Sejatinya tidak akan ada luka pengasuhan apabila hati dan pikiran hanya fokus pada tujuan akhir kehidupan kita, yakni surga.
Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Sebesar apa lukamu ibu. Hingga kau tega melakukan itu pada anakmu. Sebesar apa lukamu ibu, hingga kau balut lukamu dengan menjadikan anakmu sebagai pelampiasanmu.
Ibu, jangan salahkan masa lalumu, hingga kau biarkan luka pengasuhan itu tetap terpatri dalam kalbumu. Tataplah mata kecil anakmu yang dengan tulus mencintaimu, sedalam apa pun lukamu. Hapuskan luka pengasuhan itu ibu." (Isty Da’iyah)
Berulang kata-kata itu aku sampaikan pada seseorang yang tengah berproses menjadi ibu. Nyatanya luka pengasuhan itu susah dihilangkan dalam ingatannya. Luka pengasuhan yang ia terima membuat ia melampiaskannya kepada anaknya.
Mungkin kita sering menemui masalah serupa, terjebak dalam luka pengasuhan yang justru akan merugikan masa depan dirinya dan anaknya. Maka tugas kita adalah berempati kepadanya dengan membantu mencari solusi sesuai syariat-Nya.
Apakah Luka Pengasuhan Itu?
Luka pengasuhan menurut wikipedia adalah rasa sakit atau luka emosi yang dibawa oleh orang tua, dan rasa ini diwariskan kepada anaknya. Luka yang mendalam ini secara tidak sadar bisa memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku orang tua terhadap anaknya. Tidak jarang dan bahkan tanpa sadar anak sering dijadikan pelampiasan balas dendamnya. Maka luka pengasuhan ini harus segera disembuhkan.
Efek
Apa pun itu, yang namanya luka pasti akan mempunyai bekas, tergantung sedalam dan separah apa luka itu. Demikian juga efek dari luka pengasuhan, jelas akan berbeda dengan luka fisik yang bisa dilihat hanya dengan mata terbuka. Maka dalamnya luka pengasuhan tergantung dari seberapa dalam luka yang dirasakan oleh seseorang tersebut.
Baca: Membasuh Luka Pengasuhan
Efek yang timbul akibat adanya luka pengasuhan biasanya akan berpengaruh pada mental dan sikap seseorang. Jika tidak segera disembuhkan, seseorang yang punya trauma luka pengasuhan biasanya akan menciptakan luka baru terhadap orang lain, terutama pada anaknya. Maka seharusnya luka pengasuhan segera disembuhkan, agar tidak ada efek jangka panjang yang merugikan.
Menyembuhkan Luka Pengasuhan
Tidak ada sekolah formal untuk menjadi orang tua. Padahal, menjadi orang tua ibarat mengarungi samudra yang luas sehingga akan menghasilkan anak-anak tangguh yang siap menghadapi tantangan dan menjadi generasi yang kuat dan matang. Sayangnya, kompleksnya permasalahan yang dialami orang tua ternyata tidak diimbangi dengan banyaknya informasi yang benar yang didapatnya. Termasuk bagaimana menyembuhkan luka pengasuhan yang didapat ketika kecil.
Sebagai seorang muslim seharusnya lebih bijak dalam menyikapi luka pengasuhan itu. Karena sejatinya jika ditelisik lebih mendalam, penyebab adanya luka pengasuhan yang diturunkan kepada anak adalah karena ada dendam yang terpendam yang tidak tersalurkan dalam rentang waktu yang lama.
Maka seorang muslim hendaknya selalu berintrospeksi diri untuk mudah bergerak menuju perbaikan. Sebagai orang tua harusnya menyadari sejauh mana ia mengambil bagian dalam pembentukan karakter anak. Karena pola asuh yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap karakter anak. Maka jika orang tua merasakan ada yang salah terhadap pola asuh yang ia terima pada waktu yang lalu, hendaklah ia melakukan perbaikan di masa sekarang, jangan malah melampiaskan kepada anak-anaknya.
Hal yang perlu dilakukan untuk memutus rantai luka pengasuhan di antaranya:
- Ikhlas, yakni melakukan sesuatu karena Allah serta menerima apa yang telah Allah Swt. takdirkan, termasuk dari orang tua seperti apa kita dilahirkan. Bukankah setiap insan tidak bisa memilih dari orang tua seperti apa dilahirkan? Maka tugas manusia yang bisa diusahakan adalah tetap menjadi manusia yang selalu ikhlas menjalani apa yang telah Allah tetapkan buatnya. Menyikapi segala sesuatu dengan pandangan yang sesuai dengan syariat. Mengusahakan sebaik mungkin untuk tetap menjadi manusia yang selalu bertakwa kepada Allah Swt.
Karena menjadi manusia yang ikhlas membuat masalah yang ada terasa ringan. Keikhlasan adalah energi terbesar yang dimiliki manusia untuk bisa melawan bisikan setan yang selalu menggoda manusia. Ikhlas menjalani hidup sesuai dengan apa yang telah Allah gariskan kepada kita. - Memperbanyak ilmu untuk bekal sebagai orang tua. Dengan ilmu manusia akan tahu arah ke mana ia melangkah. Belajar menjadi orang tua yang makin saleh, agar bisa menyiapkan anak-anaknya menjadi penerus peradaban Islam. Ingatlah! Bahwa hidup itu bukan hanya tentang kita dan keluarga kita, namun ada umat dan agama yang harus terjaga dan dijaga oleh setiap kita. Maka menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat buat umat juga harus dilakukan daripada sekadar meratapi luka akibat pengasuhan di masa lalu.
- Memaafkan, jangan ada dendam. Selalu berlapang dada dan berusaha melupakan segala kenangan buruk yang akan membangkitkan dendam. Karena sejatinya memaafkan akan membuat hidup serasa lebih ringan. Masukkan hanya pikiran positif ke dalam ingatan. Karena pikiran ibarat sebuah teko yang hanya akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya. Mengalihkan perhatian dari segala pikiran negatif untuk memikirkan hal-hal yang positif, sehingga kebiasaan untuk memiliki perasaan positif akan berkembang. Pikiran akan selalu mengeluarkan hal-hal yang positif juga, termasuk mudah memaafkan dan tidak memelihara dendam.
- Berusaha makin mendekatkan diri kepada Allah, makin sering menadaburi ayat-Nya, makin paham pula akan kewajiban manusia untuk apa hidup di dunia. Berusaha sekuat tenaga untuk selalu taat akan syariat yang dibawa oleh Rasulullah, sehingga akan menjadi manusia yang paham tentang hakikat dari mana kita berasal, untuk apa kita diciptakan, dan mau ke mana kita akan kembali.
Penutup
Semua manusia pasti punya masa lalu, punya ujian dan segala permasalahannya dalam tiap kehidupan yang dijalaninya. Maka sikap terbaik bagi seorang muslim adalah dengan tetap dan selalu mengingat Allah, agar hati menjadi tenang.
Karena Allah telah mengingatkan di dalam QS. Ar-Ra'd ayat 28 yang artinya: ”Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Karena sejatinya tidak akan ada luka pengasuhan apabila hati dan pikiran hanya fokus pada tujuan akhir kehidupan kita, yakni surga. Kita akan mudah melupakan dan memaafkan setiap kejadian yang tidak menyenangkan pada diri kita. Karena pada dasarnya setiap kejadian dan peristiwa yang menimpa kita di masa yang lalu bisa dijadikan pengalaman dan pelajaran dalam kehidupan, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Wallahu a'lam bi-shawaab. []
Ada yang menyamakan luka pengasuhan dengan innerchild. Benar gak sih? Sehingga kadang tak sadar melampiaskan ke anak. Yang paham boleh komentar ya. Syukron
Apa pun alasannya, janganlah anak dijadikan pelampiasan amarah.
Bila Islam yg jadi pegangan, insyaallah semua bisa dijalani dengan ikhlas.
Setiap perkara yg menimpa, pasti ada kebaikan di dalamnya.
Efek domino penerapan sistem kapitalisme memunculkan luka pengasuhan
Dahulu tdk ada istilah luka pengasuhan. Meski segalak apa pun orang tua dalam mendidik. diajarkan selalu berbakti dan jangan mengambil hati dan harus tangguh. sebenar-benarnya si anak klo bersikap kurang ajar baik perkataan atau perbuatan tetaplah durhaka. Tugas anak tetap berbakti dan adapun orang tua jika ada salah biarlah urusan mereka dg Allah. Intinya cermat melihat posisi. Itu pesan ortu dahulu.
Aku sering diceritakan masa-2 sulit mereka hidup bahkan di usir oleh ortunya karena miskin dan meminta pertolongan, hebatnya mereka tetap berbuat baik dan memenuhi segala kebutuhan orang tua sampai akhir hayat. Mencontohkan kepd anak2nya bagaimana memuliakan org tua, memaklumi segala kekurangan agama padanya. Masyaallah kehidupannya benar2 dalam keberlimpahan kasih sayang, dan rezeki.
Benarlah adanya firman yg berbunyi, bahwa di kehidupan ini Allah hanya sekadar menguji. Seberapa sabar dan syukur kita. Sebab mudah bagi Allah membalikkan keadaan.
Jazakillah khairan mb Isty atas hadirnya naskah keren ini. Sukses dunia akhirat. Aamiin
Di dalam sistem kapitalisme, sulit memutus rantai luka pengasuhan. Pendidikan yang tidak menyiapkan jadi orang tua plus tekanan yang membuat oang tua berpotensi stres makin besar dan kuat. Hanya dengan sistem islam, persoalan luka pengasuhan bisa diatasi atau diminimalkan karena ada negara yang turut menguatkan fondasi dalam keluarga.
Barakallah bu Isty, naskahnya menambah ilmu...
Luka pengasuhan tidak bisa hilang sama sekali. Akan tetapi, kita bisa berupaya memaafkan orang tua yang meninggalkan luka. Dengan memaafkan, kita bisa hidup lebih tenang...
Masya Allah sangat bermanfaat tulisannya mbak, barakallah fiik
Jazakillah khoir NP, sudah menayangkan naskah ini.
Barakallah.