Persatuan bukan sebatas tamsil yang ada
Lukisan perintah terpahat dari firman Sang Pencipta
Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Meliuk perbedaan di alam semesta
Sebuah keniscayaan yang tak ‘kan pernah sirna
Matahari terbit dan tenggelam pun di waktu dan tempat beda
Hilal juga tampak lepas ganjil atau sempurna
Semua benda langit tunduk pada titah Ilahi
Tak kenal tawar-menawar apalagi basa-basi yang tiada arti
Semua bekerja ikhlas dan tuntas sesuai dengan tupoksi
Menegaskan fakta bahwa ilmu alam tunduk pada Sang Maha Merajai
Banyak asa yang terajut wujudkan persatuan
Tetapi perbuatan amatlah bertentangan dengan yang terlafazkan
Harapan tenggelam dalam dalih indahnya perbedaan
Perkara pokok pangkal tergelatak lemah tak pernah diperhatikan
Entah kapitalisme atau asabiah yang melekat dalam akal
Hilir mudik alasan indahnya perbedaan membuat asa persatuan terjungkal
Semua termaktub dalam dalih wilayah dan kearifan lokal
Nasionalisme bersukacita menorehkan sekat dengan batas teritorial
Bukan sebatas tamsil persatuan
Serangkaian ibadah haji telah nyata digariskan
Bingkai syariat dimuat dalam indahnya aturan
Tak layak ditabrak apalagi ditinggalkan
Persatuan bukan sebatas tamsil yang ada
Lukisan perintah terpahat dari firman Sang Pencipta
Terhias pula dari lisan Baginda Nabi yang mulia
Wajib bersatu dalam segala beda
Bukan tentang letak beda geografis ataupun waktu terbit matahari
Ketentuan dua hari raya telah dicontohkan Baginda Nabi
Bukan sebatas tamsil persatuan hakiki
Namun, terpancar dari wahyu Zat Yang Maha Suci
https://narasipost.com/sastra/11/2021/hujan-janji/
Serangkaian ibadah haruslah berasas akidah Islam
Ketundukan harus mendarah daging sepanjang siang dan malam
Bukan sebatas tamsil antara terang dan kelam
Keteraturan terhias rapi di semesta alam
Langkah membara wujudkan persatuan hakiki
Meski tertatih deru semangat tak pernah berhenti
Persatuan tak sekadar di momen Iduladha atau Idulfitri
Aturan kehidupan bersatu padu dalam tatanan titah Zat Yang Maha Suci
Perjuangan untuk wujudkan ukhuwah islamiah tetap ada
Untuk menjadikan Islam mercusuar peradaban di seluruh penjuru dunia
Dihiasi niat kokoh, tawakal, ikhtiar, dan bait-bait doa
Demi melanjutkan kehidupan Islam dalam dekapan rida Sang Pencipta
Al Fakir.
Probolinggo, 21-6-2024[]
Setelah sekian lama, akhirnya muncul kembali sastra keren dari Mbak Afiyah. Barakallah
maa syaa Allah karya sastranya bagus sekalii mbaakk, bintang empatt! *emot4bintang*
maasyaaAllah, jadi teringat dengan seorang sahabat Rasulullah Hassan bin Tsabit yang membuat syair dan menjadi pembuka hidayah bagi Abdullah bin Ziba'ra. Setelah menjadi muslim, Abdullah bin Ziba'ra membuat syair yang isinya permohonan maaf kepada Rasululah atas perbuatan masa lalunya. Syair sudah memiliki tempat dalam Islam sejak dulu bernarasi dengan cara berbeda yang menyentuh akal dan jiwa. Barokallohu fiik, mba
MasyaAllah Luar biasa selalu indah kata-kata mbk afiyah dalam berpuisi. Manusia kebanyakan tidak mempedulikan lagi Ummatan wahidan, padahal menjaga persatuan akan membinasakan perpecahan. Salah satunya penentuan hari raya yang menjadikan umat bercerai-berai.