Ketika Diri Ini Menyatakan Lelah

Jangan pernah lelah dalam perjuangan ini. Teruslah berjalan dengan sabar walau banyak ujian dan cobaan yang sangat tidak diinginkan. Namun dengan sabar, semangat, pantang menyerah, maka nantinya tidak sedikit pahala yang kita dapatkan yang terpenting Allah rida dengan apa yang kita lakukan.

Oleh: Nadiya R
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com - Menyampaikan kebaikan atau berdakwah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Begitu juga dengan hijrah. Hijrah juga merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Yang maknanya adalah berpindah, berpindah menuju jalan yang lebih baik. Dalam perjalanan hijrah, pasti banyak rintangan dan halangan yang terjadi ketika awal, maupun di pertengahan jalan. Memang banyak konsekuensi yang harus ditanggung ketika memutuskan untuk bersegera mungkin berhijrah. Tidak menunggu hari tua barulah menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh. Namun, ketika sudah mampu dan hidayah sudah datang, untuk apa menunggu tua, kan? Mempercepat itu lebih baik.

Banyak konsekuensi yang terkadang diterima seseorang ketika berhijrah dan menyampaikan hal kebenaran. Misalnya mencela, tidak mendengarkan ucapannya, tidak saling bertegur sapa, atau bahkan menggunjingnya di belakang. Semua ujian tersebut itu terkadang membuat diri merasa down untuk melanjutkan perjalanan hijrah. Bahkan ada yang memutuskan untuk berhenti di pertengahan jalan, atau berhenti di awal perjalanan karena takut menanggung banyak konsekuensi. Hal tersebut memang umum terjadi ketika mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat yang belum menerapkan kehidupan islami. Merasa asing dari masyarakat yang dahulunya sangat dekat. Karena memutuskan untuk berhijrah, banyak yang menjauh.

Hal itu belum seberapa dengan yang dihadapi oleh Rasulullah Muhammad Saw. Beliau merupakan orang yang sangat tabah ketika mendapatkan banyak cemoohan, pada masa itu beliau dilempari kotoran unta, bahkan ada yang berniat membunuh beliau. Namun, beliau menyikapi semua itu dengan kesabaran. Kemudian menjadikan beberapa dari mereka melunak dengan kesabaran beliau, akhirnya banyak dari mereka yang memutuskan untuk beriman.

Terkadang kita berpikir saat kita menyampaikan kebaikan, namun malah dihina dan dikucilkan. Padahal kita menyampaikan hal yang benar. Itu adalah ujian. Karena banyak konsekuensi yang harus diterima, maka harus siap hati agar selalu bisa menerima apa pandangan orang-orang tentang kita, bagaimana kita di mata mereka. Agar perjalanan hijrah selalu dalam lindungannya Allah.

Ketika kita tidak menyiapkan hati agar bisa menerima pandangan orang-orang untuk kita, terkadang kita akan menjadi lelah, merasakan letih yang amat sangat. Merasa perjuangannya percuma karena orang lain tidak bisa menerima apa yang kita sampaikan.

Jika kita berniat dengan ikhlas karena Allah untuk melakukan kebaikan dan caranya sesuai dengan syariat, maka Allah akan membalas kebaikannya kelak.

Ketika merasa lelah dalam jalan hijrah dan dakwah, maka diri kita harus lebih dekat dengan Allah dan lebih menguatkan diri sendiri. Sabar itu tiada batas. Terus berjuang di jalan Allah. Jika selalu digunjing orang maka diri harus lebih mengeluarkan kesabaran ekstra. Tidak mendengarkan apa kata orang ketika mereka menggunjing kita. Terbuka jika ada orang yang ingin berpendapat. Tetap bersikap ramah dan selalu baik hati terhadap orang lain. Bukan kita menutup akses dari mereka atau menghindar. Membiarkan saja karena nantinya setiap perbuatan yang dilakukan manusia, pasti dapat balasan yang setimpal. Jika melakukan kebaikan, maka akan dibalas kebaikan. Pun sebaliknya, karena Allah itu Maha Adil.

Maka, jangan pernah lelah dalam perjuangan ini. Teruslah berjalan dengan sabar walau banyak ujian dan cobaan yang sangat tidak diinginkan. Namun dengan sabar, semangat, pantang menyerah, maka nantinya tidak sedikit pahala yang kita dapatkan yang terpenting Allah rida dengan apa yang kita lakukan. Tak apa di dunia menjadi orang yang asing. Karena ketika mencari keberkahan untuk kelak di akhirat, dunia pasti akan tertaklukkan.
Jangan pernah menyerah![]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Nadiya R Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Luka yang Romantis
Next
Rindu
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram