Kunjungan Cendekiawan Muslim, Berilmu tetapi Munafik

Kunjungan Cendekiawan

Kunjungan mereka menunjukkan penghinaan terbesar terhadap kaum muslim. Karena hari ini kaum muslim di seluruh dunia tidak berdaya menghentikan genosida Israel.

Oleh. Puput Ariantika, S.T.
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Di tengah perjuangan bangsa Indonesia untuk terus memboikot produk-produk yang berasal dari Israel atau produk yang bekerja sama dan mendukung Israel, kita dihadapkan dengan penghianatan yang dilakukan oleh lima orang pemuda yang berasal dari salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Mereka melakukan kunjungan untuk bertemu presiden yang negeranya telah melakukan genosida terhadap Palestina.

Kunjungan mereka menunjukkan penghinaan terbesar terhadap seluruh kaum muslim. Karena kita ketahui bahwa hari ini kaum muslim di seluruh dunia tidak berdaya untuk menghentikan genosida itu. Bahkan kunjungan itu bisa diartikan sebagai bentuk dukungan mereka terhadap kejahatan yang dilakukan oleh penjajah laknatullah tersebut.

Dikutip dari Sindonews.com (15-07-2024), bahwa kelima pemuda itu memiliki profil yang luar biasa. Ada di antara mereka sebagai dosen, owner, bahkan pekerja di communication officer di Australia. Namun, apa pun profesi mereka, mereka telah membawa satu nama ketika mengunjungi negara Israel tersebut yaitu sebagai kader Nahdatul Ulama (NU).

Bukan Kunjungan Biasa

Tidak diketahui motif apa yang melatarbelakangi kunjungan para pemuda itu bertemu Issac Herzog Presiden Israel. Ditambah lagi Indonesia dan Israel tidak mempunyai hubungan diplomatik. Namun, dalam unggahan di akun media sosial atas nama Zen Ma'arif mengungkapkan tujuan kunjungan tersebut. Beliau mengatakan bahwa beliau bukanlah demonstran tetapi filsuf-agamawan yang lebih senang melakukan diskusi untuk mengemukakan gagasan terkait Hamas-Israel dan Indonesia-Israel. Sehingga dia dan rombongannya datang untuk melakukan diskusi dengan Presiden Israel tersebut. (Republika.com, 16-07-2024)

Tak heran jika kita temui para pemuda dari kalangan intelektual bertingkah seperti itu. Karena pasalnya kita hari ini hidup di dalam sistem kapitalisme yang menjadikan manfaat sebagai standar hidup. Kunjungan para pemuda itu tentunya bukan atas dana sendiri. Pasti ada yang mensponsorinya. Atas nama perjalanan gratis ke tempat musuh pun jadi. Ditambah perjalanan itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan membawa nama kelompok. Tidak mungkin mereka tidak tahu konflik dunia hari ini bahwa negeri kaum muslimin Palestina sedang dalam bantaian negara yang mereka kunjungi (Israel).

https://narasipost.com/world-news/01/2024/kecaman-terhadap-israel-hanya-basa-basi/

Kapitalisme telah menggerus semua sisi kehidupan kita. Termasuk rasa empati terhadap sesama muslim. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pemuda Islam itu, tersenyum dengan pongahnya bersama orang yang tangannya berlumuran darah kaum muslimin Palestina. Nauzubillah. Mereka lupa bahwa sesungguhnya tidak ada diskusi terhadap orang yang telah membunuh ribuan nyawa kaum muslimin kecuali perang. Jadi apa pun alasan mereka mengunjungi Israel tersebut telah menunjukkan kemunafikan terhadap kaum muslimin.

Sebagaimana hal ini telah diungkapkan oleh Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu,

"Yang aku khawatirkan pada kalian adalah orang yang berilmu tapi munafik". Sahabat bertanya "Bagaimana mungkin orang yang berilmu tapi munafik?". Umar menjawab "Ia berkata perkataan yang hikmah, tetapi Ia melakukan kemungkaran." (Jami'al ulum wal Hikam 2:490)

Perspektif Islam

Penting bagi kita menyadari bahwa Islam bukan hanya sekadar agama. Islam adalah sistem hidup yang mempunyai ikatan yang kuat yaitu akidah Islam. Islam punya aturan bagaimana menjalin hubungan dengan orang kafir ataupun negara kafir. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika negara Islam tegak.

Sikap kaum muslim terhadap orang kafir yang tidak memerangi Islam adalah lakum dinukum wa liya din "Untukmu agamamu dan untukku agamaku". Tapi berbeda sikap kaum muslim terhadap orang kafir yang memusuhi Islam bahwa hingga membunuh ribuan nyawa kaum muslimin. Sikap yang ditunjukkan haruslah sikap permusuhan dan tidak berlemah lembut. Apalagi harus duduk bersama melakukan diskusi. Tidak ada diskusi terhadap kafir yang membunuh kaum muslim kecuali perang.

Sikap tegas kaum muslimin terhadap kafir yang memusuhi Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam peristiwa penaklukan Makkah. Bahwa orang kafir telah mengkhianati perjanjian Hudaibiyah dengan membunuh kaum muslim dari Bani Khuza'ah.. Maka sikap Rasulullah pada saat itu adalah bersiap untuk pergi berperang. Hingga takluklah kota Makkah yang saat itu merupakan benteng kemusyrikan kemudian berubah menjadi bagian dari negeri Islam.

Sikap tegas Rasulullah saw. juga ditujukan kepada Yahudi Bani Quraizhah yang berkhianat saat perang Khandak. Hingga Rasulullah saw. mengepung dan membunuh setiap laki-laki dewasa dari Bani Quraizhah itu. Bahkan peristiwa penghianatan dan sikap kaum muslim telah di gambarkan didalam Al-Qur'an surah Al Ahzab.

Jelaslah sudah, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap orang kafir. Termasuk kepada Yahudi Zionis yang telah membunuh ribuan kaum muslim Palestina. Jadi tak patut bagi kita untuk berdiskusi tentang apa pun kepada mereka. Karena sejatinya mereka telah menampakkan permusuhan yang nyata terhadap kaum muslim. Jangan pula kita menundukkan kepala di hadapan orang kafir, sekalipun negara Islam belum ada.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Puput Ariantika S.T Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Juara Buang-Buang Makanan di Tengah Orang Kelaparan
Next
HGU Diteken, Kedaulatan Terancam!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
2 months ago

Hedeh, sekelas Mahkamah internasional, DkPBB saja tidak digubris oleh Isriwil apalagi mereka itu..

Sartinah
Sartinah
2 months ago

Agak lain mereka memang. Saat sebagian orang marah menyaksikan genosida terhadap rakyat Palestina oleh Yahudi, mereka justru bermanis muka di depan penjahat.

Maftucha
Maftucha
2 months ago

Benar mbak, geram saya melihat penghianatan yang dilakukan oleh q muslim sendiri, seharusnya mereka menunujukan sikap perang ya

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram