Oleh. Arum Indah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Mom, menulis story tentang bagaimana kiprahmu di NarasiPost.Com adalah hal yang sulit untukku pribadi. Bukan karena aku buta akan bagaimana sepak terjangmu, tetapi sungguh aku kesulitan menemukan padanan kata yang paling tepat untuk menggambarkan betapa tangguh dan kuatnya dirimu.
Dari semua genre challenge, menurutku story adalah salah satu genre yang paling menguras pemikiran (setelah World News), tak mudah merangkai diksi untuk menggambarkan isi hati. Namun, aku akan tetap mencoba melukiskan Mom Andrea dalam tulisanku kali ini. Semoga akan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil oleh para pembaca.
Mom, the Strongest Woman
“The strongest people are not those always win, but they were still going when they crashed.” (Ashley Hodgeson)
Saat membaca quote di atas, aku teringat dengan sosok hebat yang baru aku kenal selama tujuh bulan belakangan ini. Sosok yang sudah banyak melewati asam garam kehidupan. Ia asli Indonesia, tetapi perjalanan hidupnya banyak dihabiskan di berbagai belahan dunia. Saat ini, ia menetap di benua yang terkenal dengan julukan “Negeri Kanguru”, ya, ia adalah Mom Andrea, Pemimpin Redaksi NP.
Mom pernah bercerita kisah pahitnya di masa lampau beberapa kali, tentang perselingkuhan, perampasan harta, amarah, dan lain sebagainya. Kisah-kisah yang membuatku merasa yakin bahwa mom adalah sosok wanita yang sangat kuat, sebab mom berhasil melewati dahsyatnya badai kehidupan dan tetap berdiri tegar. Mom, aku tak tahu berapa lama waktu yang engkau butuhkan untuk recovery semua kondisi itu. Ketegaranmu dalam menghadapi badai ujian, semoga menjadi motivasi tersendiri bagi mereka yang tengah dilanda ujian saat ini.
Mom dan NP
Saat awal aku berkunjung ke website NP, aku langsung terpukau dengan segala hal yang ada di dalamnya. Mulai dari desain website, logo NP, moto NP, cover buku-buku terbitan NP, dan tampilan image tiap tulisan yang publish. Aku seperti masuk ke dalam sebuah rumah yang memiliki kemegahan desain interior. It’s elegant.
Tak cukup sampai di situ. Saat pertama aku tahu NP akan mengadakan challenge, yakni Challenge Dawai Literasi, aku makin berdecak kagum melihat flyer challenge. Tak sekadar desainnya yang keren, namun reward untuk para pemenangnya juga sangat luar biasa. Jujur, baru pertama aku melihat challenge seperti itu. Timbul dalam benakku sebuah tanya, siapakah gerangan yang rela mendonasikan hartanya hingga sebanyak itu? Tak perlu waktu lama bagiku untuk mengetahui siapa sosok di balik gegap gempita challenge yang berlangsung, ya, dialah Mom Andrea.
Sejak aku bergabung ke Konapost, aku makin melihat betapa ringannya Mom Andrea berbagi rezeki dengan kami. Hampir tiap bulan, Mom selalu mengirim reward pulsa untuk orang yang memberikan komentar terbanyak di web NP. Mom juga tak pernah kehabisan akal, ia selalu punya cara tersendiri untuk berbagi. Seperti waktu itu, Mom pernah berbagi pulsa untuk seorang ibu di Grup Konapost yang rajin membagikan tulisan para kontributor di laman Facebook-nya, atau Mom juga pernah berbagi beras, daging, uang, dan lain sebagainya. Pokoknya, kadang aku sampai speechless, banyak banget idenya mom.
Ini masih perkara reward, Guys. Belum lagi dana untuk domain NP, gaji para tim redaksi, dana untuk membeli peralatan penunjang performa NP, dan lain-lain. Sungguh tak terbayang, berapa ratus juta yang telah mom habiskan untuk ini semua. Masyaallah, sungguh apa yang Mom lakukan mengingatkanku kepada para sahabat yang juga selalu jorjoran dalam berinfak harta.
Aku juga teringat akan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti orang-orang yang menabur sebutir biji benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”
Ibu para Penulis Ideologis
Banyak penulis ideologis yang lahir dari NP. Tak sekadar ideologis, naskah-naskah besutan NP juga selalu memiliki kualitas yang bagus. Mungkin sudah sering aku katakan, bahwa ketertarikanku pada dunia literasi berhasil aku pupuk kembali bersama NP.
Tim redaksi NP juga membuat kami banyak belajar mengenai seluk beluk dunia literasi. Jujur, saat aku membandingkan tulisanku sebelum dan setelah bergabung di Konapost, aku merasakan sentuhan yang berbeda di tulisanku, lebih rapi dan lebih enak untuk dibaca. Semua itu, tentu tak lepas dari peran Mom dalam menjaga kualitas timnya. Hihihi, tak terbayangkan olehku bagaimana mom menggembleng para Tim Redaksi. Mereka pasti sering mendapat jitakan kasih sayang dari mom.
Oh, ya, berbicara tentang jitakan kasih sayang, aku juga punya kisah tersendiri.
Jitakan Kasih Sayang
Pagi itu, gawaiku beberapa kali bergetar. Beberapa notifikasi pesan masuk memenuhi layar HP. Aku pun bergegas mengecek pesan masuk yang rata-rata mengucapkan selamat berhari raya. Namun, ada satu notifikasi pesan yang sangat menarik perhatianku, pesan masuk dari kontak yang kuberi nama “Mom Andrea Aussie”. Lebih dari satu pesan yang dikirim Mom. Hatiku bergetar, Guys. Ada apa gerangan? Apakah mom mengungkapkan perasaannya padaku? Dengan semangat dan rasa penasaran tinggi, aku pun membuka pesan dari mom.
Masyaallah, benar dugaanku. Ungkapan perasaan kasih sayang dari Mom. Hihihi. Panjang, lebar, kali tinggi. Jadilah sebuah balok untuk tempatku bersembunyi. Wkwkwk.
Iya, Guys, aku kena jitakan kasih sayang dari mom. Apa penyebabnya? Biarlah itu menjadi rahasia di antara kami, ya. Ternyata begitu rasanya kalau kena jitakan kasih sayang dari ibu pemred, berasa kayak Sinchan yang kena jitak Mami Mirae. Hahaha.
Akan tetapi, sungguh aku tak berkecil hati sedikit pun, sebab aku sudah menganggap Mom Andrea seperti ibuku sendiri. Segala hal tentang Mom, baik cerianya, sedihnya, amarahnya, dan sabarnya, kelak akan menjadi hal yang sangat aku rindukan.
Tahu tidak, Guys? Ada sedikit kemiripan kisah sedih kami di masa lampau dan sosok Mom Andrea yang bisa bangkit, lalu berdiri kokoh dan tegar telah menjadi inspirasi tersendiri buatku pribadi. Makanya, saat aku menerima jitakan kasih sayang darinya, aku merasa aman dan fine-fine saja. Bukankah sebuah hubungan baru akan teruji saat sudah melewati riak-riak ujian? Hehehe.
Mom Andrea dan Kepiawaiannya
Selain jago menjitak (duh, aku kabur deh, Hehehe, canda, ya, Mom), mom juga sangat piawai dalam menulis. Ia selalu bisa mengemas sebuah cerita dengan alur yang begitu menarik. Kecerdasan dirinya juga tampak dari karya-karya yang dilahirkannya. Setiap tulisan Mom publish, pasti tak pernah sepi dari pembaca.
Banyak hal yang membuatku salut kepada Mom Andrea, usianya tak lagi muda, tetapi ia tetap bisa berkontribusi untuk Islam dan mengalahkan yang masih berusia muda. Saat sakit dan duka melanda, Mom tetap menyempatkan diri untuk beraktivitas di NP. Rasanya, aku bisa tahu betapa besar cinta dan pengorbanan Mom Andrea untuk NP sebagai media dakwah.
