih dekat. Semoga bisa mengikuti semangat dan istikamahnya beliau dalam perjuangan.

Raras
Raras
17 hours ago

Semoga kisah ini menguatkan pembaca untuk terus istikamah di jalan dakwah. Selamat jalan sahabat dan guruku Dyah Rini. Semua tentangmu tak kan pernah terlupa.

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
19 hours ago

Kisah yang luar biasa. Mengenang beliau ada banyak hikmah yg bisa dipetik. Ketaatan beliau memegang syariat sungguh jd panutan. Walau mengenal beliau saat di konapost namun saat berbincang via telpon serasa kami sdh saling mengenal lama. Kami bercerita tentang kondisi medan dakwah dll. Beliau sempat mengira aq sk Jawa. Dan paling kuingat beliau mendoakan kebaikan2 utkku dan beberapa untaian nasihat yg indah dg iringan nada bahagia dan suara yg lembut. Sebelum beliau berangkat mengajar mengaji di pagi itu. Selebihnya kami hanya berkomunikasi via chat terlebih di Konapost. Ya Allah walau tak pernah jumpa di dunia nyata ada kesan mendalam kekagumanku atas kesalihan beliau. Sungguh surga sangat merindukan beliau. Mba Diyah jika kelak kau tak menemukanku di surga..tolooong bantu aku memasuki surga itu bersamamu. Jazakillah khairan telah jd sahabat terbaikku di dunia. Al-fatihah

Raras
Raras
Reply to  Mimy muthmainnah
17 hours ago

Semoga kelak menjadi sahabat di surga.
Aamiin

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram