Menjemput Mimpi di Meraki Literasi

menjemput Mimpi di Meraki Literasi

Meraki Literasi adalah ajang bergengsi bagi para penulis yang melakukannya dengan hati, agar karyanya tetap abadi meski raga sudah tak membersamai.

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Meraki Literasi, kata yang tidak asing di grup Konapost. Dua kata yang mempunyai makna dalam banget, terutama bagi saya yang awam dalam masalah bahasa asing. Karena nyatanya dalam Challenge Meraki Literasi ke-1 dan ke-2, diriku bisa menjadi juara kesatu untuk yang pertama kalinya, setelah berkali-kali NP mengadakan berbagai challenge dan diriku hanya sukses mentok di juara tiga dan masuk lima besar saja.

Kata “meraki” yang berarti melakukan sesuatu dengan cinta, kreativitas, dan sepenuh jiwa. Menurut Pempred NP kata “meraki” ini berasal dari kota Turku Finlandia, negara yang pernah ia kunjungi selama 3,5 tahun. Memang kata Meraki Literasi identik dengan NP dan sepertinya hanya NP yang punya istilah seperti itu. Melakukan segala sesuatu dengan sepenuh jiwa sebagaimana yang Pemred NP lakukan untuk media ini agar selalu terdepan.

Meraki Literasi Dakwah Aksara dari Hati

Setelah takdir mempertemukan diriku dengan dakwah Islam kaffah, ada satu ayat yang seolah menjadi mantra dalam jiwa. Sebuah ayat yang mampu memberiku semangat untuk terus mendakwahkan Islam lewat lisan atau tulisan. Ketika membaca dan menadaburi makna ayat tersebut, aliran darah dan jantungku seakan berdetak lebih kencang. Mantra yang mampu membuat diriku punya daya juang tersebut terdapat dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran: 104 yang artinya:

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Ayat yang sanggup mengubah pandangan hidupku tentang hakikat dakwah yang penuh cinta pada sesama. Sebuah amalan mulia yang pahalanya akan dipersembahkan di hadapan Allah Swt., yang seharusnya dilakukan dengan segenap jiwa dan raga. Termasuk ketika diriku mengambil peran dakwah yang tertuang dalam sebuah rangkaian aksara, maka aku ingin goresan aksara itu bisa menggetarkan jiwa sang pembaca.

Nyatanya aktivitas menulis membuat diriku ketagihan, karena aku melibatkan hati di dalam aktivitas menulisku. Ada rasa senang ketika tulisan tayang di media kesayangan NP. Meskipun diriku belum mampu menjadi seperti para penggawa NP, akan tetapi aku merasa bangga bisa menjadi bagian dari media yang sangat menghargai jerih payah para pejuang pena ini.

Dalam hal ilmu kepenulisan aku terus berusaha mengasah kemampuan agar kumpulan aksara yang tertuang bisa mengubah pemikiran manusia, dari yang biasa menjadi luar biasa. Kumpulan aksara yang bisa mendatangkan pahala jariah ketika diriku telah tiada. Namun, karena keterbatasan ilmuku untuk menyampaikan dakwah, maka diriku harus banyak belajar. Termasuk tetap belajar menjadi penulis yang bisa bersanding dengan jawara literasi NarasiPost media. Sebagaimana saat ini, keberadaanku di kelompok Meraki Literasi di Challenge NP. Sebuah tantangan bagi para jawara literasi di NP dalam merangkai aksara.

NP Media Penuh Pesona

Tidak terbantahkan pesona NP memang luar biasa. Bagaikan gula-gula yang akan terus mendatangkan semut untuk mengerumuninya. Bagiku NP adalah sahabat pena dalam mendakwahkan Islam lewat rangkaian aksara.

Selain pesona challenge-nya, NP adalah tempat untuk meng-upgrade diri bagi para penulis. Kedekatan yang dibangun antara penulis, tim dan motivasi dari Pemred NP, nyatanya mampu melahirkan penulis-penulis keren dan berkelas di dunia dakwah literasi. Maka tidak heran jika pengunjung NP dari waktu ke waktu makin meningkat.

Semoga menjelang ulang tahunnya yang keempat, NP makin terdepan dalam mendakwahkan Islam ke penjuru alam.

Meraki Literasi Sebuah Bukti

Bulan Mei 2024, adalah bulan yang bersejarah bagi diriku selama berkiprah menjadi kontributor NP. Bulan itu untuk pertama kalinya sejak bergabung dan mengenal NP di akhir tahun 2020, diriku bisa mendapatkan juara pertama di challenge NP.

Meraki Literasi sebuah challenge pembuktian bagi diri, bahwa dakwah literasi bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan mempunyai tekad yang kuat dan semangat pantang menyerah. Menulis one day one article di tengah menumpuknya amanah sebagai pengemban dakwah dan ibu rumah tangga. Sadar diri, sadar posisi, siapa diri ini mengharuskan aku mengambil kesempatan ini. Sebuah kesempatan menulis dari NP yang mengambil kriteria tulisan terbanyak, kontributor terproduktif, dengan berbagai persyaratan untuk bisa tayang di NP.

Challenge Meraki Literasi di bulan Mei sebagai bukti bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan hati akan menjadi obat hati, terbukti aku berhasil melalui dan menjadi juara kesatu untuk yang pertama kali.

Tidak berhenti sampai di sini, Challenge Meraki Literasi kedua juga berhasil aku lalui dengan menjadi juara lagi. Meskipun menurutku tantangan Meraki Literasi yang kedua ini lebih sulit. Kriteria dan syarat dalam penulisan naskahnya lebih berat, akan tetapi hal ini tidak membuat semangatku surut. Bahkan tekad dalam diri untuk menjadi yang pertama makin menggebu karena pemenang pertama akan mendapatkan hadiah terbit buku. Sebuah keinginan yang sudah di depan mata dan harus diupayakan dengan sekuat tenaga, meski kadang raga lelah tak berdaya, meski kadang ada kelas online yang sering terjeda karena harus fokus untuk merangkai aksara sehingga menjadi juara.

Dorongan kuat akan terbitnya buku keduaku dari NarasiPost Media Publisher, membuat aku makin semangat untuk menaklukkan Challenge Meraki Literasi kedua. Buku yang insyaallah akan aku jadikan alat dakwah kepada simpul-simpul umat untuk mendakwahkan Islam. Sebuah kebanggaan ketika buku keren dari NarasiPost bisa dijadikan sebagai tanda mata ketika silah ukhuwah di dunia nyata.

Nyatanya Challenge Meraki Literasi ke-2 memang butuh usaha yang luar biasa, selain pesaingnya adalah para pejuang muda yang bertalenta, membuat diriku kadang ingin menyerah begitu saja. Terlebih ketika Mom Andrea sempat memberi kejutan di detik-detik akhir penilaian para juri, jika diriku pada challenge kali ini bukanlah pemenang pertama lagi. Sempat sedikit kecewa, tapi kembali pada niat awal lagi, bahwa menang atau kalah niatkan menulis karena dakwah bukan yang lain. Siapa pun pemenangnya aku juga akan tetap menang, karena setiap aksara yang terangkai pasti akan ada balasan pahala dari Allah Swt.

Bagiku Challenge Meraki Literasi ini adalah sebuah kesempatan untuk pembuktian, maka aku berusaha untuk menyemangati diri sendiri. Kalimat pembakar semangat aku tuliskan di kertas kecil, aku sematkan di tiap sudut ruangan, di tiap lembar buku bacaan. Faktanya kata motivasi pantang pulang sebelum menang yang selalu aku sisipkan dalam setiap ruang dan waktuku, berhasil menjadi cambuk bagiku untuk menyelesaikan Challenge Meraki Literasi ke-2 dan keluar sebagai juara pertama. Ternyata Mom Andrea tengah memberi kejutan padaku. Ia yang awalnya mengatakan bukan aku pemenangnya ternyata hanya ingin memberi kejutan saja, ia nge-prank aku. Padahal aku juga sudah pesimis, akan tetapi aku tetap menyelesaikan targetku untuk menulis lebih dari 30 naskah dalam sebulan. Sekali lagi semangat pantang pulang sebelum menang mampu menghibur diriku saat itu, meski prank dari Mom Andrea sukses membuat ciut hatiku.

Meraki Literasi Ajang Bergengsi

Kini NP kembali membuat challenge gebrakan luar biasa. Challenge untuk acara milad keempat NP telah dibuka sejak tanggal 25 September. Sebuah challenge dengan hadiah yang fantastis. Banyak hadiah menarik telah disiapkan, termasuk hadiah emas murni untuk juara umum. Hadiah manis bagi para penulis ideologis.

Challenge kali ini memang berbeda dengan yang sebelumnya, karena para peserta dikelompokkan dalam tiga kategori. Ada tiga kelompok yakni Meraki Literasi, Rempaka Literais, dan Orkestra Literasi.

Bagiku ada rasa senang dimasukkan dalam kelompok Meraki Literasi, yang berarti adalah kelompok para jawara literasi di NP. Meskipun terkadang nyaliku menjadi ciut, tetapi ini bukan perkara menang atau kalah semata, akan tetapi ini adalah salah satu bentuk kontribusiku dalam dakwah. Sebagai bentuk kesungguhanku dalam menjalankan seruan Nabi saw. Beliau berpesan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya:

"Allah Swt. mencela sikap lemah dan tidak bersungguh-sungguh. Maka kamu harus memiliki sikap cerdas dan cekatan, tetapi jika kamu tetap terkalahkan oleh suatu hal, maka ucapkanlah “Hasbunallah wanikmal wakil.”

Semoga Allah mampukan diri ini untuk menaklukkannya. Karena sejatinya tantangan terberat dari sebuah challenge adalah menaklukkan diri sendiri. Terlebih ketika mental block menghinggapi diri. Ide-ide terkadang terbang melayang entah ke mana.

Meraki Literasi adalah ajang bergengsi bagi para penulis yang melakukannya dengan hati, agar karyanya tetap abadi meski raga sudah tak membersamai. Terima kasih buat NP yang selalu mewadahi kami-kami para penulis ideologis, semoga di usiamu yang makin bertambah, NP makin terdepan dalam menyampaikan dakwah Islam kaffah. So, happy milad NP.

Wallahu a'lam bish-shawaab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Mencetak Generasi Pejuang
Next
Risiko Fatal Jatuh di Kamar Mandi
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

14 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 month ago

Keren banget, Mbak Isty. Aktif di dunia maya dan dunia nyata.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Maya Rohmah
1 month ago

Salah satu inspirator saya dalam memanajemen waktu adalah mbak Maya. Masih sering keteteran saya mbak.

Aniyatul Ain
Aniyatul Ain
1 month ago

Barakallah Sang Juara! Mba Isty memang layak jadi juara. Tulisannya bisa mborojol banyak. Smg nular kecepatan menulisnya ke sy mba 🙂

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Aniyatul Ain
1 month ago

Aamiin

Netty
Netty
1 month ago

Baarakallahu fiik sangat juara. Kereen tulisannya memang. Anda layak jadi juara.

Deena
Deena
1 month ago

Barakallah Mbak Isty.. sang pemenang challenge juga..
Apa pun itu, dakwah lillah adalah yg utama.. dapat reward atau jadi pemenang adalah bonus..

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Deena
1 month ago

Sepakat mbak Dina.

Hanimatul
Hanimatul
1 month ago

Barakallahufiik, mbk isty daiyah dari dulu keren, untuk memotivasi dan inspirasi para pembaca. Daripada saya hanya menonton tapi tetap ingin meramaikan milad NP. Semangat terus para pengikut challenge.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Hanimatul
1 month ago

Semangat mbak, InsyaAllah semuanya bisa. Aamiin

Novianti
Novianti
1 month ago

Alhamdulillah, mba Isty adalah seseorang dengan tale ta luar biasa dan telah memiih keputusan tepat..Dakwah menjadi arena untuk mengasah terus potensi agar memberikan yang terbaik untukIslam. Barokallohu, mba.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Novianti
1 month ago

Aamiin, terimakasih dukungannya mbak Novianti

Mimy muthmainnah
Mimy muthmainnah
1 month ago

Masyaallah barakallah Mb Isty makin terdepan berkarya literasi. Diksi makin keren menguntai indah makin renyah dikunyah.Sukses dunia akhirat. Insyaallah jadi pemenang kembali

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Mimy muthmainnah
1 month ago

Aamiin, Allahhumma Aamiin

Isty daiyah
Isty daiyah
1 month ago

MasyaAllah,.barakallah tim Np
Sudah menayangkan naskah ini.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram