Belajar dari sang Penggembala

Belajar dari sang Penggembala

Kisah Mom Andrea membuat kita belajar bahwa pelaut ulung tidak lahir dari lautan yang tenang. Orang sukses pasti pernah mengalami badai ujian.

Oleh. Nay Beiskara
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Alhamdulillah. Akhirnya buku My Story sudah dapat kudekap dan kubaca. Sungguh diri ini penuh rasa ingin tahu mengenai kisah kehidupan seseorang yang "agak laen" dan biasa disapa "Mom Andrea" oleh sahabat NarasiPost.Com. Andrealica Nhordeeniz, nama unik yang diberikan oleh ayah angkatnya dan kemudian dihadiahkan untuk anaknya tercinta yang kedua.

Sekilas pribadi Mom Andrea yang aku kenal ini bermental baja, persuasif, friendly, low profile, selalu memiliki ide-ide brilian, gesit, hangat, dan humoris. Walaupun dalam kondisi tertentu ia bisa menjadi orang yang begitu serius, disiplin, dan ambisius. Namun, di balik itu semua, ternyata Mom Andrea menyimpan kenangan yang begitu kelam dan bagiku beberapa kisahnya sungguh di luar nalar. Seseorang yang kunilai sukses dan berhasil dalam pekerjaannya. Seseorang yang kulihat mapan secara ekonomi dan memiliki kemudahan finansial. Seseorang yang memiliki banyak sahabat. Namun, ternyata memiliki masa lalu yang suram dan traumatis.

Penggalan demi penggalan episode kelam dalam kehidupannya ini aku ketahui kala membaca untaian diksi yang tertata rapi dalam buku My Story. Kisah kehidupan ini terselip apik dalam bab True Story. Bab ini yang kemudian memotivasiku untuk menuliskan beberapa pelajaran berharga yang dapat kurangkum, terutama dari True Story yang berjudul Dalam Tangisku, Tangisan Darah, dan Sang Gembala dan Pisang Ambon. Dari tulisan Mom Andrea kita bisa belajar banyak hal.

Belajar dari Kisah Hidup Mom Andrea

Sering kali ketika sedang mengalami ujian hidup, kita merasa menjadi orang yang paling menderita dan sengsara, padahal ada orang-orang yang diberi cobaan melebihi diri kita. Tidak sedikit yang akhirnya mempertanyakan mengapa Allah Swt. memberikan ujian ini pada diri, marah kepada takdir, dan tidak pasrah menerima apa yang telah digariskan-Nya. Menurutku, itu karena kita sering kali melihat ke atas, jarang melihat ke bawah, dan kurang bersyukur. Kita acapkali melihat apa yang tampak di permukaan, tetapi jarang menyelami apa yang ada di baliknya.

Beberapa penggalan kisah Mom Andrea membuat kita belajar bahwa yang pertama, pelaut ulung tidak lahir dari lautan yang tenang. Dengan kata lain, orang yang kuat, sukses, dan berhasil bertahan ialah orang yang mengalami berbagai badai ujian yang mengadang dalam kehidupannya. Badai ujian tersebut tidak mampu melemahkan keyakinannya, tidak pula mengerdilkan jiwanya. Sebaliknya, semua ujian menempanya menjadi sosok yang sekokoh karang.

Siapa yang menyangka seorang Mom Andrea pernah menjalani masa-masa sulit di kehidupannya yang lalu. Ia dipisahkan dari keluarga kandungnya sejak kecil, diperlakukan layaknya hamba sahaya oleh keluarga sendiri, sehari-hari bergumul dengan sabit dan cangkul, menggembala puluhan ternak seorang diri, tidak diakui sebagai bagian dari keluarga karena sedikit ketidaksempurnaannya, dirampas hak-haknya, dirusak harta bendanya, difitnah sedemikian rupa, dan dikhianati oleh orang yang amat dipercaya.

Namun, kenyataan pahit ini tidaklah membuat Mom Andrea menjadi seorang pendendam. Bila marah dan merasa sakit diperlakukan seperti itu, menurutku itu hal yang wajar dan manusiawi. Nyatanya, ia tumbuh menjadi pribadi bermental baja, waspada, cermat, gigih, disiplin, kuat, dan berani. Menjadi pribadi seperti itu tidaklah mudah. Butuh jiwa yang lapang dan kesabaran tingkat tinggi untuk bisa menjadi sosok Mom Andrea yang sekarang.

Hanya saja, sesuatu yang dimaafkan belum tentu dapat dilupakan begitu saja. Layaknya paku yang ditancapkan ke sebuah kayu. Walaupun paku itu coba dicabut, lubangnya akan tetap ada. Semoga memaafkan menjadi cara Mom Andrea untuk bangkit dari trauma dan meraup amal saleh.

Kedua, aku teringat pesan Rasulullah saw. yang menegaskan, “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barang siapa yang rida maka Allah akan meridainya dan barang siapa yang murka maka Allah murka kepadanya.(HR. Turmudzi dan Ibnu Majah).

Dari kisah Mom Andrea kita belajar bahwa keburukan yang kita alami tidak selamanya menjadi keburukan bagi kita. Bisa jadi pada saat itu Allah Swt. tengah mendidik kita menjadi pribadi yang tangguh dan ingin meninggikan derajat kita. Ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu bangkit di tengah keterpurukan karena pada saat tiada siapa pun di sisi kita, ada Allah Swt. yang senantiasa menemani dan menjadi sandaran bagi setiap permasalahan kita. Tidaklah Allah Swt. membenci kita dengan memberikan ujian tersebut, melainkan itulah bukti cinta-Nya kepada hamba. Dengan ujian itu, Allah Swt. hendak membersihkan jiwa kita dan menggugurkan dosa kesalahan kita.

Ingatlah bahwa Allah Swt. telah menyampaikan dalam surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6 bahwasanya Dia akan selalu memberikan kita dua jalan kemudahan bagi orang-orang yang yakin. Kita tidak boleh berputus asa akan rahmat dan pertolongan-Nya, selalu mengedepankan husnuzan pada Allah, serta tawakal pada-Nya. Yakinlah, setiap ujian hidup akan mampu kita hadapi karena Allah Swt. tidak akan memberikan suatu cobaan melainkan sesuai dengan kesanggupan kita.

Ketiga, pelajaran berharga lainnya adalah kita belajar bagaimana Mom Andrea berupaya melatih dan membiasakan dirinya untuk memiliki kebiasaan orang-orang sukses serta hebat. Di antaranya membiasakan bangun malam pada saat yang lain tengah terlelap, melakukan salat tahajud sebagai ibadah tambahan bagi dirinya, dan menyibukkan diri dengan ibadah dan pekerjaan pada awal hari. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang menjadi rutinitas dan amat berpengaruh pada kehidupannya saat ini. Benarlah apa yang disampaikan Allah Swt. dalam surah Al-Isra' ayat 79, "Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." Ingatlah pula sabda Rasulullah saw., "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah salat waktu malam dan ketidakbutuhannya dimuliakan orang lain." (HR. Al-Baihaqi).

Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat, contohlah apa yang dilakukan oleh orang-orang sukses dan hebat, dan Mom Andrea adalah salah satunya.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim NarasiPost.Com
Nay Beiskara Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Melisik Bahaya di Balik Aturan Kontrasepsi untuk Remaja
Next
Hasina Mundur, Bagaimana Masa Depan Bangladesh?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
3 months ago

Masyaallah, benar mbak. Mom punya kisah hidup yang tidak biasa. Dengan ujuan beratnya itu secara tidak langsung telah menempa mom menjadi pribadi yang kuat. Banyak banget pelajaran hidup yang bisa dipetik dari kisah hidup mom.
Barakallah mbak Nay.

Netty al Kayyisa
Netty al Kayyisa
3 months ago

MasyaAllah yang mereview dan direview sama2 kereen. Menorehkan pelajaran yang berharga bagi yang membaca

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
3 months ago

MasyaAllah, benar mbak....
Jujur aku membaca buku itu serasa ikut dalam story masa lalu yang membuat pilu....campur aduk perasaanku.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram