Tidak ada salahnya kita melakukan aktivitas tawa yang dimulai dengan candaan ringan, lucu namun tetap santun dan tetap pada koridor syarak untuk menstimulus syaraf-syaraf otak yang tegang dan lelah.
Oleh. Bunga Padi
(Kontributor Narasipost.Com)
NarasiPost.Com-Halo, Sahabat, apa kabar? Semoga tetap sehat dan bahagia selalu. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas tentang aktivitas tertawa yang menjadi TOR NP, 26-Mei-2024.
Kemarin di beranda akun media sosial saya lewat sebuah video. Di dalam video ada seorang pria mengomentari sebuah video yang lain. Yang mana si pria merasa geli dengan ucapan sang tokoh yang ada di video yang ditontonnya. Sehingga membuat pria tersebut tertawa terpingkal-pingkal. Melihat sang pria tertawa gelak, saya pun otomatis tertawa saat itu. Yah, boleh dibilang tawa pria tersebut menulari ke siapa pun yang melihat atau menontonnya tak kecuali saya pun demikian.
Sebenarnya apa sih yang membuat tertawa itu bisa menular? Bagaimana dampak positif dan negatif tertawa menurut kacamata medis. Lalu, bagaimana tertawa menurut pandangan Islam. Yuk, simak terus artikel ini hingga tuntas.
Tertawa Sifat Alamiah Manusia
Dalam kamus KBBI, tawa adalah kata dasar. Tawa merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi rasa gembira, geli, atau senang dengan mengeluarkan suara pelan, sedang, atau berbunyi nyaring alias keras melalui alat ucap. Dengan kata lain tertawa adalah tindakan yang melahirkan perasaan gembira, senang, atau geli dengan suara berderai bagaikan batu-batu yang berjatuhan dari gunung.
Aktivitas tertawa bisa dialami dan dilakukan oleh siapa saja, di mana atau kapan pun tanpa berbatas ruang. Mereka yang mengalami bisa laki-laki ataupun perempuan, semua bisa tertawa tanpa tersekat usia. Mulai dari usia bayi hingga lansia akan mengalami yang namanya aktivitas tertawa. Hanya saja kadar tertawa setiap orang berbeda-beda. Seperti halnya tertawa pada bayi berumur 1 tahun dengan anak-anak umur 10 tahun tidaklah sama. Pun begitu tertawanya orang yang cenderung pendiam dengan tertawanya mereka yang periang, frekuensinya sedikit berbeda, meski sama-sama tertawa.
Namun, perlu dipahami tertawa sendiri merupakan reaksi alamiah pada diri setiap orang. Beragam pemicu seseorang bisa tertawa. Ambillah contoh Rina Nose seorang komedian wanita yang terkenal memiliki talenta serba bisa. Ia akan memerankan semisal mantan presiden wanita di negeri ini. Maka Rina pun menirukan gaya bicara, gaya berjalan, cara berpakaian, mimik wajah, dan nada suara tokoh yang diperankannya, hampir mendekati sempurna tanpa menghilangkan ciri khas dirinya. Sontak saja aksi kocak Rina Nose akan menjadi pusat perhatian dan mengundang gelak tawa para penonton. Ada yang terbahak-bahak, tertawa lepas, terpingkal-pingkal, namun ada juga yang tertawa ala kadarnya. Bahkan ada orang yang tadinya enggan tertawa namun melihat riuhnya suara tawa berujung ikut tertawa. Artinya di sini seseorang tersebut telah tertulari aktivitas tawa orang-orang di sekitarnya. Sungguh luar biasa dahsyat tarikan tawa tersebut. Sering kita mendengar tentang penyakit menular ternyata tertawa pun bisa menular.
Tertawa dalam Pandangan Medis
Menurut, Sophie Scott. PhD, seorang profesor neurosains kognitif di University College London (UCL) mengutip dari Reader’s Digest. Bahwa tertawa adalah ekspresi emosional nonverbal. Sebuah studi yang diterbitkan pada Trends in Cognitive Sciences menunjukkan hasil penelitiannya bahwa seseorang akan tertawa 30 kali bahkan lebih kala mereka berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain. Sebab momen kebersamaan telah membuat mereka merasa gembira dan bahagia, sehingga mendorong mereka mudah untuk tertawa.
Sophie juga memaparkan bahwa tawa yang hadir merupakan respons fisiologis. Di mana saat seseorang tertawa maka otak akan melepaskan endorfin yang membuat seluruh tubuh menjadi rileks, tak hanya itu otot-otot di sekitar wajah serta sistem pernapasan pun turut andil dalam aktivitas tawa yang terjadi. (detik.com, 23-8-2023)
Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa faedah tertawa bagi kesehatan tubuh maupun jiwa manusia, di antaranya :
Kesatu, aktivitas tertawa mampu mengurangi stres atau depresi. Dengan adanya aktivitas tertawa maka beban pikiran menjadi berkurang. Kemampuan lainnya, mengubah suasana dan perasaan hati menjadi lebih positif, gembira, tenang, dan damai. Ketika sedang tertawa maka hormon stres pun terlepas, yakni epinefrin, kortisol, maupun dopamin. Di saat yang bersamaan hormon endorfin akan meningkat menjadi hormon kebahagiaan. Selain itu, sirkulasi darah menjadi lancar dan membuat otot–otot lebih rileks. Manfaat lainnya adalah tingkat kecemasan berangsur menjadi stabil, kondisi psikologis menjadi lebih baik, dan kualitas hidup pun meningkat.
Kedua, aktivitas tertawa juga mampu mengurangi risiko terkena serangan jantung. Sebab dengan tertawa telah menurunkan hormon stres dan peradangan. Di samping itu, di dalam tubuh kolesterol baik atau HDL akan mengalami peningkatan jumlahnya, sehingga tidak lagi terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan membuat aliran darah menjadi lancar.
Ketiga, di saat tertawa kadar hormon endorfin meningkat. Dengan begitu sangat ampuh sebagai obat alami yang mampu mengurangi rasa sakit maupun nyeri, sebagaimana yang dialami penderita kanker.
Keempat, ketika situasi emosi labil, insomnia, pikiran terasa rumit dan buntu, maka mengatasinya dengan melakukan aktivitas tertawa, sehingga semua emosi negatif berangsur mereda. Tak kalah penting, yakni kepiawaian dalam mengelola dan manajemen stres/masalah dengan baik.
Kelima, aktivitas tertawa sebagai sarana mengatasi rasa sunyi, galau, atau rasa sedih yang melanda. Maka duduk dan tertawalah bersama orang-orang terdekat maupun sahabat. Dengan tertawa bersama akan mengurangi kesedihan dan membantu menghalau gundah gulana. Bisa juga dengan menelepon seseorang yang dipercaya.
Keenam, sebelum tertawa seseorang tak lepas dari garis senyuman di wajahnya. Ketika sedang berkumpul bersama orang lain di saat itulah seseorang mengurai senyuman di wajahnya lalu tertawa. Tampaklah ia elok dipandang, menawan, dan terkesan lebih ramah. Hal positif lainnya, orang-orang pun merasa senang, nyaman, tertarik, dan tidak segan memulai percakapan dengannya. Hubungan silah ukhuwah dengan orang-orang tersayang pun semakin dekat dan hangat.
Ketujuh, tertawa menjadi sarana olah raga murah meriah tanpa biaya. Saat tertawa dengan baik mampu melatih otot diafragma, kontraksi otot perut dan bahu. Serta mengendurkan ketegangan otot-otot pada wajah. Maka tak mengherankan jika kamu menjumpai mereka yang mudah tersenyum dan tertawa penampilan wajahnya terlihat lebih berseri dan lebih muda dari umur yang sebenarnya.
Dampak Negatif Tertawa Berlebihan
Pada perkara tertentu tertawa tetap menjadi perhatian. Meski aktivitas tertawa sangat bermanfaat. Namun, memastikan tidak untuk tertawa berlebihan. Apatah lagi tertawa sampai membuat kegaduhan dan berisik bagi orang lain. Hendaklah seseorang memperhatikan keadaan, waktu dan tempat di mana ia boleh melepas tawa.
Pada kasus penyakit tertentu, tertawa berlebihan akan memicu reaksi asma, kejang gelastik, asfiksia (sesak napas), pecahnya tonjolan yang terbentuk pada pembuluh darah di otak (Aneurisma otak), mengalami penurunan kesadaran atau pingsan (syncope), hingga kematian. Seperti yang terjadi pada seorang filsuf Yunani Chrysippus yang tertawa terlalu keras atau terbahak-bahak atas lelucon yang dibuatnya, selang tak berapa setelah itu ia pun dinyatakan tewas. (kompas.com, 6-4-2021)
Pandangan Islam
Islam sebagai agama yang sempurna termasuk mengatur bagaimana tertawa dan bercanda yang baik tanpa melanggar norma agama dan sosial. Tertawa adalah fitrah manusia, dan bukanlah hal yang tercela tetapi akan menjadi bencana bila dilakukan secara berlebihan, mengandung unsur kebohongan, dan tanpa adab.
https://narasipost.com/medical/04/2024/tertawa-ditinjau-dari-sisi-medis-dan-islam/
Rasulullah saw. telah mengingatkan kepada umatnya melalui Abu Hurairah r.a. yang menuturkan, “Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah no 3400)
Sebuah nasihat yang indah, agar tidak tertawa berlebih-lebihan tersebab mengandung celaan dan dapat mematikan hati. Sebagai manusia pemberi teladan bagi umatnya, Rasulullah saw., juga telah bercanda dan tertawa dengan keluarga intinya, dan sahabat-sahabatnya pada keadaan tertentu.
Sungguh tak dapat membayangkan bila dalam kehidupan sehari-hari, selalu dalam keadaan serius, kaku, tegang, dan wajah datar. Pastinya akan terasa garing, suntuk, dan membosankan. Jika menemukan orang semacam ini, ada baiknya diajak bercanda atau mengingatkannya agar menghiasi hidupnya dengan lelucon dan tawa, agar terhindar dari hal-hal yang buruk padanya.
Pun sebaliknya orang yang tertawa berlebihan bukan hal yang baik. Bagi mereka yang tidak bisa mengontrol gelak tawanya, segera menyadari untuk dapat menahan tawanya agar tidak tertawa terbahak-bahak terlebih di tempat umum. Di saat berbicara dengan orang lain untuk tetap tenang saat berhadapan dengan lawan bicara dan memperhatikan apa yang menjadi topik pembicaraan. Jika situasi serius tidaklah tertawa guna menjaga perasaan lawan bicara.
Khatimah
Di tengah kehidupan sekuler-liberal hari ini, persoalan hidup yang membelit begitu kompleks dan melelahkan. Sementara menuntut untuk terus bergerak, tidak ada salahnya kita melakukan aktivitas tawa yang dimulai dengan candaan ringan, lucu namun tetap santun dan tetap pada koridor syarak untuk menstimulus syaraf-syaraf otak yang tegang dan lelah. Semoga dengan begitu menjadi rileks, menyenangkan, dan hilanglah rasa capai, semangat pun kembali menyala. Dakwah pun semakin gencar.
Wallahu a’lam.[]
Masyaallah, ternyata tertawa banyak manfaatnya ya yang penting jangan berlebihan. Memang suka menular
ya kalau lihat yang lucu-lucu.
Sepertinya saya harus lebih sering tertawa ini, hehe ...
Barakallah mbak Mimi.
Aamiin Allahumma Aamiin
Iy mb Sartinah tertawa bisa menular juga ya...jazakillah khairan ya udah mampir. Sukses selalu. Aamiin
Masyaallah tabarakallah
Melihat image baby yg lucu, dan menggemaskan spontan tertawanya sang baby menular ke saya nya ...huwaa.
Jazakillah khairan Ibu Pemred dan Tim NP. Sukses always.