Tetangga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan keseharian kita. Mereka mempunyai kedudukan yang istimewa di dalam kehidupan kita.
Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Jamak dipahami bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Sudah fitrahnya manusia butuh berbagi kepada keluarga, teman, kolega, terlebih tetangga. Bayangkan, betapa sepi hidup ini jikalau kita tinggal di suatu tempat sendirian jauh dari orang lain, meskipun tidak sedikit orang memilih untuk menyendiri, jauh dari jangkauan tetangganya dengan memagar tinggi rumahnya, atau tinggal di daerah jauh dari permukiman. Namun, jika kita tahu keutamaan hidup bertetangga, tentu kita ingin memiliki tetangga yang banyak.
Tetangga adalah orang-orang terdekat di kala kita dalam kondisi sulit. Mereka bisa menjadi pagar pelindung, saudara baru, bahkan bisa menjadi wasilah kebaikan dan ladang pahala yang dapat mengantarkan kita ke surga. Kehidupan sehari-hari dalam sebuah lingkungan akan menjadi sangat hidup dan menyenangkan, ataukah menjadi episode yang selalu ingin kita akhiri, sedikit banyak berhubungan dengan kehidupan bertetangga.
Siapa Tetangga Kita?
Tetangga adalah orang-orang yang tinggal dekat dengan kita. Dalam Islam, arti tetangga itu bermacam-macam. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa yang disebut tetangga adalah mereka yang tinggal 40 rumah dari segala arah dari kita. Sementara ulama Malikiyah berpendapat bahwa tetangga adalah mereka yang berdempetan dengan rumah kita dan hanya dipisah jalan sempit, bukan lingkungan yang dipisahkan oleh sungai besar dan lebar ataupun oleh pasar besar. Ulama mazhab ini menyebutkan pula bahwa disebut tetangga jikalau dapat dikumpulkan oleh satu masjid atau dua masjid yang berdekatan, sesuai hukum kebiasaan masyarakat setempat.
Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa tetangga itu adalah mereka yang hidup berdampingan atau menempel. Sementara itu, Abu Yusuf dan Muhammad, ulama Hanafiyah lainnya menyebutkan di dalam kitab Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 16: 216-217 bahwa tetangga adalah mereka yang hidup berdampingan yang dapat disatukan oleh masjid. Disebutkan bahwa definisi yang terakhir ini merupakan definisi syar’i dan definisi menurut penilaian masyarakat.
Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa tetangga adalah orang-orang terdekat kita yang tak hanya dekat secara fisik, geografis, tetapi juga psikis dan spiritual. Mereka bisa lebih dekat dengan kita daripada orang tua atau kerabat kita, karena bisa jadi faktor tempat atau lokasi tempat tinggal kita jauh dari mereka.
Tetangga pun bisa lebih dekat secara psikis dengan kita karena bukan tidak mungkin merekalah yang menyaksikan langsung kehidupan kita sehari-hari dengan segala lika-likunya. Akan tetapi, tetangga pun bisa menjadi orang yang berkedudukan melebihi saudara bagi kita, disebabkan kesabaran dan kepedulian mereka untuk membawa kita agar lebih dekat kepada Allah. Mereka inilah orang-orang yang berhak mendapatkan hak hidup bertetangga dari kita, termasuk hak untuk tidak kita ganggu.
Jadikan Tetangga Wasilah ke Surga
Berbagai hadis Rasulullah telah memerintahkan kita untuk senantiasa rukun dan memuliakan tetangga. Bahkan memuliakan mereka adalah salah satu tanda seseorang mengimani Allah dan hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang mengimani Allah dan hari penghisaban, hendaklah ia memuliakan tetangganya." (HR. Bukhari Muslim)
Akan tetapi, fenomena yang terjadi sekarang ini banyak kita temui persaingan dan permusuhan antara tetangga satu dengan yang lain. Bahkan permusuhan itu terjadi secara terang-terangan, tidak hanya di kalangan ibu-ibu, tetapi juga merambat pada para laki-laki dan anak-anak. Biasanya dipicu karena masalah harta dan gaya hidup. Apalagi di bawah sistem kapitalisme hari ini yang segala sesuatunya diukur dengan materi, banyak membuat orang menjadi pribadi individualis dan hedonis. Mereka saling berlomba dan bersaing dalam hal harta dan lifestyle.
Iri dengki menjangkiti tatkala melihat tetangga lebih baik dalam hal materi. Hal ini sering kali menyulut api keributan bahkan pertengkaran antartetangga. Mulai dari hal-hal sepele seperti keributan anak-anak yang akhirnya membawa orang tuanya saling sabotase jalan, buang sampah ke tempat tetangga, bahkan cekcok mulut hingga perselisihan fisik sering kita jumpai. Jika hal ini terjadi, bukan lagi kedamaian dan kebahagiaan yang akan kita dapatkan, tetapi bencana.Baca juga: Sumber Kebahagiaan
Jika mengingat bahwa tetangga adalah orang-orang yang tinggal dekat dengan kita, bukankah seharusnya kita memuliakan dan menahan tangan-tangan kita dari mengganggu mereka? Seharusnya yang kita lakukan adalah menyatukan perasaan dan pikiran agar terjalin hubungan yang harmonis sehingga kedamaian akan tercipta. Alangkah indahnya jika sesama tetangga saling kompak dalam kebaikan, saling mengingatkan dalam ketaatan, bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan, saling cepat tanggap jika salah satu tetangganya mendapat musibah, saling tolong menolong, dll.
Alangkah indahnya jika kita menjadikan tetangga sebagai partner dakwah, kebaikan, dan hal-hal yang mengajak kita untuk lebih mencintai Allah. Jika pun tetangga kita belum seideal impian dan belum sejalan dalam hal keimanan juga ketaatan, kita bisa menjadikan mereka sebagai ladang dakwah dan melatih kesabaran. Kita berharap dengan ujian tetangga ini menjadi wasilah kita menuju surganya Allah.
Tunaikanlah Hak Tetanggamu
Begitulah, tetangga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan keseharian kita. Mereka mempunyai kedudukan yang istimewa di dalam kehidupan kita. Masalahnya, banyak orang ingin mempunyai tetangga yang baik, tetapi dirinya sendiri enggan untuk menjadi tetangga yang baik. Begitu istimewanya kedudukan tetangga itu hingga menjadi indikasi keimanan kita, bahkan Rasulullah menyebutkan bahwa ketika kita memiliki tetangga yang baik, itu merupakan salah satu keberuntungan dan kebahagiaan.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Hibban disebutkan bahwa Sa’ad bin Abi Waqas berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tanda kebahagiaan seorang muslim itu ada empat, yaitu pasangan saleh/salihah, rumah yang lapang, tetangga yang salih, serta kendaraan yang nyaman."
Tentu kita pun ingin menjadi sebab kebahagiaan tetangga kita dan menjadi bagian dari rasa syukur mereka karena mempunyai tetangga saleh yang senantiasa memberikan hak mereka dan mereka pun aman dari gangguan kita.
Lalu apa saja hak-hak tetangga itu?
1. Diperlakukan dengan baik. Kita dan setiap orang pasti ingin diperlakukan dengan baik, dihormati, dibantu, tidak disakiti dan diganggu. Kita hendaknya membuat mereka merasa nyaman tanpa terganggu dengan perilaku kita, seperti dengan berkata dengan lembut, tidak terlalu banyak tanya, termasuk tidak berlama-lama dalam mengobrol.
2. Amar makruf nahi mungkar. Tetangga mempunyai hak untuk kita bimbing dan arahkan dalam hal kebaikan dan ketaatan. Kita pasti berharap persaudaraan ini terus berlanjut sampai ke surga. Sudah selayaknya kita berikan perhatian lebih pada dakwah ke tetangga. Banyak sekali kita jumpai orang sibuk dakwah jauh-jauh, tetapi tetangga sendiri tidak pernah disapa apalagi diperhatikan, bisa jadi mereka menunggu kita mengetuk pintu mereka untuk ikut mengenal Islam kaffah. Begitu juga menegur mereka dengan halus jika berbuat salah dan mencegah mereka dari kemungkaran.
3. Dilindungi harta dan kehormatannya. Mereka berhak mendapat perlindungan kita atas harta, jiwa, dan kehormatan mereka, termasuk menjaga aib mereka. Ini karena tetangga adalah pagar pelindung bagi kita dari keburukan dan segala hal yang membahayakan.
4. Dimaafkan kesalahannya. Menjadi pribadi pemaaf adalah salah satu kunci agar rukun dengan tetangga. Dengan memaafkan, hilanglah benci dan dendam. Hidup damai dan tenteram, saling toleransi dan menghargai.
5. Dijenguk jika sakit, dan bertakziah jika mendapat musibah. Kita hendaknya cepat tanggap dalam memberi pertolongan jika ada tetangga yang sedang dalam kesusahan. Menghibur dan meringankan beban mereka adalah salah satu kewajiban seorang mukmin.
Khatimah
Islam adalah agama kasih sayang dan penuh rahmah. Islam pun sangat menekankan umatnya agar senantiasa menjaga perilaku sehingga lahirlah kehidupan yang damai dalam bertetangga. Sedangkan memuliakan tetangga dan berbuat kebaikan adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang harmonis. Apabila umat Islam memberikan perhatian dan menjalankan perintah Allah dan Rasulullah ini, niscaya akan terjalin kehidupan masyarakat yang tenteram, aman, nyaman, dan jauh dari kerusuhan, tawuran, maupun konflik antartetangga. Wallahua'lam bishawab.[]
Rindu sm lingkungan yg penuh keakraban, tokeransi dan perduli... yg tdk lg bs ditemui diperkotaan spt saat ini, yg penuh dg rasa gengsi dan menjaga image.
saya tinggal di kampung, tetangganya selalu jedag jedug pakai sound horeg. Sdh diingatkan banyak orang tetap wae. He he
Memiliki tetangga yang baik akan mudah dalam sistem yang baik pula yaitu sistem Islam
Punya tetangga yg baik adalah kebahagiaan dan rezeki.
Jadi tetangga yg baik adalah hal yg harus diusahakan.
MasyaAllah, sama seperti tetanggaku semua baik-baik. Rezeki banget.
Berbahagialah kita yang memilik tetangga yang baik dan saling menghormati hak dan kewajibannya. Barakallah mba@Aya Ummu Najwa
Alhamdulillah, saya tinggal di kampung jadi masih merasakan kebersamaan dan kepedulian sesama tetangga
Indahnya hidup rukun damai bersama tetangga, pasalnya tetangga adalah keluarga terdekat kita, klo ada apa2 pasti tetangga dulu yg peduli. Gak mungkin keluarga yg jauh tempat tinggalnya.
Itu juga alasan kami gak mau tinggal di komplek perum yg rata2 individualis, meski ini gak bisa di general. Byk jg kok yg bertetangga akrab.
Alhamdulillah meski 29 th di rantauan kami selalu dipertemukan tetanga yg baik-baik dan penyayang, care dan ramah2. Biasanya yg paling sering dilakukan berbagi makanan atau oleh2 bila dari luar kota. Hebatnya mereka gak suka gosip, masing2 sibuk agenda.
Jazakillah khairan naskah kerennya mb Aya sukses dunia akhirat.
Jangan punya masalah sama tetangga, perlu komunikasi dan tabayyun jalin hubungan baik, dengan tahadu tahabu saling memberi dan menyayangi, maka hidup akan tenteram ga punya musuh, jangan iri dengki, semua itu kalau kita mengerti dan mewujudkan ajaran Islam dengan sempurna.
Saat ini, persaudaraan antara tetangga menjadi luntur terutama mereka yang tinggal di apartemen-apartemen. Bahkan ada yang tidak saling mengenal. Bertemu sekali setahun pun bisa jadi tidak pernah terjadi. Sebagai muslim, tentu kita akan mencari tetangga yang bisa menjadi teman bareng-bareng menuju jannah.