Ibu adalah wanita yang melahirkan anak. Dengan rahim buatan, anak tidak dilahirkan oleh ibu biologis sehingga menimbulkan pertanyaan tentang definisi "ibu".
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Allah Swt. menciptakan manusia dengan sangat sempurna, termasuk diciptakannya jenis laki-laki dan perempuan. Teristimewa pada perempuan ada bagian tubuhnya yang dinamakan rahim. Secara bahasa, "rahim" berasal dari akar kata ر-ح-م (r-h-m). Akar kata ini memiliki makna dasar yang berkaitan dengan kasih sayang, rahmat, dan belas kasihan.
Dari akar kata ini, banyak kata lain yang dapat dibentuk, seperti "rahmah" (رَحْمَةٌ) yang berarti rahmat atau kasih sayang dan "rahman" (رَحْمَانٌ) yang berarti Maha Penyayang. Selain itu, kata "rahim" dibentuk dengan pola فَعِيل (fa'īl). Pola ini sering digunakan untuk membentuk kata sifat yang menunjukkan sifat yang menetap atau konstan. Dengan demikian, "rahim" berarti seseorang yang secara konsisten menunjukkan sifat penyayang.
Memahami struktur kata "rahim" sangat mengagumkan karena ia memiliki kehebatan makna selaras dengan kemuliaan seorang ibu di dalam kehidupan. Sangat berkaitan pula dengan fungsi seorang ibu yang akan melahirkan keturunan untuk melanjutkan generasi manusia yang berperadaban di dalam kehidupan dunia.
Oleh sebab itu, fungsi rahim merupakan tempat pembuahan sebagai awal dari kehidupan baru dan merupakan salah satu keajaiban biologi yang menakjubkan. Fertilisasi atau pembuahan terjadi ketika sperma berhasil menembus sel telur. Fertilisasi ini terjadi di tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim.
Rahim dan Proses Kelahiran Manusia
Sebagaimana diketahui, sperma yang telah masuk ke dalam vagina bergerak melalui serviks dan uterus menuju tuba falopi. Dari jutaan sperma yang dikeluarkan, hanya beberapa ratus yang mencapai sel telur, dan hanya satu yang berhasil membuahi. Ketika sperma dan sel telur bersatu, mereka membentuk zigot yang mengandung kombinasi genetik dari kedua orang tua.
Setelah fertilisasi, zigot mulai mengalami pembelahan sel (mitosis) dan bergerak menuju rahim. Zigot pertama-tama membelah menjadi dua sel, kemudian empat, delapan, dan seterusnya, membentuk struktur yang disebut morula. Morula terus berkembang dan berubah menjadi blastokista dalam waktu sekitar 5-6 hari setelah fertilisasi.
Blastokista kemudian menempel dan menanamkan diri ke dinding rahim (endometrium) dalam proses yang disebut implantasi. Proses ini sangat penting untuk kelangsungan kehamilan. Endometrium yang kaya akan pembuluh darah menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio. Implantasi biasanya terjadi sekitar 6-10 hari setelah ovulasi.
Setelah implantasi, sel-sel dari blastokista mulai membentuk plasenta. Plasenta adalah organ yang menghubungkan embrio yang sedang berkembang dengan dinding rahim ibu, memungkinkan pertukaran nutrisi, oksigen, dan limbah antara ibu dan janin. Plasenta juga menghasilkan hormon-hormon yang penting untuk mempertahankan kehamilan, seperti human chorionic gonadotropin (hCG), progesteron, dan estrogen.
Selanjutnya, embrio mulai berkembang dengan pesat. Sel-sel embrio berdiferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan dan organ. Pada akhir minggu ke-8, embrio memasuki tahap yang disebut janin (fetus) di mana semua organ utama mulai terbentuk.
Dengan demikian, proses pembuahan dalam rahim adalah rangkaian peristiwa yang sangat kompleks dan terkoordinasi dengan baik. Dari ovulasi hingga implantasi dan pembentukan plasenta, setiap tahap memainkan peran penting dalam memastikan kelangsungan dan perkembangan kehidupan baru. Pemahaman yang lebih baik tentang proses ini tidak hanya membantu dalam bidang reproduksi dan kesehatan ibu, tetapi juga memberikan wawasan tentang keajaiban biologi yang terjadi di dalam tubuh manusia.
Teknologi Rahim Buatan
Pengetahuan medis tentang proses pembuahan terus berkembang. Dengan kemajuan teknologi, harapan untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan dalam reproduksi makin meningkat. Hal inilah yang sekarang diperdebatkan ketika manusia mencoba untuk membuat rahim buatan. Sebagaimana dilansir laman Kompas.com (27-7-2024), bahwa idenya bermula sejak 2017, ketika ada ahli bedah anak di Rumah Sakit Anak Philadelphia di AS mengungkap teknik baru dengan menggantungkan janin dalam biobag yang penuh dengan cairan ketuban sintetis.
Kemajuan teknologi medis telah membuka kemungkinan baru dalam bidang reproduksi, salah satunya adalah pengembangan rahim buatan (artificial womb). Rahim buatan memungkinkan embrio berkembang di luar tubuh manusia hingga mencapai tahap kelahiran. Walaupun teknologi ini menjanjikan banyak manfaat, termasuk membantu pasangan yang tidak dapat memiliki anak secara alami, implikasinya terhadap nasab atau garis keturunan seseorang menimbulkan berbagai pertanyaan etis, hukum, dan sosial.
https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/09/2021/kehidupan-itu-bermula-dari-rahimmu-bu/
Dalam konteks rahim buatan, nasab atau garis keturunan genetik anak tetap berasal dari kedua orang tua biologis, yaitu mereka yang memberikan sel telur dan sperma. Oleh karena itu, dari perspektif genetik, rahim buatan tidak mengubah hubungan nasab.
Hanya saja, salah satu tantangan utama adalah mendefinisikan siapa yang dianggap sebagai ibu dalam konteks rahim buatan. Dalam banyak budaya dan sistem hukum, terlebih lagi syariat Islam, ibu adalah wanita yang melahirkan anak tersebut. Dengan rahim buatan, anak tidak dilahirkan oleh ibu biologis sehingga menimbulkan pertanyaan tentang definisi "ibu".
Pentingnya Garis Keturunan
Dalam pandangan syariat Islam, nasab dan garis keturunan memiliki implikasi yang signifikan. Garis keturunan hanya diakui melalui hubungan biologis dan kehamilan. Teknologi rahim buatan nantinya akan menimbulkan banyak persoalan mengenai keabsahan nasab. Tentunya, keadaan seperti ini akan menyebabkan kegelisahan dan kacaunya identitas manusia yang terlahir ke dunia sebagai makhluk Allah Swt. yang sempurna.
Padahal, adanya rahim menunjukkan kasih sayang Allah Swt. terhadap keturunan manusia sebagai makhluk yang mulia, harus diingat pula bahwa tujuan pernikahan salah satunya untuk mendapatkan keturunan yang dapat menenteramkan hati, sebagaimana makna doa di dalam Al-Qur'an, "Ya Rabb kami! Berikanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin (imam) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74).
Wallahu'alam bishawab.[]
Secanggih apa pun teknologi buatan manusia, tetap tidak bisa mengalahkan ciptaan Sang Maha Kuasa. Karena itulah, teknologi jangan sampai menyalahi aturan-Nya.
Barakallah Pak Maman.. tulisan yang keren..
Di satu sisi takjub dengan penemuan teknologi yg semakin hari semakin canggih, tapi sayang jika pada akhirnya kecanggihan itu menyalahkan syariat... Dalam Islam madaniyah itu boleh asal tidak menyalahi akidah dan syariat-Nya..
Masyaallah barakallah ustaz maman, penjabaran tulisan yang dipakai sangat bagus, apa ya namanya sy lupa (hehe). Memang extend sepertinya bagus tapi bisa mengacaukan nasab juga
Semoga dunia lebih bijak dalam menggunakan teknologi terbaru, tak menyalahi syariat, namun bisa memberi manfaat banyak pada masyarakat
Masya Allah luar biasanya rahim yang telah menumbuhkan tali kasih. Sehingga tercipta generasi yang cemerlang, saat kita mampu mendidiknya dengan akidah Islam yang aturannya berasal dari Allah Swt
Semoga banyak yang tercerahkan.
Barakallah, pak Maman. Semoga menjadi jariyah dan mencerahkan umat.