Student Loan, Haruskah Jadi Solusi?

Student loan haruskah jadi solusi

Student loan sebenarnya bukan solusi untuk mengatasi UKT yang tinggi. Proyek ini justru akan menjerumuskan rakyat dalam jeratan utang.

Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Subsidi untuk perguruan tinggi hilang, pemerintah membudayakan utang. Sepertinya, ungkapan ini cocok untuk menggambarkan situasi di dunia kampus saat ini. Sebelumnya masyarakat sudah mengkritisi sebuah PTN yang menyarankan mahasiswanya utang ke pinjol untuk bayar kuliah. Sekarang, pemerintah ikut-ikutan mewacanakan student loan.

Student loan mulai banyak dibicarakan oleh masyarakat sejak berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) berlipat-lipat. Mereka sudah khawatir bahwa kenaikan UKT yang tidak masuk akal itu akan diikuti dengan proyek student loan. Ternyata, kekhawatiran mereka pun terjadi.

Tak lama setelah masyarakat meributkan UKT, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan skema student loan bagi mahasiswa. Apa sebenarnya student loan itu? Apakah hal itu memberi solusi bagi permasalahan mahasiswa yang kesulitan membayar biaya kuliah? Bagaimana pula pandangan Islam tentang hal ini?

Apa Student Loan Itu?

Student loan adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu siswa dalam membiayai pendidikan di perguruan tinggi. Pinjaman itu digunakan untuk membiayai kuliah atau Uang Kuliah Tunggal (UKT). Karena ditujukan untuk mahasiswa, bunga pinjaman ini tentu lebih rendah dan dapat dibayar setelah mereka lulus kuliah.

Student loan telah diterapkan di beberapa negara di Asia, Australia, dan Eropa. Di antaranya adalah Korea Selatan, Hongkong, India, Amerika Serikat, Inggris, dan Selandia Baru. Dari beberapa negara tersebut, hanya Selandia Baru yang tidak membebankan bunga kepada peminjam. (wikipedia.org)

Indonesia sebenarnya juga pernah menerapkan student loan pada 1980-an. Pinjaman dana pendidikan saat itu tidak dikenai bunga. Namun, proyek itu mengalami kegagalan karena banyak mahasiswa yang telah lulus tidak membayar utang mereka.

Kapitalisasi Pendidikan

Berkaca pada kegagalan proyek student loan sebelumnya, pemerintah berupaya untuk mengkaji beberapa skema agar proyek ini berhasil. Skema pertama adalah pinjaman lunak dalam bentuk kredit mikro seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga tiga persen. Skema kedua adalah pinjaman tanpa bunga dari dana bergulir.

Skema student loan yang diwacanakan oleh pemerintah saat ini tengah dikaji oleh beberapa pihak. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Tjitjik Tjahjandarie, Pelaksana Tugas Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi, rencana ini masih digodok bersama beberapa kementerian. Menurutnya, selain Kemendikbud Ristek, rencana ini harus dibahas oleh kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (kompas.com, 15-05-2024)

Rencana pemerintah ini makin menegaskan terjadinya kapitalisasi di bidang pendidikan di negeri ini. Dengan kata lain, negara melakukan bisnis dengan rakyat. Negara berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari pemberian fasilitas yang diberikan kepada rakyat.

Kondisi ini terjadi akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem yang lahir dari pemikiran manusia ini menjadikan materi sebagai tujuan. Konsep ini pun diterapkan oleh negara dalam mengurus rakyatnya.

Oleh karena itu, rakyat harus mengeluarkan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya merupakan hak mereka. Mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan air, listrik, dan bahan bakar. Mereka harus membayar biaya pendidikan dan pengobatan yang tinggi. Kesengsaraan mereka masih ditambah dengan kewajiban untuk membayar berbagai macam pajak.

Sebuah Ironi

Negeri ini begitu kaya dengan sumber daya alam. Minyak bumi, emas, tembaga, batu bara, dan sebagainya banyak ditemukan di bumi khatulistiwa ini. Sayangnya, kekayaan alam itu tidak dapat dinikmati oleh rakyat. Sebagian besar dari kekayaan itu dijarah oleh penjajah atas nama investasi.

Memang, Indonesia mendapatkan bagian. Namun, bagian itu terlalu kecil. Bagian yang sangat kecil itu pun hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sedangkan mayoritas rakyat justru mendapatkan dampak negatifnya berupa bencana alam dan kerusakan lingkungan.

Mestinya, kekayaan alam itu dapat dikelola sendiri oleh negara. Hasilnya dapat digunakan untuk membangun berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh rakyat. Salah satunya adalah fasilitas pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Inilah ironi yang terjadi di negeri ini. Negeri yang loh jinawi, tetapi rakyatnya tidak ikut menikmati. Penguasa yang mereka percayai seolah tak peduli.