Personalitas Mom Andrea juga bisa aku lihat dari NP. Karakter NP yang tampak elegan dan perfeksionis itu, tentu tak lepas dari sisi mom yang juga memiliki karakter yang sama. Ia telah berhasil membawa NP menjadi media dakwah yang besar.
Jika diibaratkan sebuah kapal, NP layaknya sebuah kapal samudra. Tahukah kapal samudra, Guys? Kapal samudra berbeda dengan kapal feri yang hanya mengangkut penumpang antarpelabuhan. Bukan juga kapal pesiar yang hanya membawa penumpangnya untuk sekadar berwisata. Kapal samudra adalah kapal yang didesain sedemikian rupa dengan badan kapal yang lebih tebal, bahan bakar, dan perbekalan yang lebih banyak guna perjalanan melintasi samudra.
Ya, jika NP adalah kapal samudra, maka Mom Andrea adalah nakhoda yang siap membawa NP untuk berlayar menjelajahi samudra, menerjang setiap ombak yang menyerang, dan berlayar dengan gagah untuk mencapai titik tujuan, yakni kemenangan Islam. Lagi dan lagi, Mom memang layak untuk mendapat julukan “The Strongest Woman.”
Pesan untuk Mom Andrea
Saat aku membaca tulisan Mbak Deena Noor tentang “Gelisah Hati sang Pemred”, aku jadi sedikit paham bagaimana seluk beluk perjuangan mom dalam membesarkan sayap NP.
Memang tak mudah untuk bertahan dan terus berdiri, mom yang paling tahu rasanya, sebab ia yang menjadi denyut nadi NP. Pasti berat dan penuh lika-liku untuk tetap mempertahankan posisi dan menjaga kualitas NP. Tak semua bisa berada di posisi mom, tetapi Allah tahu bahwa mom sanggup menjalankan amanah itu. Rasanya tak keliru, jika sejak awal tulisan ini, aku mengatakan bahwa mom adalah the strongest woman.
Mom, aku hanya ingin mengatakan padamu, teruslah istikamah untuk menebar kebaikan bersama NP. Sungguh, NP telah membantu banyak orang untuk mencintai dunia literasi. Walaupun banyak orang yang mungkin tak bisa membalas dengan membantu di kala kesulitan melandamu. Akan tetapi, ada Allah yang senantiasa menjadi sandaran, saat tak ada bahu-bahu kami yang mampu menopang kelelahanmu. Ada Allah yang setia mendengar seluruh keluh kesahmu, saat tak ada telinga kami yang siap mendengar ceritamu selama 24 jam penuh.
Mom, meski kita belum pernah bertatap muka langsung, aku merasa dekat dan bahagia denganmu. Mungkin juga tak banyak hal yang bisa kulakukan untuk meringankan pekerjaanmu, tetapi percayalah, Mom, doaku selalu menyertai langkahmu. Semoga Allah senantiasa menjagamu, menguatkanmu, memudahkanmu, meridai setiap aktivitasmu, hingga kelak Allah akan memberikan tempat teristimewa bagimu di surga kelak. Mom, big hug for you!
Wallahu a’lam bishowab []
Barakallah Mbak Arum ..makin keren aja ni naskah storynya. Yg menulis dan ditulis sukses dunia akhirat. Aamiin
Aamiin. Tulisan mbak mimi jg selaluu kereen
Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan keberkahan bagi Mom Andrea sekeluarga. Media NP menjadi pemberat amal beliau di yaumil akhir. Selamat juga buat mba Arum atas curahan hatinya yang apik dalam berkisah. Barokallohu fiik
Aamiin.
Wa fiik barakallah mbak.
Syukron sudah mampir dan komen, mbak
Barakallah Mbak Arum.. story yang berkesan..
Sukses selalu untuk sang penulis dan sosok yang ditulis..
Wa fiik barakallah mbak deena... sukses selalu jg utk mbak deena