Perilaku altruistik pada semut bukan hanya mencerminkan adaptasi untuk kelangsungan hidup spesies mereka, tetapi juga memberikan hikmah bagi manusia agar dapat memahami betapa pentingnya kerja sama dan kepekaan sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Seperti apa yang dilaporkan media BBC.Com (22-9-2024), ada sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Erik Frank dari University of Würzburg, Jerman. Mereka mengadakan penelitian tentang kompleksitas perilaku koloni semut. Salah satunya tentang koloni semut kayu Florida yang termasuk spesies semut cokelat. Para peneliti merekam perilaku semut-semut tersebut, ternyata mereka menemukan hal yang sangat menakjubkan, yaitu aktivitas amputasi kaki pada kawanan semut lainnya untuk menyelamatkan nyawanya.
Dengan adanya laporan ini, tentunya menunjukkan fakta tentang adanya contoh intervensi bedah di antara hewan jenis serangga, yaitu sebuah perilaku altruisme yang mencerminkan betapa koloni semut memiliki nilai kepekaan sosial yang tinggi di antara lingkungan komunitasnya.
Selama ini, semut dikenal sebagai salah satu spesies serangga yang cerdas di planet bumi, dan salah satu kunci keberhasilan serangga semut adalah perilaku sosial yang kompleks dan kolaboratif. Dari perspektif ilmiah, perilaku semut dalam koloni mereka sering kali menunjukkan karakteristik altruisme, yaitu tindakan membantu individu lain, bahkan dengan mengorbankan kepentingan individu sendiri. Perilaku ini menjadi salah satu aspek penting dalam keberlangsungan hidup koloni semut.
Altruisme Koloni Semut
Altruisme pada serangga semut sering kali terlihat dalam bentuk pertolongan terhadap sesama anggota koloni yang terluka atau dalam bahaya. Salah satu contoh fenomena ini adalah kemampuan semut kayu Florida. Bahkan dari sejarah penelitian semut, ada juga semut Megaponera analis, sebagai spesies semut pemangsa rayap di Afrika, yang juga memiliki kemampuan sebagai serangga altruistik untuk menyelamatkan semut yang terluka setelah pertempuran melawan rayap.
Ketika seekor semut terluka, semut lain akan mengangkatnya dan membawanya kembali ke sarang untuk disembuhkan, alih-alih meninggalkannya di medan pertempuran. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan altruisme semut mampu mengenali teman-teman mereka yang terluka dan merespons dengan perilaku penyelamatan.
Sebagaimana diketahui, koloni semut adalah salah satu contoh paling mencolok dari sistem kelompok serangga berbasis kerja sama dan pembagian tugas yang sangat terstruktur. Setiap koloni semut terdiri dari beberapa kasta, di antaranya ratu, pekerja, dan semut prajurit, yang masing-masing memiliki peran spesifik dalam mempertahankan dan memperluas koloni.
Misalnya saja, peran utama ratu semut adalah reproduksi. Dalam kebanyakan spesies semut, hanya ratu yang bertanggung jawab untuk bertelur. Ratu dapat hidup lebih lama daripada semut pekerja atau prajurit, beberapa bahkan bisa bertahan hingga beberapa dekade.
Sementara itu, semut pekerja menjalankan sebagian besar tugas dalam koloni, termasuk mencari makanan, membangun sarang, dan merawat larva. Meskipun mereka biasanya steril, peran mereka sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup koloni.
Adapun semut prajurit, termasuk kasta semut yang bertugas melindungi koloni dari ancaman eksternal, seperti predator atau koloni semut lain. Dalam beberapa spesies, semut prajurit juga dapat membantu dalam perburuan dan pertahanan sarang.
Adanya kompleksitas pembagian tugas di antara anggota koloni menunjukkan bahwa mereka sangat bergantung pada kerja sama dan komunikasi. Komunikasi antarsemut sebagian besar dilakukan melalui feromon, yaitu zat kimia yang dilepaskan oleh semut yang fungsinya untuk menandai jejak makanan, mengirim sinyal bahaya dan koordinasi tugas kelompok.
Kecerdasan Kolektif
Selain perilaku altruistik, semut juga terkenal dengan kemampuannya membuat keputusan kolektif. Contoh yang menarik adalah bagaimana semut bekerja sama untuk menemukan rute tercepat ke sumber makanan. Mereka meninggalkan jejak feromon, dan semut lain akan mengikuti jejak tersebut jika terbukti efisien. Jejak yang paling sering digunakan akan diperkuat oleh lebih banyak feromon, sehingga seluruh koloni dapat secara kolektif menemukan jalur terbaik.
Sistem ini dikenal sebagai kecerdasan kolektif atau swarm intelligence, di mana perilaku individu semut yang sederhana dapat menghasilkan perilaku kompleks pada tingkat koloni. Fenomena ini telah menjadi inspirasi bagi pengembangan algoritma di bidang komputasi, yang disebut Ant Colony Optimization (ACO), yang digunakan dalam pemecahan masalah optimasi, seperti rute perjalanan atau distribusi jaringan.
Oleh karena itu, perilaku altruistik yang dilakukan oleh semut memperlihatkan bahwa dalam konteks kelompok yang sangat terikat secara genetik, individu cenderung mengutamakan kelangsungan hidup kelompok daripada diri mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pada semut terdapat keseimbangan dalam melestarikan spesiesnya dari kepunahan.
Dengan demikian, dari segi sains, perilaku pada semut memberikan pelajaran tentang pentingnya kecerdasan kolektif dan kerja sama dalam menghadapi tantangan evolusi dan lingkungan. Perilaku altruistik pada semut bukan hanya mencerminkan adaptasi untuk kelangsungan hidup spesies mereka, tetapi juga memberikan hikmah bagi manusia agar dapat memahami betapa pentingnya kerja sama dan kepekaan sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.
Perspektif Al-Qur'an
Al-Qur’an sebagai kitabullah sebenarnya telah lama memberikan gambaran tentang kehidupan semut, bahkan secara ekslusif dijadikan nama surah An-Naml (surah 27) yang secara harfiah berarti “semut.” Di dalam surah tersebut banyak sekali ayat yang berkenaan dengan kisah dan hikmah dari kehidupan serangga yang imut ini.
Misalnya, dalam surah An-Naml: 18-19, diceritakan oleh Allah Swt. mengenai keistimewaan Nabi Sulaiman a.s. yang dapat memahami bahasa binatang, termasuk bahasa semut. Alkisah, Nabi Sulaiman beserta bala tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan burung sedang berbaris. Pasukan tersebut berjalan sampai mendekati sebuah lembah yang dihuni oleh sekawanan semut, salah satu semut memperingatkan kaumnya untuk masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman.
Pelajaran penting dari petikan ayat tersebut menunjukkan kecerdasan dan organisasi dalam kehidupan semut, di mana semut sebagai serangga altruistik bisa mengoordinasikan kelompoknya demi keselamatan mereka. Selain itu, perintah untuk masuk ke dalam sarang menunjukkan bahwa semut-semut tersebut hidup dalam masyarakat yang teratur, penuh dengan rasa tanggung jawab untuk melindungi komunitasnya.
Nabi Sulaiman dengan keistimewaannya yang dapat mendengar dan memahami pesan semut itu, tersenyum mendengar perkataannya, sebagai tanda kebesaran Allah yang mengajarkan manusia tentang kekuasaan-Nya atas semua makhluk.
Semut yang memberi peringatan kepada kaumnya menunjukkan sikap pemimpin yang peduli pada keselamatan komunitasnya. Tentunya, hal ini memberikan contoh bahwa pemimpin harus peka terhadap keadaan di sekitarnya, memberikan arahan yang bijaksana, dan bertindak untuk melindungi orang-orang yang dipimpinnya.
Nabi Sulaiman, meskipun memiliki kekuatan yang besar, tetap memperhatikan makhluk yang kecil seperti semut dan tidak meremehkan mereka. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, setiap makhluk, sekecil apa pun, memiliki nilai dan harus dihormati. Hal ini mencerminkan konsep rahmatan lil ‘alamin, yaitu Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Adanya fakta ilmiah mengenai kehidupan semut sebagai serangga sosial yang sangat terorganisasi, makin menguatkan kebenaran dalil yang bersumber dari Allah Swt. Ternyata semut memiliki sistem komunikasi yang canggih melalui penggunaan feromon untuk memberi sinyal kepada anggota lain tentang makanan, bahaya, atau kebutuhan bekerja sama.
Keajaiban ilmiah ini sejalan dengan deskripsi dalam Al-Qur'an, di mana semut digambarkan sebagai makhluk yang terorganisasi dan cerdas, meskipun kecil dan tampak tidak signifikan bagi manusia. Tentunya, perilaku semut sebagai serangga altruistik ini menunjukkan kebijaksanaan penciptaan atas kebesaran Allah Swt.
Wallahu'alam bish shawaab. []
Masyaallah. Naskahnya mantul..
Masyaallah. Keren
Masyaallah..
Banyak pelajaran dari semut..
Barakallah Pak Maman.. naskahnya keren sekali..
Keren naskahnya bapak Maman, bisa dipetik pelajaran tentang pentingnya bekerjasama dari semut.
MaasyaaAllah. Belajar dari semut tentang pengorbanan dan kolaborasi.
Saya suka dengan cara penyampaian tulisan ustaz maman,, masyaallah memang tidak ada sedikitpun pertentangan di dalam Al-Qur'an
Subhanallah maha suci Allah
Keren, Bapak yang satu ini selalu terdepan.
Masyaallah luar biasa hewan bermana semut ini. Rasa perlindungan dan gotong royong terhadap bangsanya sungguh menakjubkan.
Keren naskahnya pak Maman