Kerja, Kerja, dan Kerja

Para mahasiswa yang mendapatkan pinjaman, memang dapat membayar utangnya setelah ia bekerja. Namun, mereka juga diharapkan untuk mulai bekerja saat masih berstatus sebagai mahasiswa. Dengan demikian, mereka dapat mulai mengangsur cicilan utang sebelum lulus kuliah.

Dapat dibayangkan, betapa repotnya para mahasiswa ini. Di satu sisi mereka dituntut untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas kuliah agar memahami ilmu yang dipelajarinya. Di sisi lain, mereka juga dituntut untuk segera bekerja agar dapat membayar utang.

Padahal saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Jangankan untuk mereka yang masih berstatus mahasiswa, mereka yang sudah lulus kuliah pun banyak yang menganggur. Kalau pun ada, biasanya adalah pekerjaan yang menguras waktu dan tenaga dan tidak membutuhkan keahlian khusus, seperti butuh, pegawai toko, tukang ojek, atau kurir.

Hal ini tentu sangat memengaruhi hasil belajar mereka. Bisa jadi, mereka kuliah hanya sekadar untuk mendapatkan ijazah. Sementara, hanya sedikit ilmu yang mereka dapatkan.

Pendidikan dalam Islam

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah pendidikan. Islam menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Allah Swt. pun menyatakan bahwa mereka yang berpendidikan memiliki derajat lebih tinggi dari yang tidak berpendidikan. Seperti yang dinyatakan oleh Allah Swt. melalui surah Al-Mujadalah [58]: 11

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الٔعِلْمَ دَرَجٰتٍ

Artinya: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”

Banyak nas hadis yang menunjukkan wajibnya menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu ini sejak kecil, baik kepada laki-laki maupun perempuan. Bahkan, kaum muslim juga diperintahkan untuk menuntut hingga ke negeri yang jauh, seperti Cina. Semua itu menunjukkan bahwa Islam sangat mementingkan ilmu.

Hal itu tidak mengherankan karena dengan ilmu yang mereka miliki, mereka dapat terus mempertahankan peradaban Islam. Mereka tidak akan mudah ditipu dan dikalahkan oleh umat lain. Sebaliknya, tanpa ilmu, mereka menjadi lemah dan mudah dikalahkan.

Oleh karena itu, Islam mewajibkan negara untuk menyediakan fasilitas pendidikan kepada masyarakat secara gratis, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Setelah Perang Badar usai, kaum muslim mendapatkan tawanan. Rasulullah saw. pun meminta kepada para tawanan itu untuk mengajarkan baca tulis kepada anak-anak kaum muslim. Sebagai imbalannya, mereka dibebaskan.

https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/gagal-kuliah-bukan-akhir-segalanya/

Para khalifah yang menggantikan Rasulullah saw. pun meneladani beliau. Mereka juga menyediakan berbagai fasilitas pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan, dan asrama. Semua dapat diakses oleh masyarakat secara gratis.

Negara tidak akan membebani rakyat dengan biaya pendidikan yang tinggi. Apalagi dikapitalisasi melalui student loan. Jika pinjaman itu tak berbunga, tetap saja menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan. Jika pemerintah mengambil bunga dari pinjaman itu, berarti membudayakan riba dan menjerumuskan rakyat pada keharaman.

Dengan bekal pendidikan yang disediakan oleh negara, generasi muda Islam pun dapat meraih kejayaan. Mereka menjadi umat terbaik yang belum ada bandingannya dalam sejarah peradaban manusia.

Wallaahu a’lam bi ash-shawaab []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Rumah, Tempat Ternyaman Untuk Pulang
Next
Tentang Nabi Muhammad Saw. (Bagian 2)
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
angesti widadi
5 months ago

Katakan Big No terhadap kebijakan "Study Loan" :))

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  angesti widadi
5 months ago

Katakan yes pada syariat

Sartinah
Sartinah
5 months ago

Ya Allah, nelangsanya mau menuntut ilmu di negeri ini. Biaya sekolah atau kuliah mahal. Kalau sudah lulus mau kerja sulit lapangan kerja, belum lagi harus bayar utang pendidikan.

Miris deh ...

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Sartinah
5 months ago

Iya mbak. Semoga hal ini tidak sampai mematahkan semangat generasi muda untuk belajar dan menuntut ilmu.

Mahganipatra
Mahganipatra
5 months ago

Negara makin zalim, setiap sudut kebijakannya selalu menyengsarakan rakyat. Bahkan kebijakan dalam masalah pendidikan yang notabene sarana untuk melahirkan generasi penerus peradaban saja masih terus direcoki dengan sistem yang rusak.

Ya Allah, semoga sistem ini segera hancur dan diganti dengan sistem yang sempurna dan mulia yaitu Islam.... aamiin Allahumma aamiin

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Mahganipatra
5 months ago

Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin

Novianti
Novianti
5 months ago

Belum tentu sehabis kuliah langsung dapat kerja. Bagaimana jika kondisinya demikian? Solusi ala kapitalis itu menyelesaikan masalah dengan nambah masalah baru.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Novianti
5 months ago

Betul, sekali

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram